SUPREMASI PATRIARKI: REAKSI MASYARAKAT INDONESIA DALAM MENYIKAPI NARASI SEKSUALITAS DAN PERKOSAAN KASUS REYNHARD SINAGA

Nikodemus Niko, Alfin Dwi Rahmawan

Abstract

The main idea of this paper is to dismantle the narrative of sexuality which is often likened to sexual violence (rape) narratives in various cases. This Paper departs from a phenomenon that is being highlighted at the beginning of 2020, which is about rape involving Indonesian citizens who are in the UK. It is reported that rape made by Indonesian citizen is the biggest rape case in England. The problem is the phenomenon of rape made by the Indonesian citizen become a patriarchy supremacy with the number of comments that are in the universe of cyberspace. The method of this peper are qualitative with a library study approach. The presenting of descriptive data analysis derived from the secondary data. The data analyzed are from secondary data derived from media coverage, scientific journals and books related to this paper theme. Based on the analysis, Indonesian society is largely still assuming that rape crimes are related to sexuality. In the case of Reynhard the more condemned was the sexuality (homosexual) than the crimes and criminal he committed. Sexuality is a private realm, which is not a defining you want to be a good person or a bad person. While rape is a criminal offence that is entirely different to sexuality, where rape is not the case for sexuality but rather a lame power relationship.

Keywords: Sexual Violence; Sexuality; Patriarchy Supremacy; Rape.

 

Abstrak

Ide utama dari paper ini adalah ingin membongkar narasi seksualitas yang acapkali dipersamakan dengan narasi kekerasan seksual (perkosaan) pada berbagai kasus. Paper ini berangkat dari fenomena yang sedang menjadi sorotan di awal tahun 2020, yakni tentang pemerkosaan yang melibatkan warga negara Indonesia yang berada di Inggris. Diberitakan bahwa pemerkosaan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia ini merupakan kasus pemerkosaan terbesar di Inggris. Permasalahan disini, fenomena pemerkosaan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia tersebut menjadi sebuah supremasi patriarki dengan banyaknya komentar yang berseliweran di jagat dunia maya. Metode yang dilakukan dalam peper ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Penyajian data deskriptif analisis yang berasal dari data sukender. Data yang dianalisis berasal dari data sekunder yang berasal dari pemberitaan media, jurnal ilmiah dan buku yang berkaitan dengan tema paper ini. Berdasarkan analisis, masyarakat Indonesia sebagian besar masih beranggapan bahwa kejahatan perkosaan berkaitan dengan seksualitas. Pada kasus Reynhard yang lebih banyak dikutuk adalah seksualitasnya (homoseksual) dibandingkan kejahatan dan kriminal yang dilakukannya. Seksualitas adalah ranah privat, yang bukan menjadi penentu kau mau jadi orang baik atau orang jahat. Sementara perkosaan adalah tindak pidana yang sama sekali berbeda dengan seksualitas, dimana perkosaan bukan terjadi karena seksualitas melainkan adanya relasi kuasa yang timpang.

Kata kunci : Kekerasan Seksual; Seksualitas; Supremasi Patriarki, Perkosaan.

Full Text:

PDF

References

Achmadi, J. 2020. Reynhard dan Bobroknya Sistem Peradilan Kita. Retrieved from: https://www.google.com/amp/s/kolom.tempo.co/ amp/1294768/reynhard-dan-bobroknya-sistem-peradilan-kita

Ademiluka, S. O. 2018. Patriarchy and Women Abuse: Perspective from Ancient Israel and Africa. OTE. 31(2): 339-362. Doi: https://doi.org/10.17159/2312-3621 /2018/v31n2a5

Arifin, E. Z. 2017. Perkembangan Teori Dan Teknik Analisis Wacana: Dari Teori Konvensional ke Teori Modern. Jurnal Pujangga. 3(1):1-21.

Balogun, A. D., & Gusau, A. M. 2012. Women Struggle for Supremacy or Equality in Contemporary World: Prospects and Challenge. OIDA International Journal of Sustainable Development. 4(9): 17-27. Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=2131936

Budiwati, T. R. 2011. Representasi Wacana Gender dalam Ungkapan Berbahasa Indonesia dan Bahasa Inggris: Analisis Wacana Kritis. Kawistara. 1(3):298-320. Doi: https://doi.org/10.22146/kawistara. 3926

Creswell, J. W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

DeBeavoir, S. 2016. Second Sex. Jakarta: Pustaka Promethea.

Dianastiti, F. E., & Mardikantoro, H. B. 2016. Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Harian Suara Merdeka, Harian Republika, Harian Kompas, dan Tabloid Derap Guru Dalam Pembentukan Citra Guru. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 5(2):136-147. Doi: http://dx.doi.org/10.15294/SELOKA.v6i1.14766

Dworkin, A. 1993. Prostitution and Male Supremacy. Michigan Journal of Gender and Law. 1 (1): 1-12. Available at: https://repository.law. umich.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1191&context=mjgl

Gaol, D. F. L. 2016. Implikasi Pemberitaan Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) pada Aktivitas Lembaga Swadaya Masyarakat. Jurnal Arvant Garde. 4(2): 17-32. Doi: http://dx.doi.org/10.36080/ avg.v4i2.603

Gee, J. P. 1999. An Introduction to Discourse Analysis: Theory and Method. London and New York: Routledge.

Komnas Perempuan. 2019. Korban Bersuara, Data Bicara Sahkan Ruu Penghapusan Kekerasan Seksual Sebagai Wujud Komitmen Negara. Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan. Retrieved from: https://www.komnasperempuan.go.id/file/Catatan%20Tahunan%20Kekerasan%20Terhadap%20Perempuan%202019.pdf

Kurnia, A. R., & Riyantini, R. 2018. Pemberitaan Lesbi, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) Di Televisi Terhadap Tingkat Kecemasan Orang Tua (Survei Warga Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat). Ekspresi & Persepsi: Jurnal Ilmu Komunikasi. 1(1):73-90. Doi: http://dx.doi.org/10.33822/jep.vli01.446

Kusuma, A. dkk. 2019. Analisis Keberlakuan RKUHP dan RUU-PKS dalam Mengatur Tindak Kekerasan Seksual. Lex Scientia Law Review. 2(2): 55-68.

Kuswandari, A. H, Slamet, S. Y., & Setiawan, B. 2017. Analisis Wacana: Representasi Pendidikan Indonesia Pada Berita Online Detik.com. Metalingua. 15 (2):145-152. Doi: http://dx.doi.org/10.26499/ metalingua.v15i2.120

Lingga, M. A., & Syam, H. M. 2018. Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada Media Online Republika.co.id dan Tempo.co. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah. 3(1):1-12.

Ming-ying, X. 2014. Empowerment throught Feminine Narrative in the Male Supremacy in the Black Prince. International Journal of Humanities and Social Science. 4(7): 65-69.

Mongie, D. L. 2016. Critical Discourse Analysis as Queer Linguistics: Religious pro- and anti-LGBT equality framing and counterframing in two letters to the editor in the City Press. Stellenbosch Papers in Linguistics Plus. 49:23-43. Doi: http://dx.doi.org/10.5842/49-0-664

Niko, N. 2016[1]. Membedah “Normalisme” dan Stigmatisasi Gay dalam Pemberitaan Media di Indonesia. Jurnal Communicate. 1(2): 105-114. Doi: http://dx.doi.org/10.31479/jc.v1i2.41

Niko, N. 2016[2]. Boy Prostitute: Kemiskinan dan Life Style. Yogyakarta: Deepublish Publishing.

Nilan, P., et al. 2014. Indonesian Men’s Perceptions of Violence Against Women. Violence Against Women. Vol. 20(7): 869–888. Doi: http://doi.org/10.1177/1077801214543383

Nirwanto, G. D. 2016. Pembingkaian Berita Pro Kontra LGBT di Laman Topik Pilihan Kompas.com. Jurnal E-Komunikasi. 4(1):1-12.

Parker, S., & Parker, H. 1979. The Myth of Male Superiority: Rise and Demise. American Antropologist. 8: 289-309.

Pratiwi, A. 2018. Konstruksi Realitas dan Media Massa (Analisis Framing Pemberitaan LGBT di Republika dan BBC News Model Robert N. Entman. THAQÃFIYYÃT. 19(1): 50-71.

Purwanti, A. 2017. Protection and Rehabilitation for Women Victims of Violence according to Indonesian Law (Study on Central Java Government's handling through KPK2BGA). Diponegoro Law Review. 2(2): 312-325. Doi: https://doi.org/10.14710/dilrev.2.2. 2017.68-81

Purwanti, A., & Prabowo, R. A. 2018. Women Rights Fulfillment As The Victim Of Gross Human Rights Violation: Urgency For The Sexual Violence Eradication Bill. Indonesia Law Review. (3): 303-315.

Rahadian, A. 2019. Sosiologi Menjawab: Gender, Seks & Orientasi Seksual. Retrieved from: https://medium.com/@ariefism/sosiologi-menjawab-gender-seks-dan-orientasi-seksual-7c4adbf85cc7

Saidatunnisia, N. E., Sili, S., & Nasrullah. 2019. The Inequality Issues of Male Supremacy Towards Rose Character in Titanic Movie. Jurnal Ilmu Budaya. 3(4): 393-403. Doi: http://dx.doi.org/10.5281/ ilmubudaya.v3i4.2364

Schieble, M. 2012. A critical discourse analysis of teachers’ views on LGBT literature. Discourse: Studies in the Cultural Politics of Education. 33(2):207-222. Doi: http://dx.doi.org/10.1080/01596306. 2011.620758

Sujadmi, L., & Herdiyanti. 2018. Upaya Pencegahan Sexual Violence Pada Remaja Sekolah di Merawang Kabupaten Bangka. Society. 6(2): 51-57. Doi: https://doi.org/10.33019/society.v6i2.69

Sultana, A. 2011. Patriarchy and Women’s Subordination: A Theoritical Analysis. The Art Faculty Journal. 1(1): 1-18.

Wiradyana, K. 2018. Michel Foucault: Arkeologi Pengetahuan dan Pengetahuan Arkeologi. Jakarta: Yayasan Obor.

Zakiah, N. R. 2018. Bahaya Akut Persekusi LGBT. Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat.

Zuhra, W. U. N. 2019. Testimoni Kekerasan Seksual 174 Penyintas 79 Kampus 29 Kota. Retrieved from: https://tirto.id/testimoni-kekerasan-seksual-174-penyintas-79-kampus-29-kota-dmTW

Zuniadi, I. 2018. Analisis Framing Pemberitaan Kasus Hukuman Cambuk Terhadap Pelaku Gay di Aceh Pada Harian Serambi Indonesia. Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study. 4(2): 160-172. Doi: http://dx.doi.org/10.31289/simbollika.v4i2.1896

Refbacks

  • There are currently no refbacks.