WAYANG WAHYU : HIBURAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Thomas Aquinas Gutama

Abstract

The life of modern society offers a variety of entertainment media, so traditional entertainment such as wayang is no longer interesting. Some religious institutions open themselves so that their religious teachings can be learned through the wayang wahyu revelation. The purpose of this study is to examine the wayang Ngajab Rahayu revelation which was chosen as a medium for planting the values of community life, and the community's response to the wayang wahyu revelation and understanding and implementing it in social life. This qualitative descriptive study was conducted on the audience of Wayang Wahyu Ngajab Rahayu, dhalang Wayang Wahyu Ngajab Rahayu, a Christian religious figure in Surakarta. Data analysis techniques using an interactive analysis model with the Functional Structural Theory of Parsons. The results showed that Wayang Wahyu is not just a spectacle that is used as a guide, but rather a guidance that is exhibited and realized by Christians. So that Wayang Wahyu is seen from an artistic point of view as an entertaining spectacle with its jokes, while from the point of view of preaching it is a model for learning the Christian faith. Wayang Wahyu provides an example of good deeds, which is a learning process for Christians to "ground" the teachings of Christ in the past for modern life. After people become acquainted with religion, their adherents often make it an exaggerated difference. For that we need wisdom in dealing with differences. There needs to be a "dialogue" that expresses what is taught by a religion, so that other religions can know and understand it. Wayang Wahyu can be an example of dialogue between religious communities.

Keywords: Puppet Wahyu; Entertainment; Learning Media.


Abstrak

Kehidupan masyarakat modern banyak menawarkan berbagai media hiburan, sehingga hiburan tradisional seperti wayang tidak menarik lagi. Lembaga agama ada yang membuka diri agar ajaran agamanya bisa dipelajari melalui pentas wayang wahyu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji wayang wahyu Ngajab Rahayu yang dipilih sebagai media penanaman nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, dan tanggapan masyarakat terhadap pertunjukkan wayang wahyu dan memaknai dan mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan terhadap penonton Wayang Wahyu Ngajab Rahayu, dhalang Wayang Wahyu Ngajab Rahayu, tokoh agama Kristiani di Surakarta. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan teori Struktural Fungsional dari Parsons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wayang Wahyu bukan sekedar tontonan yang dijadikan tuntunan, melainkan suatu tuntunan yang dipertontonkan dan diwujudkan oleh para pemeluk agama Kristiani. Sehingga Wayang Wahyu dilihat dari sudut kesenian merupakan suatu tontonan yang menghibur dengan leluconnya, sedangkan dari sudut pewartaan merupakan model pembelajaran iman Kristiani. Wayang Wahyu memberikan contoh perbuatan baik merupakan suatu pembelajaran bagi pemeluk agama Kristiani untuk “membumikan” ajaran Kristus pada jaman yang lampau untuk kehidupan modern ini. Setelah orang mengenal agama, pemeluknya sering menjadikannya suatu perbedaan yang terlalu dibesar-besarkan. Untuk itu perlu kearifan dalam menyikapi perbedaan. Perlu adanya suatu “dialog” yang mengungkapkan apa yang diajarkan oleh suatu agama, sehingga agama lain dapat mengetahui dan memahaminya. Wayang Wahyu dapat menjadi contoh ajang dialog antar umat beragama.  

Kata kunci : Wayang Wahyu; Hiburan; Media Pembelajaran.

Full Text:

PDF

References

Amir, Hazim. 1994. Nilai-nilai Etis dalam Wayang. Jakarta: Sinar Harapan.

Budi, Setyo. 2003. Spesifikasi dan Karakteristik Wayang Wahyu Surakarta. Bahasa dan Seni. Vol. 31, No. 2.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif (dasar-dasar dan aplikasi). Malang: Ya3 Malang.

Grathoff, Richard. 2000. Kesesuaian antara Alfred Schutz dan Talcott Parsons:Teori Aksi Sosial. Jakarta: Kencana.

Horton Paul B dan Hunt Chester L. 1987. Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Komaruddin Hidayat dan Muhamad Wahyudi Nafis. 2003. Agama Masa Depan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono, Sri. 1989. Wayang, Asal-usul, Filsafat, dan Masa Depannya. Jakarta: CV Haji Masagung.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Wayang dan Pengembangan Karakter Bangsa. Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun. 1 No 1: 18-34.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media.

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sindung Haryanto 2015. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Soleman B.Taneko 1994. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: CV Fajar Agung.

Weber, Max. 2013. Sosiologi Agama. Yogyakarta: CV Diva Press.

Wibisono, Singgih. 2009. Wayang, Karya Agung Dunia.

http://www.SastraIndonesia.com/2009/12/Wayang,Karya Agung Dunia/. Diunduh 20 Maret 2019.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.