DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL ANAK DALAM PELESTARIAN PERMAINAN TRADISIONAL
Abstract
Traditional game in modern era should be preserved because of many social values contained in it to create the child with social character, and in digital era, gadget has entrapped child into predisposition to play game individually and to forget traditional game. In this action research, the author along with community agent served as facilitator and child’s social group as main actor. Community agent included Lurah (Head of Village), Head of RW (citizens associations), Head of Family Welfare Program, Head of Karang Taruna (Youth Organization), and parents. The role of facilitation included motivator, facilitator, communicator, and dynamist. Child’s social group dynamic started with neighborhood-based formation phase, transition phase in the attempt of confirming the objective of commonness, norm establishing phase, mutual help, ended with achievement phase resulting in idea and creativity. Traditional game activity action involved preparing game equipment, introducing how to play and practice briefly. Traditional game activity action was conducted in 5 neighborhoods in Kelurahan Jebres. In activity action, traditional game served to trigger a behavior institutionalizing process. It means that it departed from behavior that then became habit, and finally created behavior pattern. This action research was ended up with community’s idea and creativity in holding a child traditional game festival. The child traditional game festival indicated the manifestation of social symbol meaning the return of traditional game to children in modern era.
Keywords: traditional games, social group dynamics, children.
Abstrak
Permainan tradisional di era modern harus dilestarikan karena banyak nilai sosial yang terkandung di dalamnya untuk menciptakan anak yang berkarakter. Di era digital, gawai telah membuat anak cenderungan untuk bermain game secara individu dan melupakan permainan tradisional. Dalam penelitian tindakan ini, penulis bersama dengan agen komunitas bertindak sebagai fasilitator dan kelompok sosial anak sebagai aktor utama. Agen masyarakat termasuk Kepala Desa, Ketua Rukun Warga, Kepala Program Kesejahteraan Keluarga, Ketua Karang Taruna, dan orang tua. Peran fasilitasi termasuk motivator, fasilitator, komunikator, dan ahli dinamika. Dinamika kelompok sosial anak dimulai dengan fase pembentukan berbasis lingkungan, fase transisi dalam upaya mengkonfirmasi tujuan kesamaan, fase pembentukan norma, saling membantu, berakhir dengan fase pencapaian yang menghasilkan ide dan kreativitas. Aksi aktivitas permainan tradisional melibatkan persiapan peralatan permainan, memperkenalkan cara bermain dan berlatih sebentar. Aksi aktivitas permainan tradisional dilakukan di 5 lingkungan di Kelurahan Jebres. Dalam aksi aktivitas, permainan tradisional berfungsi untuk memicu proses pelembagaan perilaku. Ini berarti bahwa ia menyimpang dari perilaku yang kemudian menjadi kebiasaan, dan akhirnya menciptakan pola perilaku. Penelitian tindakan ini diakhiri dengan ide dan kreativitas masyarakat dalam mengadakan festival permainan tradisional anak. Festival permainan anak tradisional menunjukkan manifestasi simbol sosial yang berarti kembalinya permainan tradisional kepada anak-anak di era modern.
Kata kunci : Permainan Tradisional, Dinamika Kelompok Sosial, Anak.
Full Text:
PDFReferences
Adler, Alfred. 1927. Understanding Human Nature. Greenberg, Publisher, Inc.
Andriani, Tuti. 2012. Permainan Tradisional Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini, Jurnal Sosial Budaya 9 ( 1) : 121-136.
Kurniati, Euis. 2011. Program bimbingan untuk mengembangkan keterampilan sosial anak melalui permainan tradisional. Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nur, Haerani .2013. Membangun karakter anak melalui permainan anak tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter, III( 1): 87-94
Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Suhardita, Kadek. 2011. Efektivitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan percaya diri siswa. Edisi khusus, 8.1: 127.
Sutopo, Heribertus. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta, UNS Press.
Tuckman, B.W and Jensen , M.A. 1977. Stages in small group development revisited. Group and Organization Studies 2; 419-427.
Wijaya, Mahendra, dan Sri Hilmi Pujihartati. 2018. The Value of Empathy in Javanese Traditional Games as a Formation of Social Care in Urban Youth Generation. Dalam International Seminar on Recent Language, Literature, and Local Cultural Studies (BASA 2018). Atlantis Press. https://www.atlantis-press.com/article/25906075.
Wijaya, Mahendra. 2010. Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Journal of Rural and Development 1 (1) : 1-9
Refbacks
- There are currently no refbacks.