Konfigurasi Cekungan Barito Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis Data Gayaberat

Eddy Mirnanda

Abstract

Cekungan Barito agak lonjong dengan poros utama berarah Timurlaut - Baratdaya. Penampang cekungan tidak simetris, sayap bagian timur terjal sedang sayap barat relatip datar. Tepat di bagian poros utama cekungan dengan nilai anomali sekitar -25 mGal, batuan dasar Granit sebagai batuan dasar berumur pra-Tersier mencapai kedalaman kurang lebih 11 km di bawah permukaan. Di bagian cekungan ini, diisi batuan sedimen Tersier Tua setebal 5 km dan sedimen Tersier Muda diatasnya setebal 6 km. Ke arah timur sedimen Tersier Muda makin menipis dan diakhiri oleh kemunculan sedimen Tersier Tua akibat seretan intrusi batuan beku. Ke arah barat, nilai anomali gayaberat Bouguer naik secara perlahan mencapai +40 mGal, kemungkinan batuan dasar Granit makin mendekati permukaan sekitar 6 sampai 7 km, diatasnya ditindih oleh sedimen Tersier Tua dengan tebal 5 km yang tertutup oleh sedimen Tersier Muda setebal 1 sampai 2 km.

Berdasarkan analisis model rapat massa bawah permukaan diperoleh bahwa sedimen berumur Tersier dan pra-Tersier dengan rapatmassa masing-masing 2,20 gr/cm3 dan 2,40 gr/cm3 merupakan lapisan paling atas, kemudian disusul oleh batuan dengan rapatmassa 2,68 gr/cm3 sebagai cerminan batuan dasar Granitik dan 3,10 gr/cm3 mewakili Mantel Atas. Selain itu batuan Ultrabasa yang tersingkap di bagian pegunungan Meratus yang memiliki rapatmassa 2,90 gr/cm3 yang menumpang di atas batuan Granitik dan diterobos oleh batuan intrusi Granit dengan rapatmassa 2,72 gr/cm3.

Keywords

pra-Tersier; Tersier; Granit; Sedimen; batuan dasar Granitik; batuan Ultrabasa Cekungan Barito

Full Text:

PDF

References

Hutabarat, M. 1994. Peranan Tektonik Dalam Akumulasi Hidrokarbon di daerah Tanjung Raya Cekungan Barito Kalimantan Selatan. Pertamina : Dinas Eksplorasi MIGAS EP, pp. 1-3.

Kusuma, I. dan Darin, T. 1989. The Hydrocarbon Potential of the Lower Tanjung Formation. Barito Basin. Kalimantan Selatan, in Proceedings of IPA 18th, Annual Convention, pp. 107-138.

Ott, H.L. 1987. The Kutai Basin - Unique Structural History. Jakarta : Proceedings 16th Annual Convention. Indonesia Petroleum Association, pp. 307-316.

Heryanto, R. dan Sanyoto, P. 1994. Peta Geologi Lembar Amuntai Kalimantan Selatan Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Kingston, D.R., Dishroon, C.P. and Williams, P.A. 1983. Hydrocarbon Plays and Global Basin Classification. AAPG Bulletin 67 (12), pp. 2194-2198.

Satyana, A.H. and Silitonga, P.D. 1994. Tectonic Reversal in East Barito Basin, South Kalimantan : Consideration of the types of Inversion Structures and Petroleum System Sygnificance. Proceeding of Indonesia Petroleum Association 23nd Annual Convention, pp. 57-74.

Sapiie, B. and Rifiyanto, A. 2017. Tectonic and Geological Factor Controlling Cleat Development in Barito Basin, Indonesia. Journal Engineering Technology Science ITB, Vol.49, No.3, pp. 322-339.

Mirnanda, E. 2000. Laporan Pemetaan Gayaberat Lembar Amuntai, Provinsi Kalimantan Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung (tidak dipublikasikan).

Mirnanda, E., Wahyono, H., Hayat D.Z. dan Sartono. 2003. Peta Anomali Bouguer Lembar Amuntai (Kalimantan) Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung (terbit).

Mirnanda, E. dan Supriyadi. 2006. Anomali Gayaberat Kalimantan Bagian Selatan Hubungannya dengan Cekungan dan Mineralisasi. Jurnal MIPA, ISSN 0215-9945, Fakultas MIPA : Universitas Negeri Semarang, Vol. 29, No.1.

Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E. and Keys. D.A. 1990. Applied Geophysics Second Edition. New York : Cambridge University Press.7.

Pedley, R.C. 1991. Interactive 2.5D Gravity and Magnetic Modelling Program (Gravmag) User Manual. British Geological Survey, Keyworth, Notingham

Refbacks

  • There are currently no refbacks.