Pendidikan Multikultural dalam Keluarga Waria: Perjuangan dan Hak-Hak Minoritas Kaum Waria di Tanjungpinang

Marisa Elsera

Abstract

Pendidikan berarti proses pengembangan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan melalui pengajaran, pelatihan, proses dan cara mendidik. Sementara multikultural diartikan sebagai keragaman kebudayaan, keanekaragaman nilai dan norma yang dianut masyarakat. Mengetengahkan konsep pendidikan multikultural berarti mengimplementasikan gagasan tentang keragaman kebudayaan dan aneka kesponan tersebut. Namun sebelum mempelajari multikultural, tentu harus dipahami tentang kultur, yakni sebuah budaya yang bersifat universal bagi manusia. Sehingga jelaslah bahwa masyarakat multikultural adalah masyarakat yang menganut sekumpulan simbol yang mengikat di dalam sebuah masyarakat untuk diterapkan seperti penjelasan Emile Durkheim dan Marcel Maus.

Pendidikan multikultural perlu ditanamkan sejak dini, melalui sosialisasi primer dan sekunder seperti di sekolah. Misalnya dengan mempelajari simbol-simbol dan identitas yang beragam sebagai ciri masyarakat multikultural. Hal ini menjadi penting guna menghindari konflik sosial yang dewasa ini sering kali terjadi dalam bentuk kekerasan, konflik antaretnik hingga “legitimasi keagamaan” yang diajarkan dalam pendidikan agama di daerah yang rawan konflik tak terkecuali di daerah perbatasan. Konflik yang mengakar dan dikemas sebagai sebuah “keyakinan keagamaan” membuat konflik sosial yang biasanya berbentuk kekerasan dan anarkisme (termasuk bully dan kabar hoax) semakin sulit diatasi.

Pendidikan multikultural menjadi sangat menarik ketika diteliti pada keluarga waria di Tanjungpinang. Penelitian ini berhasil menemukan bagaimana nilai dan norma yang beranekaragam dalam kebudayaan Indonesia ditanamkan dalam keluarga waria di Tanjungpinang sejak kecil. Tidak hanya pengajaran tentang menghargai keragaman budaya, tapi juga diajarkan tentang sosialisasi nilai kebhinekaan dalam keluarga. Sehingga realitas obyektif tentang pendidikan multicultural dapat terinternalisasi dengan cukup baik pada waria di Tanjungpinang, terbukti dengan kegiatan-kegiatan rutin bulanan dan insedentil yang dilakukan oleh waria.

 

Keyword: Pendidikan, Kultur, Multikultural dan Etnik

Keywords

Pendidikan, Kultur, Multikultural dan Etnik

References

Afrizal. (2005). Pengantar Metode Pneleitian Kualitatif: Dari Pengertian Sampai Penulisan Laporan. Padang: Andalas University Press

Bastaman ,T.K dkk. (2004). Leksikon Istilah Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGD.

Budianta, Melani. (2014). Ekspresi untuk Identitas. Jakarta: Suarakita.

Budirahayu, Tuti. (2011). Sosiologi Perilaku Menyimpang. Surabaya: PT Revka Petra Media.

Gagnon, Jhon dan Simon. (2004). Sexual Conduct, 2nd, Chicago: Aldine

Hamid, Abdul. (2015). Kaum Luth Masa Kini. Jakarta: Yayasan Islam Bina Umat.

Kymlicka, Will. (2003). Kewarganegaraan Multikultural . Teori Liberal mengenai Hak-Hak Minoritas. JakartaL LP3ES.

Koentjaraningrat. (1994). Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Koeswinarno. (2004). Hidup sebagai Waria. Yogyakarta : Pelangi Akasara.

Margaret M Poloma, (2004), Sosiologi Kontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Masri Singarimbun,.(1995). Metode Penelititan Survei, Jakarta: LP3S.

Miles, Matthew B. Dan A. Michael Huberan. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Met ode-Metode Baru. Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy. J. (2001), Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nadia,Z. (2005).Waria Laknat atau Kodrat. Yogyakarta: Galang Press

Narbuko, C. dan A. Achmadi, (1997). Metodologi Penelitian Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Narwoko J Dwi. (2010). Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Pujileksono dan Puspitosari. (2005). Waria dan tekanan sosial. Malang: Universitas Muhammadyah.

Ritzer, G. (2006). Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Scott, Jhon, (2011). Sosiologi The Key Concepts..Jakarta: PT Raja Grafindo

Refbacks

  • There are currently no refbacks.