MENYERUAK KELESTARIAN DANAU TAMBLINGAN DI DATARAN TINGGI BEDUGUL BALI

Dewa Made Atmaja

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di danau Tamblingan dataran tinggi Bedugul Bali dan  bertujuan untuk memahami latar belakang kelestarian danau Tamblingan serta bagaimana pola tindakan krama Desa Adat Munduk dalam menjaga kelestarian danau sebagai obyek pariwisata. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model penelitian grounded dan analisis datanya digunakan pendekatan inter pretatif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelestarian danau Tamblingan tetap terjada  disebabkan oleh banyak faktor antara lain: Kepercayaan masyarakat terhadap danau sangat angker, bagi orang yang berani merusak kelestariannya akan kena sangsi religius magis; Kelestarian danau disadari memberi manfaat yang besar yaitu: sebagai sumber air permukaan untuk domistik dan irigasi, sebagai perikanan, sebagai masukan finansial dari wisatawan; Adanya sumber air lain dan etnisitas yang berwawasan tri hita karana. Mereka mensosialisasikan tatakelakuan yang berkaitan dengan pelestarian danau secara informal dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Mereka bisa menegur bagi yang melanggar, disertai dengan tindakan mengingatkan bahwa perbuatan serupa bisa menimbulkan implikasi yaitu terkena sangsi religius dan sangsi hukum formal. Pelaksanaan ritual di pura-pura kawasan danau, serta menyebarkan cerita-cerita gaib tentang keangkeran di kawasan danau, memiliki fungsi penting dalam keyakinan bahwa pura-pura dan danaunya dihuni oleh kekuatan adikodrati. Keyakinan ini mempengaruhi prilaku masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian danau.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.