Reproduksi Identitas Kultural Melalui Seni Wayang Kulit Di Kota Surakarta

Senna Maretta Poekaesih

Abstract


Seni pertunjukan wayang kulit itu telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun non fisik. Untuk mempertahankannya ada agen-agen yang berusaha mereproduksinya yaitu dalang dan sekolah pedalangan. Sekolah pedalangan yang ada di Surakarta, yaitu SMKI, Pasinaonan Dalang Mangkunegaran (PDMN), dan ISI. Tujuan penelitian untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pertunjukan wayang kulit di Surakarta, serta untuk mengetahui cara mereproduksi identitas kulutral oleh dalang dan pihak sekolah pedalangan. Penelitian ini menggunakan teori Habitus, Modal dan Arena dari Bourdieu.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Informan penelitian ini adalah dalang, penonton, murid jurusan pedalangan dan dosen atau guru jurusan pedalangan.Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.Lokasi penelitian di Surakarta.Teknik pengumpulan data dengan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan model Miles and Hubermas yang dimulai tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data hingga penarikan kesimpulan, serta validitas data menggunakan triangulasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Surakarta yang semakin modern menyebabkan pertunjukkan wayang kulit mengalami perubahan.Yang dulunya pertunjukkan digunakan untuk acara-acara ritual yang bersifat sakral, namun sekarang pertunjukkanhanya untuk hiburan masyarakat.Melihat perubahan yang terjadi maka dalang melakukan strategi untuk mempertahankannya, yaitu reproduksi identitas kultural di Surakarta.Reproduksi identitas kultural ini dilakukan melalui tiga hal yaitu keluarga, sekolah dan media sosial. Melalui keluarga, seorang dalang akan mewariskan ilmu mereka kepada anak-anaknya guna untuk pelestarian budaya. Pihak sekolah pedalangan digunakan untuk mereproduksi materi-materi pedalangan, baik yang berubah maupun yang tidak berubah.Sekolah pedalangan didirikan untuk membantu melahirkan dalang-dalang muda yang berkualitas dan memiliki tanggungjawab untuk melestarikan kesenian wayang kulit.Media sosial digunakan dalang untuk menyebarkan informasi tentang kesenian wayang kulit, dan pertunjukan.

Kata kunci: Seni pertunjukkan wayang kulit, Perubahan dan Reproduksi


rticle

References


Buku:

Abdullah, Irwan. 2006. Kontruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Adji, dkk. 2014. Sejarah Raja-Raja Jawa dari Mataram Kuno hingga Mataram Islam.Yogya : Araska

Bourdieu, Pierre 1977. Outline of a Theory of Practice. London : Cambridge University Press

Daeng, Hans J. 2008. Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Depdikbud.1999. Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Geertz, Cliford.1977.Penjaja dan Raja, Perubahan Sosial dan Modernisasi Ekonomi di Dua Kota Indonesia. Jakarta : Gramedia

Hall, Stuart. 1990. Cultural identity and diaspora. Dalam Jonathan Rutherford (ed.). Identity: Community, culture, difference. London: Lawrence & Wishart.

Ismaniyah, GRAy Koes.2013. Mau ke Mana Keraton Kasunanan Surakarta. Jakarta : Kata Hasta Pustaka

Jenkins, Richard. 2016. Membaca Pikiran Pierre Bourdieu. Bantul: Kreasi Wacana

Koentjaraningrat. 1979. Manusia Dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Kuntowijoyo. 2004. Raja, Priyayi dan Kawula.Yogyakarta : Ombak

Mardimin, Johanes. 1994. Jangan Tangisi Tradisi (Transformasi Budaya Menuju Masyarakat Indonesia Modern). Yogyakarta: Kanisius

Mattulada. 1997. Kebudayaan, Kemanusiaan Dan Lingkungan Hidup. Surabaya: Hasanuddin University Press

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Reamaja Rosda Karya

Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Penerbit Alfabeta

Ritzer George dan Goodman, Douglas. 2009. Teori Sosiologi Dari Teori sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Rustopo. 2007. Orang-orang Tionghoa Dan Kebudayaan Jawa (Menjadi Jawa). Yogyakarta: Ombak

Setiadi, dkk. 2000. Raja di Alam Republik, Keraton Surakarta dan Paku Buwono XII. Jakarta : Bina Rena Pariwara

Slamet, Suparno. 2009. Pakeliran Wayang Purwa Dari Ritus Sampai Pasar. Surakarta: ISI Press Solo

Slamet, Yulius.2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: Sebelas Maret University Press

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Suratman, dkk. 2010. Ilmu sosial dan budaya dasar. Malang: Intimedia

Sutardjo, Imam. 2006. Serpihan Mutiara Pertunjukan Wayang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press

Sztompka, Piotr. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial . Jakarta: Prenada Media Grup

Van Peursen, C.A. 1988. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Sumber Jurnal, Tesis/Skripsi:

Ahmad Salimudin. 2015. “Ancaman Globalisasi di Abad ke-21 bagi kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia dari segi sosiologi”. Jurnal Sosial dan Antropologi. 5 (2), 50-58. [Online]. Tersedia: http://www.e-journal.org diakses pada tanggal 3 April 2016

Anderson, Ben.1996. The Language of Indonesian Politics.dalam Jurnal Indonesia Vol. 1

Dolhalit, Mohamad Lutfi dkk. 2012. “The Development of Shadow Play Wayang Kulit Using Augmented Reality”. International Journal of Interactive Digital Media. Vol. 1(2)

Faizin, Ahmad. 2014. Dinamika Konflik Suksesi Kekuasaan Keraton Kasunanan Surakarta Masa PB XIII Tahun 2004-2014 ( Ringkasan Disertasi). Depok : Universitas Indonesia

Farrah, dkk. 2012. ”The Contribution of Shadow Puppet’s Show through Engaging Social Communication in Modern Society”. Journal Procedia - Social and Behavioral Sciences 35 (12), 353-360. [Online]. Tersedia: http://www.sciencedirect.com diakses pada tanggal 12 Maret 2017.

Geertz, Cliford. 1990. “Popular Art “ and The Javanese Tradition.Media Indonesia Cornell Vol. 50

John Pemberton. 1987. “Musical Politics In Central Java (Or How Not To Listen To A Javanese Gamelan”. Vol 44 October

Mulasno, Tri. 2013. “Fungsi dan makna pertunjukkan wayang di Krecek”. Jurnal Sosial dan Antropologi. 5 (2), 55-60. [Online]. Tersedia: http://www.e-journal.org diakses pada tanggal 4 Maret 2017.

Sulistyo, Wahyu Djoko. 2011. Peranan Sanggar Bima dalam Upaya Melestarikan Kesenian Tradisional Wayang Kulit. Skripsi. Universitas Sebelas Maret

Suyanto. 2013. “Pertunjukkan Wayang sebagai salah satu bentuk ruang mediasi pendidikan budi pekerti”. Jurnal Sosial dan Antropologi. 3 (2), 101-106. [Online]. Tersesdia: http://www.e-journal.org diakses pada tanggal 25 November 2016


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


p-ISSN  0215-9635