Peningkatan Pengetahuan Petugas Kesehatan Mengenai Peran Spirometri Sebagai Alat Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Fasilitas Kesehatan Layanan Primer

Hendrastutik Apriningsih, Nurhasan Agung Prabowo, Tonang Dwi Ardyanto, Risalina Myrtha, Maria Galuh Kamenyangan Sari, Laily Shofiyah, Niken Dyah Aryani, Novianto Adi Nugroho, Frieaska Dyanneza, Adji Suwandono

Abstract

Pendahuluan: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah salah satu dari sepuluh besar penyebab utama kematian di Indonesia. Prevalensi dan angka kematian akibat PPOK yang tinggi menunjukkan pentingnya deteksi dan tatalaksana dini PPOK. Underdiagnosis PPOK menurunkan akurasi data mortalitas, akurasi diagnosis yang terekam dalam database pada administasi kesehatan kurang jelas. Gold standard diagnosis PPOK adalah spirometri. Penerapan spirometri sebagai alat skrining mencakup penilaian besarnya underdiagnosis, intervensi potensial dan efektif, prediksi akurasi spirometri dan profil klinik spirometri. Pengabdian masyaratat ini bertujuan meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan mengenai peran spirometri sebagai alat deteksi dini PPOK di fasilitas kesehatan primer.

Metode: Pengabdian ini bekerjasama dengan Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta. Metode yang digunakan dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan spirometri kepada tenaga kesehatan di wilayah puskesmas tersebut. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tenaga kesehatan dilakukan evaluasi kegiatan berupa pre dan post-test mengenai soal-soal spirometri dasar.

Hasil dan Pembahasan: Jumlah peserta kegiatan sebanyak 18 tenaga kesehatan tediri dari dokter umum dan perawat wilayah kerja Puskesmas Purwodiningratan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tenaga kesehatan sudah mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai spirometri, namun masih kurang dalam operasional dan interpretasi hasil spirometri. Sehingga masih memerlukan penyuluhan dan pelatihan. Hasil evaluasi didapatkan rerata nilai pre-test adalah 51,11 dan nilai post-test adalah 72,77. Sehingga terdapat peningkatan nilai sebesar 21,66 poin. Nilai pre-test terendah adalah 20 dan post-test adalah 50, sedangkan nilai pre-test tertinggi adalah 80 dan post-test adalah 100.

Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan tentang peran spirometri sebagai alat deteksi dini PPOK pada tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Purwodiningratan.

Kata kunci: spirometri; deteksi dini; PPOK; tenaga kesehatan; puskesmas Purwodiningratan

 

Keywords

Kata kunci: Spirometri, deteksi dini, PPOK, tenaga kesehatan, puskesmas Purwodiningratan.

Full Text:

PDF

References

  1. Goshal AG, Dhar R, Kundu S. Treatment of acute exacerbation of COPD. Supplement To Japi. 2012;60:38-43.
  2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Penyakit paru obstruktif kronik. Jakarta; Perhimpunan Dokter Paru Indonesia: 2023. p.1-111.
  3. Umar T, Stevanny B, Maretzka A, Andrean A. Deteksi dini penyakit paru obstruktif kronis dengan metode CaptureTM: potensi skrining rutin di layanan Kesehatan primer. JIMKI. 2020;6(2):100-110.
  4. Hsiung Lin C, Lung Cheng S, Zuei Chen C, Hung Chen C, Hao Lin S, Chien Wang H. Current progress of COPD early detection: key points and novel strategies. International Journal of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2023;18:1511-1524.
  5. Mclvor RA, Tashkin DP. (2001) Underdiagnosis of chronic obstructive pulmonary disease: a rationale for spirometri as a screening tool. Can Respir J. Vol 8, No. 3. Pp 153-8.
  6. John PD, Walters J, Haydn Walter E. Diagnosis and early detection of COPD using spirometry. J Thorac Dis. 2014;6(11):1557-1569.
  7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis integrasi pelayanan kesehatan primer. Kemenkes RI. 2015. Jakarta:1-259.
  8. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. (2023). Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease (2023 report). GOLD. 1-45.
  9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana penyakit paru obstruktif kronik. Kemenkes RI. 2019. Jakarta:1-101
  10. Ferguson G, Enright P, Buist S, Higgins M, Honorary. (2000) Office spirometri for lung health assessment in adults. CHEST. 177;4:1146-61.
  11. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (p2ptm) Kementerian Kesehatan RI. Workshop deteksi dini penyakit paru obstruktif kronik 4 regional. Kemenkes RI. Diakses (27 Februari 2024) melalui https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/workshop-deteksi-dini-penyakit-paru-obstruktif-kronik-4-regional-dilaksanakan-30-agustus-sd-2-september-2022.
  12. John DP, Walters JA, Walters EH. Diagnosis and early detection of COPD using spirometry. Journal of Thoracic Diease. 2014;6(11):1557-1569.
  13. Schnieders E, Unal E, Winkler V, Dambach P, Louis V, Horstick O, Neuhann F, Deckert A. Performance of alternative COPD case-finding tools: a systematic review and meta-analysis. European Respiratory Review. 2021;30(200350):1-14.
  14. Tyagi J, Moola S, Bhaumik S. diagnostic accuracy of screening tools for chronic obstructive pulmonary disease in primary health care: rapid evidence synthesis.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.