Audit Kasus Stunting Melalui Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali

Shahifa Suha Arrasyi, Dian Septiana, Yuliana Heri Suselo

Abstract

Pendahuluan: Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) memiliki prevalensi stunting tahun 2022 yaitu 20,8% dan pada Kabupaten Boyolali 20%. Dalam mengatasi stunting, dilakukan audit stunting yang merupakan program identifikasi faktor risiko penyebab stunting. Audit kasus stunting dilakukan di Kecamatan Gladagsari yang  merupakan salah satu kecamatan lokus stunting di Kabupaten Boyolali dengan prevalensi  8,7%.

Metode: Audit kasus stunting dilakukan di Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali pada 30 Mei 2023. Audit stunting diawali dengan membuat irisan balita stunted-wasting, kemudian dilakukan analisis untuk menentukan balita termasuk dalam kategori stunting atau pendek karena penyebab lain. Menurut KepMenkes 1928/2022 PNPK Stunting, balita tergolong (berisiko) stunting apabila usia berat ≤ usia tinggi ≤ usia kronologis dan didapatkan 5 balita yang tergolong (berisiko). Ibu dan balita berisiko akan diundang datang ke RSUD Pandan Arang untuk audit kasus stunting. Audit kasus stunting berupa pengukuran antropometri, wawancara ibu balita dan konsultasi kesehatan balita stunting.

Hasil dan pembahasan: Faktor penyebab stunting di Kecamatan Gladagsari diantaranya yaitu pengasuhan bersama antara suami dan istri, keadaan sanitasi lingkungan (termasuk kepemilikan jamban sehat), faktor gangguan makan (intoleransi makanan), Selama 3 bulan terakhir sulit memenuhi kebutuhan makanan, frekuensi kunjungan ke posyandu, ASI eksklusif, MPASI, status imunisasi dasar, konsistensi minum vitamin A, ibu peserta KB, pemahaman manfaat KMS, pemahaman manfaat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan di posyandu, pemahaman stunting, pengetahuan tentang gizi seimbang, beragam dan aman.

Kesimpulan: Melalui kegiatan audit kasus stunting yang dilakukan di Kecamatan Gladagsari diketahui beberapa faktor risiko yang menjadi faktor penyebab terjadinya stunting.

 

Keywords

Stunting; audit kasus stunting; balita

Full Text:

PDF

References

1. Lukman TNE, Anwar F, Riyadi H, Harjomidjojo H, Martianto D. Birth weight and length associated with stunting among children under-five in Indonesia. J Gizi Pangan. 2021;16(1):99–108.

2. Kementerian Kesehatan R. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak.

3. SSGI. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Kemenkes RI [Internet]. 2023;1–99.

4. Armawan DS, Hidayatuloh HS, Tresnasari C, Dharmmika S. Scoping Review: Hubungan Prematur dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia di Bawah 5 Tahun. In: Bandung Conference Series: Medical Science. 2022. p. 664–71.

5. Karjono M. Anemia dan Kurang Energi Kronik (KEK) Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stunting di Wilayah Kerja UPT Blud Puskesmas Senaru Kabupaten Lombok Utara. J Sangkareang Mataram. 2021;8(1):76–9.

6. Wahyuni D, Fitrayuna R. Pengaruh sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada balita di desa kualu tambang kampar. Prepotif J Kesehat Masy. 2020;4(1):20–6.

7. Ellyda Rizki Wijhati ERW, Rosmita Nuzuliana RN, Maulita Listian Eka Pratiwi MLEP. Analisis status gizi pada balita stunting. J Kebidanan. 2021;10(1):1–12.

8. Nasional DBPLLBK dan KB. Panduan Pelaksanaan Pendampingan Keluarga Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Tingkat Desa/Kelurahan. Jakarta; 2021. 1–50 p.

9. Laili U, Putri EBP, Rizki LK. Peran Pendamping Keluarga dalam Menurunkan Stunting. 2022;

10. Simamora M, Sinaga TR, Silitonga E, Pardede JA. Edukasi Stop Babs Percepatan Penurunan Stunting. Tour Abdimas J. 2023;2(1):48–51.

11. Sari NAME, Resiyanthi NKA. Kejadian Stunting Berkaitan Dengan Perilaku Merokok Orang Tua. J Ilmu Keperawatan Anak. 2020;3(2):24–30.

12. Aritonang SD, Hastuti D, Puspitawati H. Pengasuhan ibu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan, dan perkembangan kognitif anak usia 2-3 tahun di wilayah prevalensi stunting. J Ilmu Kel Konsum. 2020;13(1):38–48.

13. Olo A, Mediani HS, Rakhmawati W. Hubungan Faktor Air dan Sanitasi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia. J Obs J Pendidik Anak Usia Dini. 2021;5(2):1113–26.

14. Salma WO, Siagian HJ. Study Retrospektif Kejadian Stunting Pada Balita. Heal CARE J Kesehat. 2022;11(1):215–24.

15. Fikawati S, Syafiq A. Maternal calorie intake is a significant factor associated with 6 months of exclusive breastfeeding among lactating mothers in Depok City, Indonesia. Malays J Nutr. 2017;23(1).

16. Khodabakhshi A, Mehrad-Majd H, Vahid F, Safarian M. Association of maternal breast milk and serum levels of macronutrients, hormones, and maternal body composition with infant’s body weight. Eur J Clin Nutr. 2018;72(3):394–400.

17. Nurkomala S, Nuryanto N, Panunggal B. Praktik Pemberian Mpasi (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) Pada Anak Stunting Dan Tidak Stunting Usia 6-24 Bulan. J Nutr Coll. 2018;7(2):45–53.

18. RI K. Buku Saku Hasil SSGI Kabupaten/Kota Tahun 2021. 2021.

19. Juwita S, Andayani H, Bakhtiar B, Sofia S, Anidar A. Hubungan Jumlah Pendapatan Keluarga dan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kabupaten Pidie. J Kedokt Nanggroe Med. 2019;2(4):1–10.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.