Identifikasi tingkat kekumuhan pada kawasan permukiman nelayan di Kecamatan Puger

Ananda Alif Ramadani, Dewi Junita Koesoemawati, Dano Quinta Revana

Abstract

Kecamatan Puger adalah daerah pesisir yang terletak di Kabupaten Jember bagian selatan. Berdasarkan Perda Kabupaten Jember Nomor 1 Tahun 2015, Kecamatan Puger ditetapkan sebagai kawasan strategis perekonomian dan akan dikembangkan menjadi kawasan minapolitan. Permukiman nelayan di Kecamatan Puger, terutama di Desa Puger Kulon dan Desa Puger Wetan, berkembang dengan adanya Pelabuhan Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger. Permukiman nelayan tersebut menunjukkan fenomena kekumuhan, seperti penumpukan sampah di badan air, saluran drainase, dan tepi jalan, serta ketidakteraturan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran tingkat kekumuhan di Desa Puger Kulon dan Desa Puger Wetan pada tingkat dusun serta mendapatkan pola dan arahan penanganan kekumuhan. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode skoring untuk mengetahui tingkat kekumuhan dan analisis triangulasi untuk menyusun arahan penanganan. Penelitian ini dilakukan di delapan dusun yang ada di Desa Puger Kulon dan Desa Puger Wetan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat lima dusun yang teridentifikasi kumuh dengan tingkat kekumuhan ringan, sementara tiga dusun lainnya tidak teridentifikasi kumuh. Pola penanganan yang dapat diterapkan berdasarkan matriks pada Permen PUPR Nomor 14 Tahun 2018 adalah peremajaan.

Keywords

Analisis Triangulasi, Aspek Kekumuhan, Permukiman Nelayan, Skoring

Full Text:

PDF

References

[1]Direktorat Jenderal Cipta Karya. Permukiman dan Perumahan Perkotaan Menuju Nol Kumuh. 5th ed. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum; 2022.

[2]Mubarak H, Salim A, Bahri S. Pengembangan Wilayah Pesisir Berkelanjutan Di Kawasan Pesisir Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Urban and Regional Studies Journal 2024;6:254–64. https://doi.org/10.35965/ursj.v6i2.4499.

[3]Dhokhikah Y, Koesoemawati D. Studi Ketersediaan Prasarana Air Bersih Dan Sanitasi Di Permukiman Padat Kota Jember 2020;8:163–8. https://doi.org/10.12962/j25983806.v8.i2.132.

[4]Nurcahyati EE, Surjono S, Kurniawan EB. Penataan Permukiman Nelayan Puger Ditinjau dari Aspek Kekumuhan. Jurnal Tata Kota Dan Daerah 2012;2:41–8.

[5]Islamiyah Z. Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Negara bagi Nelayan Buruh di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember 2008 - 2020. Universitas Jember, 2023.

[6]Kusuma RP, Rahmawati D. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Desa Tambak Cemandi, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Teknik ITS 2020;8. https://doi.org/10.12962/j23373539.v8i2.46525.

[7]Wardiha MW, Putri PSA, Agustiningtyas RS, Rakhman J. Air Minum & Sanitasi, Bagaimana Memetakannya?: Studi Kasus: 12 Permukiman Tradisional NTB & NTT. Penerbit Andi; 2018.

[8]Fatjriani M, Arifin J. Evaluasi Pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Di Kelurahan Jangkung Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong (Studi Tentang Pembuatan Drainase Ditinjau Pada Tahap Pelaksanaan). Japb 2021;4:217–29.

[9]Musri MA. Pemukiman Kumuh dalam Penataan Manajemen Lingkungan Kota. Medan: LPPM UPMI; 2020.

[10]Setianto H. Peningkatan Kualitas Lingkungan dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di RT 10 Kelurahan Karya Mulya Sematang Borang Kota Palembang. Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang 2018.

[11]Nurokhman N. Studi Ketersediaan Infrastruktur Proteksi Pemadam Kebakaran dan Kelembagaannya di Kota Yogyakarta. Jurnal Teknik Sipil 2016;11:34–48.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.