Analisis keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan (Studi kasus: Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang)

Yeriko Septiawan, Andri N.R. Mardiah

Abstract

Masalah ketimpangan antara desa dan kota mengakibatkan timbulnya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun pada perkotaan, konsep kawasan agropolitan yang berkelanjutan dapat menjadi solusi masalah kesenjangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur status keberlanjutan kawasan agropolitan yang berada pada Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan menggunakan analisis MDS (Multidimensional Scaling) dan analisis leverage, dengan menggunakan lima dimensi yaitu ekologi, ekonomi, sosial, infrastruktur serta hukum dan kelembagaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawasan Agropolitan Sepatan, memiliki status kurang berkelanjutan (42,02%), dimana dimensi sosial, ekonomi, dan ekologi masih kurang berkelanjutan. Selain itu, terdapat 14 atribut sensitif yang harus diutamakan untuk meningkatkan status keberlanjutan. Maka, untuk mengatasi ketimpangan wilayah, peningkatan status keberlanjutan Kawasan Agropolitan Sepatan membutuhkan kebijakan yang terencana terutama pada dimensi ekonomi, sosial dan ekologi.  Atribut sensitif yang teridentifikasi pada penelitian ini juga dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan kawasan agropolitan di titik baru di Kabupaten Tangerang.

Keywords

Agropolitan; Dimensi Keberlanjutan; Multidimensional Scaling; Atribut sensitif

Full Text:

PDF

References

[1]United Nations. Inequality in a rapidly changing world. In World social report. United Nations publication; 2020.

[2]Sun L, Chen J, Li Q, Huang D. Dramatic Uneven Urbanization of Large Cities Throughout the World in Recent Decades. Nat Commun 2020;11. https://doi.org/10.1038/s41467-020-19158-1.

[3]Güneralp B, Reba M, Hales BU, Wentz EA, Seto KC. Trends in Urban Land Expansion, Density, and Land Transitions from 1970 to 2010: a Global Synthesis. Environmental Research Letters 2020;15. https://doi.org/10.1088/1748-9326/ab6669.

[4]World Bank. Global Food Crisis Finding Solutions with the Global Food and Nutrition Security. World Bank Group 2023. https://www.worldbank.org/en/topic/agriculture/brief/food-security-update.

[5]Ma L, Chen M, Che X, Fang F. Farmers’ Rural-To-Urban Migration, Influencing Factors and Development Framework: A Case Study of Sihe Village of Gansu, China. Int J Environ Res Public Health 2019;16:877. https://doi.org/10.3390/ijerph16050877.

[6]Basuki AT. Pengembangan Kawasan Agropolitan. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan 2012;13:53–71.

[7]Putri AMH. Petani Berkurang & Lahan Menyempit, 20 Tahun Lagi Makan Apa? CNBC Indonesia 2023.

[8]Muta’ali L. Pengembangan Wilayah Perdesaan. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi; 2019.

[9]Adenle AA, Azadi H, Manning L. The Era of Sustainable Agricultural Development in Africa: Understanding the Benefits and Constraints. Food Reviews International 2018;34. https://doi.org/10.1080/87559129.2017.1300913.

[10]Leventon J, Schaal T, Velten S, Dänhardt J, Fischer J, Abson DJ, et al. Collaboration or Fragmentation? Biodiversity Management Through the Common Agricultural Policy. Land Use Policy 2017;64:1–12. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2017.02.009.

[11]Umesha S, Manukumar HMG, Chandrasekhar B. Sustainable Agriculture and Food Security. Biotechnology for Sustainable Agriculture, Elsevier; 2018, p. 67–92. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-812160-3.00003-9.

[12]Badan Pusat Statistik. Dinamika Konsumsi Lahan Wilayah Urban di Indonesia. Badan Pusat Statistik 2024.

[13]Karenina A, Rustiadi E, Syaukat Y. Strategi Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Tangerang. Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah 2016;8:1–9. https://doi.org/10.29244/jurnal_mpd.v8i2.24827.

[14]Pemerintah Kabupaten Tangerang. Open Data Kabupaten Tangerang. Kabupaten Tangerang Open Data 2023. https://opendata.tangerangkab.go.id/.

[15]Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2023. Badan Pusat Statistik 2023.

[16]P4W Crestpent. Pendampingan Pengembangan Lahan Pengembangan Umum pada Kawasan Agropolitan di Kabupaten Tangerang Tahun 2021 2021. https://p4w.ipb.ac.id/pendampingan-pengembangan-lahan-pengembangan-umum-pada-kawasan-agropolitan-di-kabupaten-tangerang-tahun-2021/.

[17]Streimikis J, Baležentis T. Agricultural Sustainability Assessment Framework Integrating Sustainable Development Goals and Interlinked Priorities of Environmental, Climate and Agriculture Policies. Sustainable Development 2020;28:1702–12. https://doi.org/10.1002/sd.2118.

[18]Talukder B, Hipel KW, vanLoon GW. Using Multi‐Criteria Decision Analysis for Assessing Sustainability of Agricultural Systems. Sustainable Development 2018;26:781–99. https://doi.org/10.1002/sd.1848.

[19]Rahayu A. Status Keberlanjutan Kota Batu Sebagai Kawasan Agropolitan. Master’s thesis. Universitas Diponegoro, 2012.

[20]Adisasmita. Strategi Pembangunan Perdesaan Pendekatan Partisipatif, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat Pertumbuhan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2018.

[21]Fatkhiati S, Tjiptoherijanto P, Rustiadi E, Thayib MohH. Sustainable Agropolitan Management Model in the Highland of Tropical Rainforest Ecosystem: The Case of Selupu Rejang Agropolitan Area, Indonesia. Procedia Environ Sci 2015;28:613–22. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2015.07.072.

[22]Sitorus S. Model Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan (Studi Kasus di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu). Bogor: IPB (Bogor Agricultural University); 2010.

[23]Thamrin, Sutjahjo SH, Herison C, Sabiham S. Analisis Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Dekat Perbatasan Kabupaten Bengkayang). Jurnal Agro Ekonomi 2016;25:103–24. https://doi.org/10.21082/jae.v25n2.2007.103-124.

[24]Supardi S, Hariyadi S, Fahrudin A. Analisis Keberlanjutan Pembangunan Kota Tepian Pantai (Studi Kasus: Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara). Jurnal Wilayah Dan Lingkungan 2017;5:188. https://doi.org/10.14710/jwl.5.3.188-204.

[25]Liu Y, Cao L, Wang Y, Liu E. Viability, Government Support and the Service Function of Farmer Professional Cooperatives—Evidence from 487 Cooperatives in 13 Cities in Heilongjiang, China. Agriculture 2024;14:616. https://doi.org/10.3390/agriculture14040616.

[26]Hadianto A, Harianto H, Sinaga BM, Sartono B. The Spatial Effect of Agricultural Sector Growth in West Java: A Spatial Approach to Panel Data. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 2022;27:332–40. https://doi.org/10.18343/jipi.27.3.332.

[27]Fauzi A. Teknik Analisis Keberlanjutan. Jakarta: PT Gramedia Utama; 2019.

[28]Isyanto AY, Dehen YA. Sustainability analysis of beef cattle fattening in Ciamis regency, West Java Province, Indonesia. Journal of Economics and Sustainable Development 2015;6:148–54.

[29]Kavanagh P, Pitcher TJ. Implementing Microsoft Excel software for Rapfish: A Technique for the Rapid Appraisal of Fisheries Status. vol. 12. Vancouver: Fisheries Centre; 2004.

[30]Abdillah N, Thamrin T, Nofrizal N, Wijayanto G. Quantifying Ecological, Economic, Social, and Governance Attributes for Urban Forest Eco-Tourism Using MDS-RAPFISH Approach. International Journal of Sustainable Development and Planning 2023;18:2369–78. https://doi.org/10.18280/ijsdp.180807.

[31]Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. Kecamatan Sepatan Dalam Angka 2023. Badan Pusat Statistik 2023.

[32]Suyitman S, Sutjahjo SH, Herison C, Muladno N. Status Keberlanjutan Wilayah Berbasis Peternakan di Kabupaten Situbondo untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan. Jurnal Agro Ekonomi 2016;27:165. https://doi.org/10.21082/jae.v27n2.2009.165-191.

[33]Bir A, Benidir M, Ikhlef S. Sustainability Analysis of Dairy Cattle Farms and Their Susceptibility to Climatic Hazards in The Semi-Arid Area of Setif (Algeria). Bulgarian Journal of Agricultural Science 2019;25.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.