Kajian pola pergerakan penghuni kawasan berorientasi transit Lebak Bulus terhadap prinsip Transit Oriented Development (TOD)

Muhamad Naufal Alifiansach, Paramita Rahayu, Candraningratri Ekaputri Widodo

Abstract

Transit Oriented Development (TOD) merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kemacetan perkotaan akibat penggunakan kendaraan pribadi yang lebih tinggi dibanding transportasi umum. Kawasan Berorientasi Transit Lebak Bulus merupakan salah satu kawasan TOD yang ditetapkan di DKI Jakarta. Penghuni kawasan TOD akan cenderung lebih menggunakan transportasi umum, berjalan kaki, ataupun bersepeda karena sarana dan prasarana dapat diakses dengan mudah. Dengan menggunakan data hasil observasi, kuesioner, dan studi dokumen, kesesuaian karakteristik kawasan terhadap prinsip TOD dianalisis menggunakan teknik analisis skoring dengan skala Guttman. Setelahnya, kesesuaian pola pergerakan penghuni kawasan terhadap prinsip TOD dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa kawasan penelitian belum memiliki karakteristik yang sesuai dengan prinsip TOD, tetapi terdapat rencana kawasan yang apabila terlaksana sesuai target, maka akan ada 3 dari 7 variabel yang sesuai (42,86%). Maksud dan tujuan pergerakan penghuni belum sesuai dengan prinsip TOD karena masih bersifat eksternal ke luar kawasan (68,3%). Pilihan moda pergerakan penghuni dalam melakukan pergerakan juga belum sesuai karena masih didominasi penggunaan kendaraan pribadi berupa motor (39,6%) dan mobil pribadi (13%).

Keywords

Pilihan Moda Transportasi; Pola Pergerakan; Transit Oriented Development

Full Text:

PDF

References

[1]Nurmandi A. Manajemen Perkotaan. Jakarta: Bumi Aksara; 2022.

[2]Rakhmatulloh AR, Dewi DIK, Nugraheni DMK. The Built Environment and its Impact on Transit based Transportation Users Walking Activity in Semarang, Indonesia. Pertanika J Sci Technol 2021;29. https://doi.org/10.47836/pjst.29.2.05.

[3]Newman P, Kenworthy J. Sustainability and Cities: Overcoming Automobile Dependence. Washington: Island Press; 1999.

[4]Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) 2015.

[5]Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 2 Report 2019.

[6]Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Selatan. Kota Jakarta Selatan dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik 2021.

[7]Agustin IW, Hariyani S. TOD (Transit Oriented Development): Teori, Metode, dan Implementasi sebagai Solusi Mengatasi Keruwetan Transportasi. Malang: Universitas Brawijaya Press; 2021.

[8]Adnan R, Prayogi L. Pendekatan Konsep TOD pada Penataan Massa di Kawasan Dukuh Atas. Jurnal Arsitektur Purwarupa 2019;3:163–8.

[9]Asfarinal N, Barus LS, Djaja BM. Strategi Pengembangan Sistem Transportasi dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD) pada Kawasan Kota Tua. Jurnal Riset Jakarta 2023;15. https://doi.org/10.37439/jurnaldrd.v15i2.72.

[10]Calthorpe P. The Next American Metropolis: Ecology, Community, and the American Dream. New York: Princeton Architectural Press; 1993.

[11]Pratama DC. Balancing Accessibility & Affordability in Indonesian Transit-Oriented Development Projects, Case Study: TOD Tanah Abang, Indonesia. Doctoral dissertation. Massachusetts Institute of Technology, 2023.

[12]Priadmaja AP, Anisa A. Penerapan Konsep Transit Oriented Development (TOD) Pada Penataan Kawasan di Kota Tangerang. Purwarupa Jurnal Arsitektur 2018;1:53–60.

[13]PT MRT Jakarta. Annual Report. MRT Jakarta 2020.

[14]Manalu PJS, Maghfirdy AVE, Fahrezi MR, Nabil A. Manajemen Mutu Sebagai Alat Peningkatan Keberlanjutan Moda Transportasi Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu (MRT). Scientica: Jurnal Ilmiah Sains Dan Teknologi 2024;2:174–80.

[15]Haryanti T, Kurniawan IA, Prasetyo E. Peran Transportasi Berbasis MRT dalam Mendukung Mobilitas Cerdas Kota Jakarta. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 2024;10:888–98.

[16]Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2022.

[17]Muhtadi II, Trisnawan D. Multimodality of Jakarta’s Public Transportation Interchange Case Study: Lebak Bulus MRT Station. The 4th International Tropical Renewable Energy Conference (i-TREC 2019), Bali: AIP Conference Proceedings; 2020. https://doi.org/10.1063/5.0013629.

[18]Harahap DO, Purba A, Sulistiyorini R, Herianto D. Evaluasi Sistem Transit Oriented Development Pada Stasiun MRT Lebak Bulus. Jurnal Rekayasa Sipil Dan Desain 2022;10:335–46.

[19]Sujatini S, Sari SL, Dewi EP. Peningkatan Kualitas Kawasan Terminal Lebak Bulus Dengan Penerapan Konsep TOD Berdasarkan Aspek Komunikasi Arsitektur. IKRAITH-Teknologi 2022;7:50–7. https://doi.org/10.37817/ikraith-teknologi.v7i2.2331.

[20]Ramadhayanti A. Analisis Pengaruh Dampak Tata Rung Kota Dan Antusias Masyarakat Dalam Menggunakan Mass Rapid Transit (Mrt) Terhadap Pengurangan Kemacetan Dki Jakarta (Lebak Bulus-Hotel Indonesia). Jurnal Manajemen Pemasaran 2020;14:1–7.

[21]Kharisma A, Santosa E, Astuti P. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Kasus Pembangunan Mrt Rute Koridor Selatan-utara, Tahap 1, Lebak Bulus Jakarta Selatan. Journal of Politic and Government Studies 2017;6:391–400.

[22]Cervero R. Transit-Oriented Development in the United States: Experiences, Challenges, and Prospects. Washington, DC: Transportation Research Board; 2004. https://doi.org/10.17226/23360.

[23]Agustin IW, Hariyani S. Penerapan “Transit Oriented Development” di Kawasan Tugu – Kertanegara, Kota Malang. Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Kota 2022;18:76–97. https://doi.org/10.14710/pwk.v18i1.33836.

[24]Fitrianty A. Kajian Pola Pergerakan Berbasis Transit Pada Kawasan TOD Regional di Jakarta Pusat. Undergraduate Thesis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2020.

[25]Aden TNP, Handayeni KDME. Analisis Perbedaan Pola Pergerakan Berbasis Transit pada Kawasan TOD Regional di Jakarta Selatan. Jurnal Teknik ITS 2020;8:141–6. https://doi.org/10.12962/j23373539.v8i2.46488.

[26]Dittmar H, Ohland G. The New Transit Town: Best Practices in Transit-Oriented Development. Washington DC: Island Press; 2012.

[27]Busha M, Brunot M, DeLaney K, Fett S, Gianniotes A, Hatton W, et al. Florida TOD Guidebook. Florida Department of Transportation; 2012.

[28]Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit 2017.

[29]Stead D, Marshall S. The Relationships between Urban Form and Travel Patterns. An International Review and Evaluation. European Journal of Transport and Infrastructure Research 2001. https://doi.org/10.18757/EJTIR.2001.1.2.3497.

[30]Handy S, Cao X, Mokhtarian PL. Self-Selection in the Relationship between the Built Environment and Walking: Empirical Evidence from Northern California. Journal of the American Planning Association 2006;72:55–74. https://doi.org/10.1080/01944360608976724.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.