Kesesuaian rencana pola ruang terhadap risiko bencana tanah longsor di Kabupaten Boyolali

Abyan Bayu Aji, Nur Miladan, Bambang S Pujantiyo

Abstract

Kabupaten Boyolali merupakan wilayah yang memiliki dataran rendah, perbukitan dan pegunungan yang dekat dengan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Hal ini menjadikan Kabupaten Boyolali memiliki potensi risiko rawan bencana khususnya bencana tanah longsor. Fakta menunjukkan tidak adanya integrasi dalam perencanaan wilayah di Kabupaten Boyolali dengan kajian risiko bencana khususnya tanah longsor. Dengan adanya kondisi tersebut, penelitian ini mengkaji risiko bencana tanah longsor dan melihat kesesuaian antara kajian risiko bencana tanah longsor tersebut terhadap rencana pola ruang di Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan metode kuantitatif yang didukung analisis skoring pembobotan serta spatial overlay. Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten Boyolali memiliki tiga tingkatan risiko bencana. Risiko bencana tanah longsor didominasi risiko rendah dan risiko tinggi berada pada bagian barat Kabupaten Boyolali dengan pola semakin dekat dengan Gunung Merapi dan Merbabu, semakin tinggi juga risiko bencana tanah longsor. Kesesuaian rencana pola ruang terhadap risiko bencana tanah longsor memiliki persentase dominan sesuai pada kawasan risiko bencana rendah dan sesuai bersyarat pada kawasan budidaya berupa lahan terbangun, pertanian dan perkebunan. Sementara, ketidaksesuaian terdapat pada wilayah dengan risiko bencana tinggi dengan rencana pola ruang berupa kawasan permukiman dan pertanian. Penelitian ini juga mengungkap bahwa pembangunan pada rencana tata ruang menunjukkan ada kecenderungan pada kawasan risiko tinggi tanah longsor.

Full Text:

PDF

References

[1] Naryanto HS, Prawiradisastra F, Kristijono A, Ganesha D. Penataan Kawasan Pasca Bencana Tanah Longsor Di Puncak Pass, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur Tanggal 28 Maret 2018. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) 2019;9:1053–65. https://doi.org/10.29244/jpsl.9.4.1053-1065.

[2] Goenadi S. Konservasi Lahan Terpadu Daerah Rawan Bencana Longsoran Di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Lembaga Penelitian, Universitas Gadjah Mada; 2003.

[3] BPBD Kabupaten Boyolali. Informasi Bencana 2021 n.d.

[4] Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No 9 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031 2011.

[5] Muta’ali L. Perencanaan Pengembangan Wilayah Berbasis Pengurangan Resiko Bencana. Yogyakarta: Cetakan Pertama; 2014.

[6] Sholikhan M, Prasetyo SYJ, Hartomo KD. Pemanfaatan WebGIS untuk Pemetaan Wilayah Rawan Longsor Kabupaten Boyolali dengan Metode Skoring dan Pembobotan. Jurnal Teknik Informatika Dan Sistem Informasi 2019;5. https://doi.org/10.28932/jutisi.v5i1.1588.

[7] Rema YMM. Zonasi Kawasan Berdasarkan Tingkat Risiko Bencana Tanah Longsor Di Kota Batu. Skripsi. Institut Teknologi Nasional Malang, 2018.

[8] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana 2012.

[9] Menteri Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 22/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor 2007.

[10] Ramli S. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk Management. Jakarta: Dian Rakyat; 2010.

[11] Paimin S, Pramono IB. Teknik Mitigasi Banjir Dan Tanah Longsor. Balikpapan: Tropenbos International Indonesia Programme 2009.

[12] Faizana F, Nugraha AL, Yuwono BD. Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Kota Semarang. Jurnal Geodesi UNDIP 2015; 4:223–34. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/7669

[13] Puslittanak Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroklimat. Laporan Akhir Pengkajian Potensi Bencana Kekeringan, Banjir dan Longsor di Kawasan Satuan Wilayah Sungai Citarum-Ciliwung, Jawa Barat Bagian Barat Berbasis Sistem Informasi Geografi 2004.

[14] BAPPENAS. Materi Teknis: Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Berdasarkan Perspektif Pengurangan Risiko Bencana 2014.

[15] Koy VBMF, Rodrigues O. Developing Smart Environment at Tourism Spots in Jetisharjo RW. 07, Yogyakarta. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur 2019;4:25–32. https://doi.org/10.30822/arteks.v4i1.75.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.