PROSES DAN BENTUK “MEWUJUDNYA” KOTA SOLO BERDASARKAN TEORI CITY SHAPED SPIRO KOSTOF
Abstract
Teori city shaped menyebutkan bahwa pola-pola struktur ruang perkotaan mewujud melalui proses-proses sosial, ekonomi, dan politik-administratif. Proses tersebut kemudian menyampaikan makna dari arsitektur dan mewujud dalam bentuk struktur pola ruang, tata guna lahan dan karakter arsitektur bangunan yang secara keseluruhan menggambarkan citra kota.
Kota Solo adalah salah satu kota yang memiliki sejarah panjang dalam proses pembentukannya. Diawali dari Desa perdikan, Desa Sala, yang ramai dengan lalu lintas barang dari Bandar Beton di tepi Sungai Bengawan Solo sebagai bandar perdagangan di lintasan urat-nadi perdagangan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemudian mewujud sebagai kota kerajaan (Kuthonegoro) setelah pusat Kerajaan Mataram dipindah dari Kartasura ke Solo. Ketika Belanda menjajah Indonesia maka Pemerintah Kolonial Belanda masuk ke dalam urusan pemerintahan Keraton Surakarta. Surakarta kemudian berkonsep spatial Kota Jawa Kolonial, yaitu perpaduan antara kota modern dengan jalan militer dan rel kereta api yang menghubungkan kota dengan hinterlandnya dengan konsep Kuthonegoro di dalam wilayah inti Keraton Surakarta . Setelah Indonesia merdeka maka Surakarta menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk kota. Sejarah panjang yang dilalui Kota Solo inilah yang kemudian mempengaruhi wujud arsitektur Kota Solo.
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.