Hubungan indeks kualitas lingkungan hidup dan ketimpangan pendapatan di Kabupaten Kebumen

Firosy A Rohman, Suryanto Suryanto

Abstract

Kabupaten Kebumen adalah kabupaten yang memiliki persentase jumlah penduduk terbesar di Jawa Tengah pada tahun 2021. Permasalahan kemiskinan sangat erat hubungannya dengan ketimpangan dan juga menjadi pemicu utama terjadinya tekanan terhadap degradasi lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kebumen dengan tujuan untuk melihat hubungan antara tingkat kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen tahun 2018–2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan alat analisis Indeks Williamson untuk mengukur ketimpangan pendapatan dan teknik uji korelasi pearson untuk melihat kekuatan hubungan antar variabel. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara variabel tingkat kemiskinan dan ketimpangan memiliki hubungan yang kuat dengan nilai -0.95 dan memiliki hubungan arah yang negatif. Begitu pula hasil uji korelasi variabel tingkat kemiskinan dengan variabel kualitas lingkungan hidup sebesar -0,94. Hubungan ini berarti terdapat hubungan negatif yang kuat antar dua variabel tersebut. Saran dari penelitian ini yaitu diharapkan pemerintah dapat mengembangkan lagi kebijakan pengentasan kemiskinan yang berbasis dengan penjagaan kelestarian lingkungan serta kondisi alam dan juga mengurangi ketimpangan pendapatan, yakni penggalakan program pendidikan non formal, meningkatkan program pemberdayaan fakir miskin, pengembangan UMKM, pengembangan lingkungan sehat, serta pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.

Keywords

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup; Indeks Williamson; Kebijakan Pengentasan Kemiskinan; Kemiskinan; Ketimpangan

Full Text:

PDF

References

[1] Anakusara R, Jamal A, Seftarita C, Maipita I. Economic Growth and Employment in Agricultural Sector on Poverty in Aceh Province. Trikonomika 2019;18:1–7. https://doi.org/10.23969/trikonomika.v18i1.1513.

[2] Hassan SA, Zaman K, Gul S. The Relationship between Growth-Inequality-Poverty Triangle and Environmental Degradation: Unveiling the Reality. Arab Econ Bus J 2015;10:57–71. https://doi.org/10.1016/j.aebj.2014.05.007.

[3] Ghosh J. Growth, Industrialisation and Inequality in India. J Asia Pacific Econ 2015;20:42–56. https://doi.org/10.1080/13547860.2014.974316.

[4] Sarkodie SA, Adams S. Electricity Access and Income Inequality in South Africa: Evidence from Bayesian and NARDL Analyses. Energy Strateg Rev 2020;29:1–11. https://doi.org/10.1016/j.esr.2020.100480.

[5] Ferreira FHG, Leite PG, Ravallion M. Poverty Reduction Without Economic Growth? Explaining Brazil’s Poverty Dynamics, 1985-2004. J Dev Econ 2010;93:20–36. https://doi.org/10.1016/j.jdeveco.2009.06.001.

[6] Ridena S. Kemiskinan dan Lingkungan: Perspektif Kemiskinan di Perkotaan dan Pedesaan. J Litbang Sukowati Media Penelit Dan Pengemb 2020;5:39–48. https://doi.org/10.32630/sukowati.v5i1.196.

[7] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Kemiskinan 2017-2019. BPS Provinsi Jawa Teng n.d. https://jateng.bps.go.id/indicator/23/34/2/kemiskinan.html (accessed January 5, 2023).

[8] Astuti EW. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga (Kasus di Kabupaten Semarang). Econ Dev Anal J 2018;7:162–85. https://doi.org/10.15294/edaj.v7i2.23415.

[9] Hitam M Bin, Borhan HB. FDI, Growth and the Environment: Impact on Quality of Life in Malaysia. Procedia - Soc Behav Sci 2012;50:333–42. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.08.038.

[10] Ong SM, Sek SK. Interactions Between Economic Growth and Environmental Quality: Panel and Non-Panel Analyses. Appl Math Sci 2013;7:687–700. https://doi.org/10.12988/ams.2013.13062.

[11] Borhan H, Ahmed EM, Hitam M. Co2, Quality of Life and Economic Growth in ASEAN 8. J ASIAN Behav Stud 2018;3:55. https://doi.org/10.21834/jabs.v3i6.237.

[12] Sangadah SK, Laut LT, Jalunggono G. Pengaruh Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan di Kabupaten Kebumen Tahun 2009-2018. Din Dir J Econ 2018;2:2018.

[13] Suryanto S, Rahman A. Application of Livelihood Vulnerability Index to Assess Risks for Farmers in The Sukoharjo Regency and Klaten Regency, Indonesia. Jamba J Disaster Risk Stud 2019;11:1–9. https://doi.org/10.4102/jamba.v11i1.739.

[14] Saepudin T, Acuviarta A. The Community Empowerment Program to Reduction Poverty in Banjar. Trikonomika 2016;15:8–13. https://doi.org/10.23969/trikonomika.v15i1.390.

[15] Thaker MAMT, Thaker HMT, Amin MF, Pitchay AA. Electricity Consumption and Economic Growth : A Revisit Study of Their Causality in Malaysia. Etikonomi 2019;18:1–12. https://doi.org/10.1016/j.energy.2012.01.048.

[16] Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Kebumen Tahun 2019 2019.

[17] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Analisis Indeks Williamson Provinsi Jawa Tengah 2016-2020. Semarang: BPS Provinsi Jawa Tengah; 2021.

[18] Kartiasih F, Pribadi W. Environmental Quality and Poverty Assessment in Indonesia. J Nat Resour Environ Manag 2020;10:89–97. https://doi.org/10.29244/jpsl.10.1.89-97.

[19] Abdurahman A. Degradasi Tanah Pertanian Indonesia Tanggung Jawab Siapa? Tabloid Sinar Tani 2003.

[20] Gbetibuou GA, Ringler C, Hassan R. Vulnerability of the South African Farming Sector to Climate Change and Variability: An Indicator Approach. Nat Resour Forum 2010;34:175–87. https://doi.org/10.1111/j.1477-8947.2010.01302.x.

[21] Heger M, Zens G, Bangalore M. Does the Environment Matter for Poverty Reduction? The Role of Soil Fertility and Vegetation Vigor in Poverty Reduction. Washington, DC: 2018. https://doi.org/10.1596/1813-9450-8537.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.