Kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berbasis bahaya banjir menggunakan analisis hierarki proses di Kabupaten Kuningan
Abstract
Indonesia memiliki kondisi alam yang tergolong rawan terhadap bencana alam. Penyebab terjadinya bencana di Indonesia bisa disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Adapun faktor manusia berupa penerapan penggunaan lahan tidak mempertimbangkan karakteristik bentang alam. Kabupaten Kuningan merupakan salah satu wilayah administratif yang terkena dampak bencana (banjir) akibat penggunaan lahan yang tidak mempertimbangkan karakteristik bentang lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara pola ruang RTRW Kabupaten Kuningan (2011-2031) dengan daerah bahaya bencana banjir di Kabupaten Kuningan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Analysis Hierarchy Process (AHP) dan pairwise comparison untuk penentuan skor faktor penyebab banjir dan longsor, interpretasi citra Sentinel visual tahun 2018 untuk menentukan penggunaan lahan di Kabupaten Kuningan serta metode analisis spasial melalui teknik overlay untuk menentukan daerah bahaya banjir dan longsor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahaya banjir yang mempunyai bobot terbesar hingga terkecil menurut para pakar berturut-turut adalah curah hujan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, dan elevasi. Bahaya banjir dan longsor terdiri atas 3 kelas, yaitu rendah, sedang, tinggi. Hasil overlay antara faktor-faktor penentu bahaya banjir menunjukkan bahwa: a) Bahaya banjir kelas rendah memiliki luasan 42.771 ha; b) Kelas sedang memiliki luas 48.034 ha; c) Kelas tinggi memiliki luas 28.767 ha. Kesesuaian pola ruang pada kawasan budidaya dengan kelas bahaya banjir menunjukkan bahwa kawasan permukiman perdesaan pada kelas bahaya sedang memiliki luasan tertinggi sebesar 7.998 ha. Pada kelas bahaya tinggi, pertanian lahan basah memiliki luasan tertinggi yaitu 7.646 ha.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
[1] Hikmah N, Barus B, Baskoro DPT. Studi Perbandingan Pemetaan Risiko Bencana Longsor Berbasis Pendekatan Normatif Dan Pendekatan Kuantitatif Di Kabupaten Garut. J Geogr Gea 2017;16:169–82. https://doi.org/10.17509/gea.v16i2.3558.g4183.
[2] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Data dan Informasi Bencana Indonesia 2014. http://dibi.bnpb.go.id/ (accessed January 8, 2020).
[3] Deviana A, Kridasantausa I, Yadi Suryadi. Kajian Pemodelan Spasial Banjir untuk Mendukung Kebijakan Sempadan Sungai dan Tata Ruang Wilayah (Studi Kasus Wilayah Pengembangan Baleendah) 2012.
[4] Suryanta J, Nahib I. Kajian Spasial Evaluasi Rencana Tata Ruang Berbasis Kebencanaan di Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah. Maj Ilm Globe 2016;18:33–42. https://doi.org/10.24895/MIG.2016.18-1.392.
[5] Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang 2007.
[6] Pribadi DO, Shiddiq D, Ermyanila M. Model perubahan tutupan lahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. J Tek Lingkung P3TLBPPT 2006;7:35–51. https://doi.org/10.29122/jtl.v7i1.364.
[7] Miardini A, Saragih GS. PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN BANJIR GENANGAN BERDASARKAN TINGKAT KERAWANAN MENGGUNAKAN TOPOGRAPHIC WETNESS INDEX Studi Kasus di DAS Solo. J Ilmu Lingkung 2019;17:113–9. https://doi.org/10.14710/jil.17.1.113-119.
[8] Yamani A, Rustiadi E, Widiatmaka. Evaluasi Pola Ruang Berbasis Kerawanan Banjir di Kabupaten Pidie. J Tata Loka 2015;17:130–47. https://doi.org/10.14710/tataloka.17.3.130-146.
[9] Pemkab Kuningan. Peraturan Daerah Kab. Kuningan No 26 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan tahun 2011-2031 2011.
[10] Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kuningan. Laporan Bencana Tahunan Kabupaten Kuningan 2018. https://bpbd.kuningankab.go.id/info-bencana-tahunan/2017 (accessed February 18, 2019).
[11] Saaty TL, Kirti PI, Liana S. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi yang Komplek. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo; 1993.
[12] Falatehan AF. Analytical Hierarchy Process (AHP) Teknik Pengambilan Keputusan Untuk Pembangunan Daerah. Yogyakarta: Indomedia Pustaka; 2016.
[13] Budiarti W, Gravitiani E, Mujiyo. Analisis Aspek Biofisik Dalam Penilaian Kerawanan Banjir Di Sub Das Samin Provinsi Jawa Tengah. J Pengelolaan Sumberd Alam Dan Lingkung 2018;8:96–108. https://doi.org/10.29244/jpsl.8.1.96-108.
[14] Aji MD, Sudarsono B, Sasmito B. Identifikasi Zona Rawan Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Sub Das Dengkeng). J Geod Undip 2014;3:36–50.
Refbacks
- There are currently no refbacks.