Kesesuaian aksesibilitas kawasan wisata budaya Kota Surakarta ditinjau dari jalur pedestrian sebagai NMT
Abstract
Kota Surakarta sebagai Kota Budaya memiliki beragam destinasi wisata budaya sebagai komponen pengembangan kota. Aksesibilitas merupakan hal pendukung penting yang dipenuhi dengan menyediakan sarana transportasi publik untuk menunjang pergerakan wisatawan. Integrasi transportasi berbasis kendaraan (motorized transport, MT) dengan non kendaraan (non-motorized transport, NMT), seperti jalur pedestrian sebagai feeder bagi transportasi publik, dibutuhkan untuk menciptakan transportasi yang berkelanjutan. Namun, aksesibilitas pada kawasan wisata budaya Kota Surakarta belum didukung oleh keberadaan jalur pedestrian yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian jalur pedestrian sebagai non-motorized mode feeder untuk mendukung aksesibilitas di kawasan wisata budaya Kota Surakarta. Hasil skoring menggunakan skala Guttman menunjukan bahwa kesesuaian jalur pedestrian sebagai non-motorized mode feeder untuk mendukung aksesibilitas di kawasan wisata budaya Kota Surakarta termasuk dalam kategori mendekati tidak sesuai dengan capaian kesesuaiannya sebesar 41,26%. Hanya aspek keamanan yang memiliki capaian lebih dari 50%. Untuk aspek lainnya yaitu aspek konektivitas, kenyamanan, dan kemudahan masih di bawah 50%. Hal ini menunjukan bahwa masih diperlukan peningkatan jalur pedestrian agar dapat mencapai kondisi yang sesuai pada masing-masing segmen dari segi keamanan, konektivitas, kenyamanan, dan kemudahan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
[1] Saputri SN, Kusumastuti, Soedwiwahjono. Kesiapan Atraksi dalam Pengembangan Pariwisata Budaya di Koridor Slamet Riyadi, Kota Surakarta. Reg J Pembang Wil Dan Perenc Partisipatif 2018;13:169–81. https://doi.org/10.20961/region.v13i2.21546.
[2] Purwanto E, Manullang OR. Evaluasi Trotoar Sebagai Feeder Non Motorized Untuk Mendukung Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang. J Pembang Wil Dan Kota 2018;14:17–27. https://doi.org/pwk.v14i1.17336.
[3] Muta’ali L. Teknik Analisis Regional Untuk Perencanaan Wilayah, Tata Ruang dan Lingkungan. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM; 2015.
[4] Yoeti OA. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita; 2008.
[5] Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Menurut Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 2011.
[6] Institute Transportation and Development Policy. Non-Motorized Transport (NMT). ITDP Indones 2016. https://itdp-indonesia.org/2016/01/non-motorized-transport-nmt/ (accessed June 19, 2022).
[7] Boivin M, Tanguay GA. Analysis of The Determinants of Urban Tourism Attractiveness: The case of Québec City and Bordeaux. J Destin Mark Manag 2019;11:67–79. https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2018.11.002.
[8] Visty S, Eriawan T, Triana E. Kualitas Pelayanan Pemanfaatan Jalur Pejalan Kaki di Koridor Bundo Kanduang dan Gereja Kota Padang. Abstr Undergrad Res Fac Civ Plan Eng Bung Hatta Univ 2019;1.
[9] Kementerian Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki 2014.
[10] Pemerintah Kota Surakarta. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan I Kota Surakarta Kota Surakarta 2012.
[11] Harsono K, Arsandrie Y, Setiawan W. Identifikasi Kenyamanan Pejalan Kaki di City Walk Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Sinektika J Arsit 2013;13:33–42. https://doi.org/10.23917/sinektika.v13i1.703.
[12] Azizah I. Aksesibilitas sebagai Kebutuhan Kenyamanan Wisatawan. Kompasiana 2017. https://www.kompasiana.com/azizah110596/5a30785df133446fd5643f22/aksesibilitas-sebagai-kebutuhan-kenyamanan-wisatawan (accessed June 19, 2022).
[13] Riduwan, Kuncoro EA. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta; 2013.
[14] Jacobs AB. Great Streets. Cambridge, Massachusetts: The MIT Press; 1995.
[15] Kiswari MDN, Susanti BT. Kajian Kinerja Fasilitas Pedestrian Pada Area Pasar Semawis. Simp. Nas. RAPI XIII-2014 FT UMS, Surakarta: Publikasi Ilmiah UMS; 2014, p. A-52-A-65.
[16] Untermann RK. Accommodating the Pedestrian. New York: Van Nostrand Reinhold Company; 1984.
[17] Nawangsari D, Muryani C, Utomowati R. Pengembangan Wisata Pantai Desa Watu Karung Dan Desa Sendang Kabupaten Pacitan. J GeoEco 2018;4:31–40. https://doi.org/10.20961/ge.v4i1.19172.
[18] Sinambela LP. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Teoretik dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2014.
[19] Iskani. Skala Guttman Secara Tradisional (Cross Sectional) 2014.
[20] Pradana AH, Ernawati J, Martiningrum I. Walkability Jalur Pedestrian by Design di Area Kampus Universitas Brawijaya Malang. J Mhs Jur Arsit Univesitas Brawijaya 2017;5.Refbacks
- There are currently no refbacks.