Pemangku kepentingan dalam pengembangan Kota Lama Semarang berdasarkan peran dan tingkat kepentingan
Abstract
Salah satu potensi wisata Kota Semarang yang saat ini sedang dikembangkan adalah Kota Lama Semarang menyusul masuknya dalam daftar tentative Kota Warisan Dunia oleh UNESCO. Pengembangan ini tertuang dalam program kerja walikota dari tahun 2015 yang berfokus pada revitalisasi Kota Lama Semarang.Namun hal ini menimbulkan pro dan kontra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan tingkat kepentingan stakeholders dalam pembangunan Kota Lama Semarang. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dilakukan observasi lapangan dan wawancara untuk mengumpulkan data. Wawancara mendalam dengan teknik purposive dilakukan kepada narasumber terpilih berdasarkan saran dan rekomendasi dari kelompok pemangku kepentingan pada pengembangan Kota Lama Semarang. Kelompok narasumber dibagi menjadi lima kategori, yaitu pemerintah, pengusaha, masyarakat, BPK2L, dan masyarakat. Setelah dilakukan analisis deskriptif kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangku kepentingan di Kota Lama Semarang memiliki persepsi yang beragam mengenai perkembangan Kota Lama Semarang. Salah satu masalah penting yang teridentifikasi adalah kurangnya komunikasi antar pemangku kepentingan selama pembangunan sehingga berdampak pada keseluruhan kegiatan di Kota Lama Semarang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
[1] Jackson JB. Discovering The Vernacular Landscape. New Haven: Yale University Press; 1984.
[2] UNESCO World Heritage Centre. Operational Guidelines for the Implementation of the World Heritage Convention: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization Intergovernmental Committee for the Protection of the World cultural and Natural Heritage 2017:1–172.
[3] Ismiyati, Budieny H, Narayudha M, Salamun S, Putra AD, Reka W. Pengembangan Transportasi Sungai Kota Semarang Sebagai Transportasi Perintis Tujuan Wisata Air (Studi Kasus Kanal Banjir Barat Kota Semarang). Teknik 2016;37:47–53. https://doi.org/10.14710/teknik.v37i2.9373.
[4] Rahim F. Pedoman Kelompok Sadar Wisata. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI; 2012.
[5] Sarwono J. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2006.
[6] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta; 2008.
[7] Prell C, Hubacek K, Reed M. Stakeholder Analysis and Social Network Analysis in Natural Resource Management. Soc Nat Resour 2009;22:501–18. https://doi.org/10.1080/08941920802199202.
[8] Crosby B. Stakeholder Analysis : A Vital Tool for Strategic Managers. Tech Notes 1991:1–6.
[9] Ateljevic J. Tourism Entrepreneurship and Regional Development: Example From New Zealand. Int J Entrep Behav Res 2009;15:282–308. https://doi.org/10.1108/13552550910957355.
[10] Sumarto H. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2003.
Refbacks
- There are currently no refbacks.