Kebertahanan fisik Kampung Beting sebagai kawasan permukiman waterfront heritage

Mariska Jessica Yastri, Winny Astuti, Rufia Andisetyana Putri

Abstract

Semakin berkembangnya kawasan komersial di daratan, maka semakin berkembang pula permasalahan di bagian kota lainnya. Seperti halnya permukiman Kampung Beting di tepian Sungai Kapuas, Kota Pontianak. Angka kemiskinan yang tinggi serta tingkat pendidikan penduduknya yang sangat rendah membentuk karakter kampung yang negatif bagi sebagian besar masyarakat di Kota Pontianak. Kampung Beting juga tidak dapat terlepas dari nilai sejarah yang dimilikinya sebagai cikal bakal permukiman pertama, sejarah tersebut membentuk karakter kampung yang sarat akan budaya Melayu Pontianak baik dari maupun non fisiknya yaitu budaya perairan. Permasalahan tentang menurunnya kualitas kampung tepian air atau sungai, telah diatasi dengan program kampung tepi air oleh pemerintah dan masyarakat. Program tersebut bertujuan untuk memperbaiki kualitas fisik dan kualitas hidup masyarakat di dalamnya, yang nantinya akan menghasilkan kampung wisata. Kebertahanan adalah dimana kawasan tersebut dapat beradaptasi dalam mempertahankan karakter kawasannya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebertahanan kawasan dengan karakter kampung waterfront heritage yang ideal melalui adaptasi fisiknya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan model analisis data Miles dan Huberman, didapat hasil bahwa kebertahanan Kampung Beting melalui adaptasi fisik memiliki nilai kebertahanan yang cukup. Karakter fisik kampung menunjukkan bahwa kawasan tersebut memiliki elemen-elemen fisik yang dapat menunjukkan karakter atau identitas waterfront heritage yang ideal dari segi ketersediaan dan kesesuaian fungsinya. Yakni elemen jalur jalan, sarana dan prasarana transportasi air, promenade, dan aset historis yang mengalami konservasi. Sementara elemen lainnya yakni ruang terbuka dan bangunan tepi air belum mampu menunjang karakter atau identitas kawasan sebagai permukiman waterfront heritage yang ideal.

Keywords

Karakter Waterfront Heritage; Kebertahanan Fisik; Kebertahanan Kampung; Ketersediaan dan Kesesuaian Fisik

Full Text:

PDF

References

[1] Budhisantoso S, Bale D, Suprapti, Suhardi. Analisis Pola Pemukiman di Lingkungan Perairan di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional; 1994.

[2] Sabini FW. Kementerian PUPR Tata 11 Kampung Nelayan. Koran Jakarta 2019.

[3] Cumming GS, Barnes G, Perz S, Schmink M, Sieving KE, Southworth J, et al. An Exploratory Framework for The Empirical Measurement of Resilience. Ecosystems 2005;8:975–87. https://doi.org/10.1007/s10021-005-0129-z.

[4] Puastika AR, Yuliastuti N. Kebertahanan Permukiman Sebagai Potensi Keberlanjutan di Kelurahan Purwosari Semarang. J Tek PWK 2012;1:21–8.

[5] Longstaff PH, Armstrong NJ, Perrin K, Parker WM, Hidek MA. Building Resilient Communities: A Preliminary Framework for Assessment. Homel Secur Aff 2010;6:1–23.

[6] Sari IK. Perubahan Karakter Arsitektur Permukiman Kampung Beting Kota Pontianak Kalimantan Barat. J Arsit Langkau Betang 2014;1:62–75. https://doi.org/10.26418/lantang.v1i1.18809.

[7] Khaliesh H, Widiastuti I, Budi BS. Karakteristik Permukiman Tepi Sungai Kampung Beting di Pontianak: dari Rumah Lanting ke Rumah Tiang. Pros. Temu Ilm. IPBLBI 2012, 2012, p. 69–72.

[8] Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung: Alfabeta; 2014.

[9] Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers; 2010.

[10] Tangkuman DJ, Tondobala L. Arsitektur Tepi Air. Media Matrasain 2011;8:40–54.

[11] Khaliesh H, Widiastuti I, Budi BS. Karakteristik Permukiman Tepian Sungai Kampung Beting di Pontianak. Temu Ilm. IPLBI, Bandung: Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia; 2012, p. 69–72.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.