Hubungan Spasial dalam Ketahanan Pangan tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

AR. Rohman Taufiq Hidayat, Muhammad Dito, Gunawan Prayitno

Abstract

Kerawanan pangan berdampak pada stabilitas sosial ekonomi wilayah. Populasi provinsi jawa barat tumbuh 1,54% setiap tahun nya tanpa diikuti peningkatan produksi pangan secara linear. Kondisi ini berpeluang memicu kekurangan persediaan beras dan kerawan pangan. Pada tingkat provinsi, kota/kabupaten dapat bekerja sama untuk mencapai ketahanan pangan. Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi status ketahanan pangan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan indikator WFP dan Permentan no 65 tahun 2010. Indikator tersebut berjumlah 9 indikator dan menggunakan konsep swasembada pangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa 25 kota dan kabupaten berada pada kondisi sangat tahan pangan. Hanya 2 kota/kabupaten yang memiliki status tahan pangan. 8 kota/kabupaten memiliki hubungan yang tinggi yang berpusat di Kabupaten Sumedang (hot spot dengan Gi * 1.6021). Sedangkan 19 kabupaten/kota memiliki low value dan berpusat di Kabupaten Cirebon (Cold spot dengan Gi* value * - 1.67778). Kota/kabupaten dapat menggunakan hasil pengelompokan tersebut untuk mencapai mempertahankan dan memperbaiki status ketahanan pangan dengan cara kerjasama antar wilayah. Terutama dalam hal pemenuhan ketersediaan beras

Full Text:

PDF

References

Baliwati Yayuk Farida; Martianto Drajat; Ulfani Dian Hani. 2011. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dan Kesehatan Masyarakat Kaitannya Dengan Masalah Gizi Underweight, Stunted, Dan Wasted Di Indonesia: Pendekatan Ekologi Gizi. Jurnal Gizi Dan Pangan. Vol 6 hal : 59–65

Chan, M. F., & Kamala Devi, M. (2015). Factors affecting life expectancy: Evidence from 1980-2009 data in Singapore, Malaysia, and Thailand. Asia-Pacific Journal of Public Health. https://doi.org/10.1177/1010539512454163

Food World Programme. 2015. Buku Peta Ketahanan Pangan Indonesia. Jakarta: Food World Programme.

Getis, A., Ord, J.K., 1992. The analysis of spatial association by use of distance statistics. Geographical Analysis 24, 189–206.

Getis, A., Ord, J.K.. 1996. Local spatial statistics: An overview. In: Longley, P., Batty, M. (Eds.). Spatial Analysis: Modelling in a GIS Environment, pp. 261-277. Geoinformation International, Cambridge.

Hartanti Wiwied; Lubis Satia Negara; Butar-Butar Hasudungan. 2013. Dampak Pertambahan Penduduk, Akses Pangan Dan Usaha Pengentasan Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Sumatera Utara Journal On Social Economic of Agriculture And Agribusiness Vol. 2 No. 5

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2017 Riset Kesehatan Dasar 2017-2018

Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013. Rencana Pembangunan Jangka Menengaj Daerah 2013 - 2018. Jawa Barat.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 65/Permentan/Ot.140/12/2010. Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Dan Kabupaten/Kota. Indonesia: Kementrian Pertanian.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002. Ketahanan Pangan. Indonesia.

Tiwari, R., M Ausman, L., & Emwinyore Agho, K. (2014). Determinants of stunting and severe stuntingamong under-fives: evidence from the 2011 Nepal Demographic and Health Survey. BMC Pediatrics, 14(239). https://doi.org//doi.org/10.1186/1471-2431-14-239

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012. Pangan. Indonesia.

Wiwin Sulistyo, Edi Winarko. 2015. Pemodelan Spatial Autocorrelation Kondisi Ketahanan Dan Kerentanan Pangan Di Kabupaten Klaten. Dipublikasikan dalam Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Komunikasi (SENTIKA 2015). Yogyakarta, 28 Maret 2015.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.