Penerapan genius loci pada pengembangan Desa Pahat Batu Tamanagung

Ridho Akbar Khoirul Muna, Kusumaningdyah Nurul Handayani, Made Suastika

Abstract

Desa Tamanagung merupakan kawasan perintis kerajinan pahat batu di Kabupaten Magelang sejak tahun 1953 yang terus berkembang hingga saat ini. Empat puluh tujuh sanggar pahat dengan 144 orang pengrajin di Desa Tamanagung untuk saat ini tidak terfasilitasi sepenuhnya. Kondisi workshop dan galeri yang tidak dibangun dengan prioritas memadai sebagai wadah kegiatan pahat merupakan alasan utama untuk pengembangan kawasan. Kebutuhan utama pengembangan kawasan yaitu melalui penguatan citra kawasan bertujuan untuk mendukung pemasaran serta intrepetasi aktivitas budaya di lokasi. Zoning kawasan eksisting yang tumbuh organik, tampilan bangunan yang tidak representatif serta peruangan yang tidak dapat teridentifikasi merupakan permasalahan yang perlu diselesaikan. Pengembangan kawasan dengan penguatan citra kawasan tersebut pada akhirnya dicapai dengan (1) perencanaan zoning kawasan; (2) perancangan tampilan bangunan; (3) perancangan. Kriteria perencanaan dan perancangan kawasan menerapkan studi genius loci untuk mendapatkan citra kawasan dan bangunan yang sesuai dengan konteks tempat. Metode penelitian dilakukan dengan studi literatur teori genius loci dan uraian konsep desainnya, observasi lapangan melalui pemetaan serta pengamatan terhadap kondisi fisik bangunan dan aktivitas pahat, wawancara terhadap pelaku industri dari 5 sanggar pahat, tokoh masyarakat serta regulator. Hasil studi genius loci menemukan dua proses utama yaitu proses orientasi dan proses identifikasi. Proses orientasi diterapkan pada pengolahan zoning kawasan sedangkan proses identifikasi diterapkan pada peruangan dan tampilan bangunan. Proses orientasi pada perancangan zoning kawasan mempertimbangkan alur sirkulasi eksisting, jenis user (insider/outsider) serta ketersediaan lahan. Proses identifikasi pada perancangan tampilan bangunan dan peruangan mempertimbangkan karakteristik eksisting dan kebutuhan aktivitas.

Full Text:

PDF

References

Disperindag Kabupaten Magelang 2014 Laporan IKM Kabupaten Magelang 2014 (Magelang)

Larkham P J dan Jiven G 2003 Sense of Place, Authenticity and Character : A Commentary Journal of Urban Design 8 1 pp 67–81 DOI: 10.20961/arst.v14i2.9050

Ong H I 2004 Kajian Genius Loci dengan Fenomenologi Arsitektur Studi Kasus: Kawasan Kesawan (Universitas Sumatera Utara)

Kjerrgren L 2015 Lost in Place: On Place Theory and Landscape Architecture (Swedish University of Agricultural Sciences)

Bently I, Alcock A, Murrain P, Mcglynn S dan Smith G 2005 Responsive environments (Cornwall: MPG Books Ltd)

Norberg-Schulz C 1980 Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture (New York: Rizzoli)

Tunggadewi R Y, Hardiyati dan Kusumaningdyah N H 2016 Pusat Kebudayaan sebagai Wadah Seni Pertunjukan di Kotagede dengan Pendekatan Genius Loci Jurnal Arsitektura 14 2 DOI: 10.20961/arst.v14i2.9050

Lynch K 1960 The Image Of the City (Massachusetts : Massachusetts Institute of Technology and the Oresident amd Fellows of Harvard College)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.