Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau pada Setiap Dominasi Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Kota Surakarta)
Abstract
Abstrak
Pemerintah Kota Surakarta berupaya meminimalisir emisi dengan penyediaan ruang terbuka hijau. Kondisi eksisting RTH publik sebesar 12.74% dari luas Kota Surakarta, angka tersebut menggambarkan bahwa ruang terbuka hijau eksisting di Kota Surakarta belum dapat memenuhi standar RTH publik 20%. Selain itu, menurut Permen PU No 5 Tahun 2008 menjelaskan bahwa RTH pada karakteristik guna lahan yang berbeda, maka arahan RTH juga berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di kota surakarta. Faktor- faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau pada setiap dominasi penggunaan lahan di Kota Surakarta, yaitu ketersediaan anggaran, alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang, implementasi rencana kerja terkait RTH, penghargaan dalam program penghijauan, pelaksana program, partisipasi masyarakat, pengaruh tokoh masyarakat, keberadaan komunitas hijau, daya serap pohon terhadap CO2, ketersediaan lahan, nilai lahan, dan pengawasan pengendalian tata guna lahan. Analisis AHP digunakan untuk mengetahui tingkatan faktor yang mempengaruhi ketersediaan ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan setiap dominasi penggunaan lahan industri, perumahan, perdagangan jasa, perlindungan setempat, dan ruang terbuka memiliki faktor prioritas yang berbeda- beda. Faktor utama yang paling berpengaruh di zona industri adalah pengawasan pengendalian tata guna lahan, zona perumahan dan perdagangan jasa adalah alokasi ruang terbuka hijau dalam perencanaan tata ruang, zona perlindungan setempat adalah ketersediaan anggaran, sedangkan zona ruang terbuka adalah daya serap pohon terhadap CO2.
Kata Kunci: ketersediaan, faktor, penggunaan lahan, ruang terbuka hijau
Full Text:
PDFReferences
Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI-03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2010. SNI 7654-2010 tentang klasifikasi tutupan lahan. Jakarta.
DLH Kota Surakarta. (2015, September 27). Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta. Retrieved from http://http://dlh.surakarta.go.id/new/?p=ss&id=23. Diakses tanggal 12 Oktober 2017.
DLH Kota Surakarta. (2015). Penyusunan Dokumen Peta Tutupan Vegetasi dan RTH Publik Kota Surakarta.
Fattah, Q. (2001). Analisis Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (Green Open Space) dalam Upaya mendukung Kota Medan Sebagai Kota Metropolita. Theses, Universitas Sumatera Utara.
Huda, F. N. (2012). Impelementasi Perda No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tegal (Studi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau). Journal of Politic and Government Studies, Volume 2, Nomor 2.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2009. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum. 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 tentang Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/ Kota. Jakarta.
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Perindustrian No 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri. Jakarta.
Kurnia, S. D. (2013). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kurangnya Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Depok. Jurnal Ekstensi Administrasi Negara.Universitas Indonesia.
Kusumawardani, D. (2017). Arahan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau dalam Menyerap Emisi Gas CO2 Kendaraan Bermotor pada KAwasan Industri Sier , Surabaya. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan.
Marno. (2016). Pemetaan Penggunaan Lahan Kelurahan Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda Menggunakan Software Arcgis 10.2.
Miranti, M., Sundarso, & Purnaweni, H. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Rembang. 1-11.
Pemerintah Kota Surakarta. 2012. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011- 2031. Kota Surakarta.
Purnomohadi (2002). Pengendalian Banjir di Jakarta. Jurnal Arsitektur Lansekap Indonesia.
Rahman, M. D., Awaluddin, M., & Hani'ah (2016). Analisis Spasial Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau terhadap Jumlah Penduduk di Kota Solo. Jurnal Geodesi Undip, Vol. 5 No.3.
Republik Indonesia. 2007. Undang Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta.
Rini, E. F., Sulistyarso, H., & Pamungkas, A. (2014). Factors Influencing The Avaibility Of Green Open Space in East Surabaya. architecture & Environtment, Vol. 13, No.1, 75-92.
Saaty, T.L. Decision Making with The Analytic Hierarchy Process, Int. J. Services. Sciences, Vol.1,No. 1, pp.83-98
Sabngiarso. (2008). Evaluasi penggunaan tanah terhadap rencana detail tata ruang Kota Semarang dengan memanfaatkan citra QuickBird :: Studi kasus pada bagian wilayah kota (BWK) VI Kecamatan Tembalang .
Sajow, H. S. (2015). Perubahan Fungsi Lahan Di Koridor Segitigamapanget-Talawaan. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Susanti (2015). Tipologi Tata Massa Bangunan Rumah Tinggal dan Preferensi Penyediaan RTH Privat. CoUSD Proceedings. Hlm. 197-206
Tampi, D. M,. Sonny, T., & Wuisang, C. E. V. (2015). Tata Guna Lahan di Sekitar Kawasan Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Jurnal ISSN: 2442-3262, Vol. 1 No.1.
Yuwono. (2009). Membangun Kesuburan Tanah di Lahan Marginal. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol.9 No.2 p:137-141.
Refbacks
- There are currently no refbacks.