Struktural Semantik dalam Novel Lelaki Harimau Karya Eka Kurniawan

Agung Wijianto

Abstract

Abstract: Novel entitled Lelaki Harimau is a phenomenal work. This novel depicts chaos in a family, something which is relevant to the social public. The author, Eka Kurniawan, employs figurative language to portray events in the novel. The expressions that he used adds to the magnificence of this work. However, the narration used in the story is filled with flash back and flash forward plot. Different perspectives are also used in narrating the story. This can be a problem to the reader as it may confuse them to find the thread connecting the pieces of the story. A rigid reading method is needed to bridge the understanding of this work. This article will employ the theory of structural semantics proposed by A. J. Greimas to dissect this novel. By making use of the theory, this article finds that individual desire can bring a huge turmoil if that desire is not under control.

Abstrak: Novel Lelaki Harimau merupakan sebuah karya fenomenal. Novel ini menggambarkan tentang kondisi yang sangat relevan di masyarakat, yaitu kekacauan dalam keluarga. Sang penulis, Eka Kurniawan, menggunakan gaya bahasa yang figuratif untuk menggambarkan kejadian-kejadian yang ada. Majas-majas yang dipakai terasa indah dan menambah kegemilangan dari karya ini. Akan tetapi, gaya penceritaan yang tidak berurutan dalam alur flash-back dan flash-forward yang digunakan membuat pembaca kesulitan untuk menemukan garis kesinambungannya. Selain itu pula, penceritaan juga dilakukan dari berbagai perspektif  yang berbeda. Kerumitan pembacaan membuat pemahaman terhadap makna yang ada juga menjadi sukar untuk didapat. Sebuah metode pembacaan yang rigid dibutuhkan untuk menjembatani pemahaman dari karya ini. Metode yang digunakan untuk memahami makna yang ada karya ini adalah pembacaan dekat dengan memanfaatkan teori struktural semantik dari A. J. Greimas. Dengan memanfaatkan teori tersebut, penelitian ini menemukan bahwa hasrat dari individual dapat membawa kekacauan yang sangat besar jika tidak dikontrol dengan baik.

Keywords

Actant; character configuration; isotopy; homology

Full Text:

PDF

References

Bronwen, M., & Felizitas, R. (2006). Key terms in semiotics. In Choice Reviews Online (Vol. 44). https://doi.org/10.5860/choice.44-1261

Champagne, R. A., Greimas, A. J., McDowell, D., Schleifer, R., & Velie, A. (1984). Structural Semantics: An Attempt at a Method. World Literature Today. https://doi.org/10.2307/40139625

Hardy, D. E., & Toolan, M. J. (1990). Narrative: A Critical Linguistic Introduction. In Language (Vol. 66). https://doi.org/10.2307/414665

Irwan Latif, N. (2017). Masalah Sosial dalam Novel Lelaki Harimau Karya Eka Kurniawan. STKIP PGRI SUMATERA BARAT.

Kamanta, Y. K. (2015). Perempuan yang Mengundang Maut: Analisa Struktur Naratif AJ Greimas pada Film Air Terjun Pengantin. PARAFRASE: Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan, 15(01).

Kurniawan, E. (2014). Lelaki Harimau. Jakarta: Gramedia.

Kusumawati, V. (2017). Struktur Naratif dan Maknanya dalam Novel Lelaki Harimau. Universitas Airlangga.

Marwan, I., & Taufiq, W. (2019). Kajian Semiotika Naratif Atas Kisah Isra Mi’raj. Humanus, 18(1), 58–66. https://doi.org/10.24036/humanus.v18i1.104066

Prasetyo, Y., & Haryadi, H. (2017). Kekerasan terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas dan Lelaki Harimau Karya Eka Kurniawan. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), 152–160.

Tomasya, A. A., Sarwit, S., & Bustanuddin, L. (2016). Gaya Bercerita Eka Kurniawan Dalam Novel Lelaki Harimau. Universitas Bengkulu.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.