Konflik Bahasa dan Gender: Analisis Ketidaksantunan dalam Series Euphoria Season 2 (Kajian Sosiopragmatik)
Abstract
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiopragmatik dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan gender dalam strategi ketidaksantunan yang dilakukan oleh para karakter dalam serial TV “Euphoria” season 2. Penelitian ini menggunakan teori ketidaksantunan Culpeper (1996), fitur bahasa laki-laki Mulac et al (2001), dan fitur bahasa perempuan Lakoff (1975). Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis strategi ketidaksantunan dan gender dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Pada tahap pengumpulan data, penulis menggunakan metode simak dengan menonton serial TV “Euphoria” season 2 terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan teknik catat. Setelah mengumpulkan data, metode identifikasi sosiopragmatik digunakan untuk menganalisisnya. Para peneliti menganalisis 31 ujaran tidak santun dari serial TV 'Euphoria' Season 2 yang terdiri dari 8 episode. Kategori strategi ketidaksantunan yang terkandung dalam penelitian ini yang dituturkan oleh laki-laki dominan menggunakan ketidaksantunan langsung, sedangkan strategi ketidaksantunan peremuan dominan menggunakan ketidaksantunan positif. Perbedaan fitur bahasa yang dituturkan oleh laki-laki dominan diujarkan menggunakan penilaian kualitas dan pernyataan direktif, sedangkan fitur bahasa perempuan dominan diujarkan menggunakan tekanan empatik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdulrahman, E. M., & M. Al-Juburi, H. H. (2018). A Socio-Pragmatic Study of Impoliteness in William Wycherley’s Comedy : The Plain Dealer. Journal of Tikrit University for Humanities, 25(5), 1–21. https://doi.org/10.25130/jtuh.25.5.2018.18
Culpeper, J. (1996). Impoliteness: Using language to cause offence. Routledge.
Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Lakoff, R. (1975). Language and Women’s Place. New York: Harper & Row.
Mulac, A., Bradac, J. J., & Gibbons, P. (2001). Empirical Support for the Gender -as-Culture Hypothesis: An Intercultural Analysis of Male/Female Language Differences. Human Communication Article, 121-152.
Lexy J. Moleong. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revi, P. 410).
Refbacks
- There are currently no refbacks.