Simbolisme dalam Bahasa Ritual Mu'au: Tinjauan Etnolinguistik Terhadap Tradisi Dayak Maanyan

Nirena Ade Christy, Albertus Purwaka, Linggua Sanjaya Usop, Lazarus Linarto

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya bahasa ritual Mu'au, yang merupakan bagian penting dari tradisi Dayak Maanyan di Kalimantan Tengah, Indonesia. Ritual ini mencerminkan hubungan yang dalam antara masyarakat Dayak Maanyan dengan alam, leluhur, dan spiritualitas suku Dayak Maanyan. Tujuan penelitian ini antara lain: (1) mendeskripsikan simbolisme dalam bahasa ritual Mu'au digambarkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak Maanyan; (2) mendeskripsikan budaya masyarakat Dayak Maanyan mempengaruhi penggunaan simbolisme dalam bahasa ritual Mu'au; (3) mendeskripsikan peran bahasa ritual Mu'au dalam mempertahankan identitas   budaya   masyarakat  Dayak   Maanyan.   Penelitian   ini   menggunakan pendekatan kualitatif, dengan fokus pada etnografi linguistik. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi secara mendalam makna dan konteks penggunaan bahasa ritual Mu'au dalam kehidupan masyarakat Dayak Maanyan. Metode utama yang digunakan adalah wawancara mendalam,   observasi   partisipatif,   dan   analisis  teks   ritual.   Hasil   analisis mengungkapkan bahwa simbolisme ini tercermin dalam berbagai praktik dan kebiasaan masyarakat, meliputi persiapan menanam padi, kegiatan Ngilau Winni (memberi minyak pada bibit padi), Muras Wini (memberi mantera pada bibit padi), serta gotong royong dalam Mu’au. Simbol- simbol seperti bibit padi, telur ayam kampung, dan tanaman lokal mencerminkan aspek kepercayaan, kesuburan, serta hubungan harmonis dengan alam. Budaya Dayak Maanyan membentuk penggunaan simbolisme ini melalui kepercayaan animisme, nilai kekeluargaan, dan kearifan lokal. Bahasa ritual Mu’au tidak hanya melestarikan identitas budaya tetapi juga memperkuat kohesi sosial, mendidik generasi muda, dan mendukung keberlangsungan tradisi. Melalui pemahaman dan pelestarian bahasa ritual ini, identitas budaya Dayak Maanyan tetap terjaga dalam menghadapi modernisasi.

Keywords

Simbolisme; Mu'au; Etnolinguistik; Dayak Maanyan

Full Text:

PDF

References

Dillistone, F. W. (2002). The Power Of Symbols. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kusalanana, S., Dewi, M. P., & Marjianto. (2020). Makna Simbolik Ritual Selamatan Methik Pari dalam Pandangan Agama Buddha di Desa Gembongan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Sabbhata Yatra Jurnal Parawisata dan Budaya, 32-44.

Lapasila, N., Bahfiarti, T., & Farid, M. (2020). Etnografi Komunikasi Pergeseran Makna Pesan Tradisi Padungku Pasca Konflik Poso di Sulawesi Tengah. Jurnal SCRIPUTRA, 111-122.

Lisdayanti, S., & Lestari, D. A. (2023). Makna Simbolik Tradisi Kedurai Apam sebagai Wujud Pelestarian Tradisi Lokal Masyarakat Suku Rejang di Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong. LATERALISASI, 48-54.

Nurhayati, E. (2023). Penggunaan Istilah Kue Lebaran pada Masyarakat I Kabupaten Banyuwangi:Kajian Etnolinguistilk. Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan, 113-

Sarif , I., & Machdalena, S. (2021). Istilah-Istilah dalam Upacara Minum Teh Jepang Chanoyu (Suatu Kajian Etnolinguistik). Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya i, 127-138.

Sidauruk, I. M., Komariah, S., & Ruyadi, Y. (2022). Pelestarian Lingkungan Masyarakat . Journal of Historyy , 1-12.

Tandiangga, P. (2021). ) Simbolisme, Realitas, Dan Pikiran Dalam Semiotika Charles W. Morris. Jurnal Syntax Transformation, 650-661.

Tansi Kisun. (2024). Wawancara Tertutup: Makna Penting dalam Tradisi Mu’au Suku Dayak Maanyan. 24-28 Juni 2024

Tialani, K. T., Indriyawati, L., & Mulawarman, W. G. (2023). Makna dan Budaya Masyarakat Berau dalam Prosesi Pinang (Kajian Etnolinguistik). Jurnal Cahaya Mandalika.

Warsini. (2024). Wawancara Tertutup: Prosesi Ritual Mu’au Suku Dayak Maanyan. 24-28 Juni 2024

Yusuf, M. (2022). Simbolisme Budaya Jawa Dalam Novel Darmagandhul (Kajian Etnosemiotik). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya (Mateandrau) , pp. 54-69.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.