LOGIKA SEBAGAI PERETAS KONSTRUKSI TUTURAN IMPERATIF LITERAL
Abstract
Logika sebagai piranti yang bersifat menyelidiki, menilai dan mengembangkan bahasa komunikasi. Meski terdapat konteks yang memfasilitasi, diperlukan juga penalaran yang menghubungkan antara tuturan dan hal yang dimaksudkan. Bentuk tuturan tersebut terkonstruk dalam tuturan imperatif literal dan imperatif tidak literal, yakni deklaratif, interogatif. Penelitian ini bertujuan mengungkap kemampuan logika sebagai peretas konstruksi tuturan imperatif literal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi tuturan imperatif literal pun dapat menjadi konstruksi tuturan imperatif tidak literal layaknya tuturan deklaratif dan interogatif. Kondisi tersebut dapat diamati pada verba ‘lihat’ yang memaksudkan mitra tutur mengambil suatu tindakan atas fenomena komunikasi yang diamati dengan saksama.
Full Text:
PDFReferences
Aslinda & Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika
Aditama
Jujun S. Suriasumantri. 2010. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Kunjana Rahardi. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga
Mahsun. 2010. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mey, Jacob L. 2001. Pragmatics: An Introduction (2nd edition). Carlton:
Blackwell Publishing
PELLBA. 1993. Analisis Wacana Pengajaran Bahasa. Jakarta: Kanisius
Refbacks
- There are currently no refbacks.