KAJIAN PRAGMATIK: IMPLIKATUR DALAM TEMBANG MACAPAT
Abstract
Tembang memiliki kharisma tersendiri baik sebagai media pendidikan maupun hiburan. Tembang sangat populer pada saat -- masyarakat yang belum mendapat pengaruh lagu atau musik diatonis -- tembang digunakan sebagai alat atau media oleh para ibu untuk mengantarkan anak-anak yang akan tidur, dengan cara bersenandung (rengeng-rengeng). Akan tetapi sejalan dengan lajunya informasi dan kemajuan teknologi posisi tembang tergeser yang semula menduduki papan atas kini menjadi agak atau bahkan terpinggirkan posisinya. Kemajuan ilmu dan teknologi membawa dampak pada semua unsur kehidupan termasuk keberadaan tembang. Tembang mempunyai hubungan yang erat dengan syair (puisi). Masyarakat Jawa lebih menyukai mendengarkan tembang dibandingkan dengan mendengarkan pembacaan puisi.
Melalui kajian pragmatik dalam hal ini prinsip implikatur dapat mengapresiasi tembang-tembang Macapat sehingga dapat sebagai koridor membudayakan budaya Jawa. Tentu saja hadirnya tulisan ini pada gilirannya untuk mengajak melestarikan budaya tembang.
Kata kunci : apresiasi, tembang-tembang Macapat,implikatur, nilai-nilai
Full Text:
PDFReferences
Abdul Syukur Ibrahim. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Aminuddin. 1988. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.
Asmoro Achmadi. 1998. “Nilai Substansial dalam Sekar Macapat”. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Budiono Heru Satoto. 1991. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta : Hanindita.
Dewa Putu Wijana.2006.Pragmatik Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Djelantik, A.A.M. 1992. Falsafah Keindahan dan Kesenian. Denpasar: STSI.
Gunawan Srihastjarjo, 1979. Tembang Peringgitan. Surakarta: ASKI Surakarta.
__________ 1980. Macapat I, II, III. Surakarta: Proyek Pengembangan IKI, Sub Proyek ASKI Surakarta.
Jacob L.Mey. 1994.Pragmatics an Introduction. Cambridge USA: Blackwell
Lakoff, Robin.1972. Language in Context. New York: Happer & Row.
Pakubuwono XII, SISKS. 2001. “Implementasi Budaya Jawa dalam Menjaga Keutuhan dan Persatuan Bangsa” dalam Seminar Nasional bertemakan Konsep Budaya Jawa Mengembangkan Kecerdasan Emosional dalam Membangun Jiwa Nasional. Surakarta, 21 Agustus 2001.
Prawirodisastra, S. 1991. “Bahasa Jawa dalam Seni Tembang Macapat”. Makalah Konggres Bahasa Jawa Semarang 15-20 Juli 1991.
Sri Susuhunan Pakubuwana IV. Tth. Wulangreh. Sukoharjo: Cendrawasih.
Refbacks
- There are currently no refbacks.