UPAYA REVEGETASI DAERAH TANGKAPAN AIR DAN LINGKUNGAN WILAYAH PERBATASAN BELU - NTT: STUDI KASUS EMBUNG LEOSAMA DAN SIRANI HALIWEN

Wahyu Widiyono

Abstract

ABSTRACT

 

Effort to re-vegetation of  ‘embung’ watershed and environment was carried out in  the border area and dry climate, Belu District-East Nusa Tenggara (ENT) Province, 2006-2008.  Based on initial study consisted of ecological, runoff and erosion risk of ‘embung’  watershed and its environment, the some local and adapted species were cultivated  to remediate and conserve the degraded area. Evaluation of plant and environment development after three years effort was conducted on  April 2011. The research indicated that species which were planted in the surrounding village of Leosama and Sirani Haliwen ‘embung’ were very well growing.  On the other hand, species which were planted at the Leosama ‘embung’ watershed were bad growing, due to the serious handicap of wild cattle, degraded soil, water shortage and social culture.  The research concluded that effort to re-vegetation of a serious degraded area  need  to be backed up by the village nursery garden in the location which have soil and environment more favorable.  By this way we can minimize risk to re-vegetation of the big scale degraded area.

Key words : re-vegetation, embung, environment, Belu-NNT

 

ABSTRAK

 

Upaya untuk penghijauan daerah tangkapan air dan lingkungan embung, telah dilaksanakan pada tahun 2006-2008.  Berdasarkan studi ekologi, resiko aliran permukaan dan erosi daerah tangkapan air dan lingkungan embung, telah ditanam beberapa jenis tumbuhan lokal dan adaftif utuk pemulihan dan konservasi lahan terdegradasi.  Evaluasi pertumbuhan tanaman dan perkembangan lingkungan, telah dilaksanakan pada bulan April, tahun 2011.  Penelitian menunjukkan, bahwa jenis tumbuhan yang ditanam di sekitar perkampungan penduduk Desa Leosama dan Desa Sirani-Haliwen lebih bagus dibandingkan yang ditanam di daerah tangkapan air.  Hal ini karena terjadi hambatan serius dari ternak liar, lahan yang sangat marginal, keterbatsan air dan sosial budaya masyarakat.  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa untuk penghijauan lahan dengan kondisi fisik dan lingkungan sangat marginal perlu ditunjang dengan pembangunan kebun bibit desa dengan kondisi lahan dan lingkungan yang lebih baik. Cara tersebut diharapkan dapat mengurangi resiko kegagalan pada penghijauan dengan skala yang lebih luas.

 

Kata kunci : penghijauan, embung, lingkungan, Belu-NTT.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.