Daya Hidup dan Pertumbuhan Kultur In Vitro Ubi Kayu (Manihot esculanta) Genotip Ubi Kuning Hasil Radiasi pada Media MS Tanpa Zat Pengatur Tumbuh
Abstract
Ubi Kayu kuning juga dikenal dikenal sebagai ubi kayu manis atau sweet cassava (Manihot esculanta), adalah genotip ubi kayu yang memiliki warna umbi yang khas, yaitu kuning. Ubi kayu kuning juga memilki nilai ekonomi yang penting. Selain digunakan sebagai sumber pangan, umbi ubi kayu kuning juga digunakan dalam industri makanan untuk menghasilkan tepung ubi kayu yang dapat digunakan dalam pembuatan roti, dan kue. Selain itu ubi kayu kuning juga dapat digunakan dalam industri olahan, seperti bioetanol dan bahan baku industri kimia. Pembudidayaan ubi kayu melalui teknik in vitro memberikan peluang untuk melakukan perbanyakan secara massal. Perbanyakan secara in vitro yang akan dipadukan dengan teknik lain seperti radiasi akan bermanfaat untuk menunjang kegiatan penelitian perbaikan tanaman. Keragaman genetik pada tanaman dapat ditingkatkan dengan mutasi menggunakan radiasi sinar gamma dari Cobalt 60 (Co60). Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pertumbuhan ubi kuning hasil radiasi dengan dua dosis radiasi (5 gray dan 30 gray).Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap sederhana (RAL) dengan satu faktor perlakuan yaitu sinar gamma dari Cobalt-60 (Co60). Dosis radiasi yang digunakan adalah 0, 5, dan 30 Gray (Gy). Kemudian dilakukan sub kultur setelah penanaman selama 60 hari, tanaman yang masih hidup yaitu pada dosis 5 gray dan 30 gray. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan plantlet hasil radiasi sinar gamma dengan dosis 5 gray pertumbuhannya terhambat yang terlihat dari tinggi tanaman (2 - 2.3 cm) yang nilainya lebih rendah dibanding dengan kontrol (2.5 -.2.7 cm). Pada dosis 30 gray beberapa tanaman pertumbuhannya terhambat, tetapi tidak terlalu jauh jika dibandingkan kontrol. Pada dosis 30 gray beberapa tanaman pada beberapa kali periode sub kultur menggunakan media MS tanpa zat pengatur tumbuh. Sub kultur pada media MS dilakukan setelah tunas ubi kayu hasil radiasi radiasi berumur 60 hari dengan periode sub kultur setiap 2 minggu yang dilakukan sebanyak 2 kali. Jadi dapat disimpulkan bahwa Parameter pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah akar dari plantlet hasil radiasi sinar gamma dengan dosis 5 gray pada media MS tanpa zat pengatur tumbuh terlihat dari pertumbuhannya terhambat, tetapi tidak terlalu jauh jika dibandingkan kontrol. Hasil penelitian yang telah diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kandidat ubi kayu unggul baik daya hasilnya maupun kandungan nutrisinya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Balitkabi. 2009 . Teknik budidaya ubikayu. Balitkabi. Malang.
BATAN (badan Tenaga AtomNasional). 1996. Radiasi dalam Bahasa Sehari-hari.
Yogyakarta. Terjemahan dari W. Born, Radiation in Everyday Language.p.91.
Beyl, C.A. 2005. “Getting started with tissue culture: media preparation, sterile technique, and laboratory equipment”, p 19-37. In R.J. Trigiano and D.J.Gray (Eds.). Plant Development and Biotechnology. CRC Press: Florida.
Cheverud JM. 1982. Phenotypic, genetic, and environmental morphological integration in the cranium. Evolution 36 (3): 499-516.
Crowder L.V. 1986. Mutagenesis. Soetarso (Editor). Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta. Hal 322 – 356.
Darjanto, L. D. 1995. Pengaruh Laju Dosis dan Dosis Iradiasi Gamma Cobalt-60 terhadap Jumlah Sel dan Harga D10 Salmonella spp pada Media NA dan BHI Agar [skripsi]. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Padjajaran. Bandung
Davies, P.J. 1995. The plant hormone their nature, occurence and function. In Davies (ed.) Plant Hormone and Their Role in Plant Growth Development. Dordrecht Martinus Nijhoff Publisher.
Dwiatmoko, J. B. C. 2000. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma (Co-60) terhadap Viabilitas Aspergillus sp. DUCC 001 M pada Medium PDA (Potato Dextrosa Agar) dan Produksi Selulasenya pada Medium Fermentasi Adaptif Campuran Jerami-Bekatul [skripsi]. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Diponegoro. Semarang
Furqoni, H. 2010. Induksi Embrio Somatik Melon (cucumis melo L.) pada beberpa Media yang dilengkapi dengan Auksin dan Sitokinin. Bogor: IPB.
Gaba, V.P. 2005. Plant Growth Regulator. In R.N. Trigiano and D.J. Gray (eds.) Plant Tissue Culture and Development. CRC Press. London. p. 87-100.
Gandjar I., dkk. 1992. Pedoman praktikum mikrobiologi dasar. UI Press, Jakarta: vii + 87 hlm.
Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Herawati Susilo, Penerjemah; Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
George, E.F. 1993. Plant Propagation by Tissue Culture. Part 1. The Technology Exegetic. England. p. 1361.
Gunawan, L.W. l988. Teknik Kultur Jaringan. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman. PAU Bioteknologi IPB, Bogor
Hendaryono, D. P. S. dan A. Wijiyani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta.
Herison, C., Rustikawati, Sujono H. S., Syarifah I. A. 2008. Induksi mutasi melalui sinar gamma terhadap benih untuk meningkatkan keragaman populasi dasar jagung (Zea mays L.). AktAgrosia 11(1):57-62.
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I-IV. Koperasi Karyawan Departemen KehutananJakarta.
Ichikawa, S and Y. Ikhusima. 1967. A development study of diploid oats by means of radiations induced somatic mutation. Rad. Botany 7 : 205-215.
Imelda, M., 1991, Penerapan Teknologi In vitro Dalam Penyediaan Bibit Pisang, dalam Prosiding Seminar Bioteknologi Perkebunan dan Lokakarya Biopolimer Untuk Industri, PAU Bioteknologi IPB, Bogor, 72 – 76.
Katuuk, J. R. P., 1989, Teknik Kultur Jaringan Dalam Mikropropagasi Tanaman, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 3 - 6.
Krisnaningtyas, T. 2003. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma dan Subkultur Beruling Terhadap Keragaman Somaklonal Tanaman Dianthus caryophyllus L. Secara In vitro. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. IPB.
Kume, T. 2005. Radiation Sterilization of Carrier. FNCA Biofertilizer Project Technical meeting on Sterilization of Carrier by Irradiation. Tokyo
Lakitan B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Marlina, N. 2009. Teknik Perbanyakan Lili dengan Kultur Jaringan. Buletin Teknik Pertanian 14(1):6-8.
Phillips, G. C., J.F. Hubstenberger, and E. E. Hansen. 2004. Plant regeneration from callus and cell suspension cultures by somatic embryogenesis, p 81- 90. In Plant Cell, Tissue and Organ Culture Fundamental Methods. O.L. Gamborg and G.C Phillips (Eds.). Springer-Verlag:Berlin.
Poespodarsono S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. PAU IPB dan LSI-IPB. Bogor. 168 hal.
Poonsapaya, P.M.W, Nabors, W. Kersi, and M. Vajrabhaya. l989. A comparison of methods for callus culture and plant regeneration of RD-25 rice (Oryza sativa L.) in vitro laboratoris. Plant Cell Tiss. Org. Cult. 16:175-186.
Rickwood, D. and B. D. Homes. 1994. Gamma rays. p 52-57. In J. M. Davis (Ed).
Basic Cell Culture A Practical Approach. Oxford University Press Inc New York. 629 p.
Razdan, M. K. 2003. Introduction to plant tissue culture. Ed. Ke-2. Science Publisher, New Hampshire: ix + 367 hlm.
Rosy Nur Apriyant, 2007. Gamma Ditembakkan, Abnormal Didapat. Batan. Jakarta
Satyavathi, V.V., P.P. Jauhar, E.M. Elias, and M.B. Rao. 2004. Genomics, molecular genetic and biotechnology efects of growth regulators on in vitro plant regeneration. Crop Sci. 44:1839-1846.
Soedjono, S. 2003. Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang Pertanian. 22(2) : 70-78.
Soepomo, R. 1968. Ilmu Seleksi dan Teknik Kebun Percobaan. Universitas Indonesia,
Jakarta. 128 hal.
Soetanto, N.E. 2008. Tepung Kasava dan Olahannya. Kanisius:Yogyakarta.
Sitompul SM, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.
Suryana, A. 2009. Dukungan kebijakan pengembangan industri tepung cassava. Prosiding Lokakarya Nasional: Akselerasi Industrialisasi Tepung Cassava untuk Memperkokoh Ketahanan Pangan Nasional. BULOG dan Fakultas
Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Jakarta.
Suryowinoto, M. 1996. Pemuliaan Tanaman secara In vitro. Yogyakarta: Kanisius
Taji, A., P. Kumar and P. Lakshamanan, 2002. In vitro plant breeding. The Haworth Press, Inc. New York Canbridge University Press, United Kingdom. 353 p.
Vuysteke, D. & E. D. Langhe, 1984, Feasibility of in vitro propagation of bananas and plantains. Trop. Agric. ( Trinidad ) 62(4): 323 – 328.
Wetherell, D. F. (Penerjemah: Koensumardiyah). 1982. Pengantar Propogasi Tanaman Secara in vitro. New Jarsey : Avery Plublishing Group Inc.
Winata, L. l987. Teknik Kultur Jaringan. PAU Bogor. 252 hlm.
Wiryosimin, S. 1995. Mengenal Asas Proteksi Radiasi. ITB, Bandung. 237 hal
Zulkarnain. 2009.Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta:Bumi Aksara
Refbacks
- There are currently no refbacks.