Pollution Test Nutrition Value Coeficient Through in the River Mojokerto Town

Anjar Rizki Ambarwati, Nurul Mahmudati, Roimil Latifah

Abstract

Mojokerto merupakan kota dengan jumlah penduduk yang padat dengan ekonomi yang sedang berkembang. Permasalahan mayarakat perkotaan adalah kekurangan pasokan air bersih yang diakibatkan pencemaran air khusunya air sungai. Sungai sebagai salah satu komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan manusia. Seiring berkembangnya jaman, sungai mengalami pergeseran fungsi yang digunakan masyarakat sebagai media pembuangan sehingga terjadi masukan bahan pencemar. Lokasi penelitian berada ditengah kota Mojokerto. Sumber cemaran lokasi yang yang digunakan sebagai penelitian  berasal dari limbah domestik (lokasi A) dan limbah industri (lokasi B). Penelitian sebelumnya tahun 2008 yang diselenggarakan oleh dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto, kedua sungai tersebut berstatus tercemar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status perairan sungai Kota Mojokerto melalui bioindikator koefisen nilai nutrisi ikan yang ditunjang dengan data pendukung berupa parameter fisika (suhu, TSS, dan TDS ) dan kimia (pH, BOD, COD) perairan. Acuan yang digunakan untuk menentukan status perairan melalui parameter fisika dan kimia perairan adalah PP Nomor 82 Tahun 2001. Pengambilan sampel ikan dilakukan pada empat titik dimasing-masing lokasi penelitian, dimana titik kedua sebagai sumber pencemar. Pengukuran koefisien  nilai nutrisi ikan dihitung menggunakan rumus berat tubuh ikan (dalam gram) dikalikan 100 dibagi panjang tubuh tubuh ikan (dalam cm) pangkat 3. Penentuan tercemar atau tidaknya lokasi tersebut ditinjau dengan kategori ≥ 1,7 adalah tidak tercemar, 1,30 – 1,69 adalah tercemar, 0,90 – 1,29 adalah tercemar ringan, 0,50 – 0,89 adalah tercemar sedang, dan ≤ 0,49 adalah tercemar berat. Hasil perhitungan selanjutnya dilakukan uji beda (T-tes) indepentedent sampel T test. Penentuan status perairan dapat dilihat dari hasil perhitungan dan ditinjau menggunakan tabel. Hasil pengukuran koefisien nilai nutrisi dari kedua sungai didapatkan hasil dilokasi A pada titik ke satu (1,7) dan dua (1,8) tidak tercemar, sedangkan tiga (1,6) dan empat (1,6) berstatus tercemar. Lokasi B hasil pengukuran koefisien nilai nutrisi dari keempat titik (1,45; 1,35; 1,5; 1,45) sungai didapatkan hasil berstatus tercemar. Berdasarkan pengukuran koefisien nilai nutrissi dan tinjauan parameter fisika dan kimia perairan, didapatkan hasil lokasi disungai A adalah tidak tercemar dan lokasi sungai B adalah tercemar. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai acuan  pengendalian pencemaran khususnya pihak masyarakat umum dan pihak industri

Keywords: Koefisen Nilai Nutrisi, Uji Cemaran, dan Status Perairan

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.