JUMLAH SEL SPERMIOGENESIS TIKUS PUTIH YANG DIBERI TANIN DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Abstract
Tanaman obat sebagai antifertilitas belum banyak digunakan, maka perlu alternatif obat antifertilitas terutama pada
pria, yaitu beluntas (Pluchea indica). Beluntas dapat digunakan sebagai obat antifertilitas dalam taraf uji pre-klinik (Susetyarini,
2011). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan tentang tanin yang dapat menurunkan potensi fertilisasi spermatozoa tikus
(Susetyarini, 2010). Pengkajian tannin daun beluntas dalam mempengaruhi spermatogenesis belum pernah dilakukan, maka
perlu dikaji tahapan spermatogenesis terutama spermiogenesis. Spermiogenesis merupakan proses pembentukan spermatid
menjadi spermatozoa. Spermatozoa berperanan dalam proses fertilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
tannin daun beluntas terhadap jumlah sel spermiogenesis tikus putih jantan dengan berbagai waktu pengamatan. Jenis
penelitian yang digunakan eksperimen dengan perlakuan kelompok kontrol (tanpa pemberian tannin), kelompok perlakuan
pemberian tannin sebanyak 0,8 ml dengan ke tikus putih jantan dewasa yang diulang 3 kali. Waktu pengamatan 49+3 hari,
49+16 hari, 49+26 hari, 49+36 hari dan 49+49 hari. Tikus putih setiap waktu pengamatan dimatikan dan diambil organ testis
serta dibuat preparat histology dengan metode Humason Data dianalisis dengan menggunakan anava dan uji lanjut Duncan.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa p<0,05 berarti ada pengaruh pemberian tannin beluntas dengan berbagai waktu
pengamatan terhadap jumlah spermatid dan spermatozoa tikus putih jantan. Jumlah spermatid dan spermatozoa terbanyak
pada saat waktu pengamatan 49+3 hari dan jumlah spermatid dan spermatozoa terendah pada saat waktu pengamatan 49+49
hari. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar pada matakuliah Embriologi dan Reproduksi Hewan.
Kata Kunci : spermiogenesis, tanin daun beluntas, sumber belajar
pria, yaitu beluntas (Pluchea indica). Beluntas dapat digunakan sebagai obat antifertilitas dalam taraf uji pre-klinik (Susetyarini,
2011). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan tentang tanin yang dapat menurunkan potensi fertilisasi spermatozoa tikus
(Susetyarini, 2010). Pengkajian tannin daun beluntas dalam mempengaruhi spermatogenesis belum pernah dilakukan, maka
perlu dikaji tahapan spermatogenesis terutama spermiogenesis. Spermiogenesis merupakan proses pembentukan spermatid
menjadi spermatozoa. Spermatozoa berperanan dalam proses fertilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
tannin daun beluntas terhadap jumlah sel spermiogenesis tikus putih jantan dengan berbagai waktu pengamatan. Jenis
penelitian yang digunakan eksperimen dengan perlakuan kelompok kontrol (tanpa pemberian tannin), kelompok perlakuan
pemberian tannin sebanyak 0,8 ml dengan ke tikus putih jantan dewasa yang diulang 3 kali. Waktu pengamatan 49+3 hari,
49+16 hari, 49+26 hari, 49+36 hari dan 49+49 hari. Tikus putih setiap waktu pengamatan dimatikan dan diambil organ testis
serta dibuat preparat histology dengan metode Humason Data dianalisis dengan menggunakan anava dan uji lanjut Duncan.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa p<0,05 berarti ada pengaruh pemberian tannin beluntas dengan berbagai waktu
pengamatan terhadap jumlah spermatid dan spermatozoa tikus putih jantan. Jumlah spermatid dan spermatozoa terbanyak
pada saat waktu pengamatan 49+3 hari dan jumlah spermatid dan spermatozoa terendah pada saat waktu pengamatan 49+49
hari. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar pada matakuliah Embriologi dan Reproduksi Hewan.
Kata Kunci : spermiogenesis, tanin daun beluntas, sumber belajar
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.