Variasi Pertumbuhan Tanaman Merbau (Intsia Bijuga O. Ktze) Hasil Stek Pucuk dari Beberapa Populasi pada Daerah Kering

Sugeng Pudjiono

Abstract

The purpose of the study is to know the plant growth merbau by vegetative propagation of shoot cutting from 12 populations at dry areas of Gunung Kidul Yogyakarta. Twelve of these populations originated from Carita Banten, West Java, Mandopi Papua, Minamin East Halmahera Maluku, Nabire Papua, Nusajaya Halmahera Maluku, Oransbari Papua, Pacific land race Darmaga Bogor West Java, Twanwawi Papua, Waigo Papua, Wasior Papua, Seram Maluku. The design of RCBD with 12 populations consisted of totally 120 mother trees, 5 blocks, 3 treeplot, 6m x 2m trunk. The caracter traits measured were plant height, diameter of plant and survival rate at 2,5 years old. The result of varian analisis showed there are significant differences among populations that are tested on height, diameter and survival rate. From the result of research that the Pacific land race Darmaga Bogor West Java is the best growth on height 81,4cm and diameter 8,9mm. The highest of survival rate is from Oransbari Papua 82,72%. Average plant height growth Merbau at the site of the study is 61,3cm, the mean diameter 7,8mm and survival rate 63,55%.

Keywords

growth, merbau, population, shoot cutting, variation

Full Text:

PDF

References

Abdurachman. (2012). Tanaman Ulin (Eusideroxylon Zwageri T. & B) Pada Umur 8,5 Tahun di Arboretum Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda. Info Teknis Dipterokarpa. 5(1):25-33.

BBPBPTH. (2013). Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus. Gunung Kidul Blok Playen. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. p.20

Ismail, B. (2014). Evaluasi Uji Provenan Merbau (Intsia bijuga) Umur 6 Tahun di KHDTK Sumberwringin, Bodowoso. Wana Benih 15(2):89-96.

Mahfudz., Widyatmoko, AYPBC., Pudjiono, S., & Suripatty, BA. (2007). Prospek dan Strategi Pengembangan Jenis Merbau Terhadap Kebutuhan Kehutanan di Papua. Menata Riset Dalam Menunjang Pengelolaan Ekosistem Australasia Berkelanjutan. Prosiding Expose Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Manokwari.

Nurhasybi., Kartiko, HDP., Zanzibar, M., Sudrajat, DJ., Pramono, AA., Buharman., Sudrajat., & Suhariyanto. (2010). Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid I. Cetakan ketiga: 4(3). Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.

Nurhasybi & Sudrajat, D.J. (2009). Teknik Penaburan langsung benih merbau (Intsia bijuga) secara langsung di hutan penelitian Parung Panjang, Bogor. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6(4), 209-217.

Rimbawanto, A & Widyatmoko, AYPBC. (2006). Keragaman Genetik Empat Populasi Intsia bijuga Berdasarkan Penanda RAPD dan Implikasinya bagi Program Konservasi Genetik. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 3(3):149-154.

TCIS. (2007). Intsia bijuga. http://www.unep.org/ trees/trade/int_bij.html. Diakses pada tanggal 4 Desember 2008.

Tokede, M.J., Mambay, B.V., Pangkali, L.B., & Mardiyadi, Z. (2013). Antara Opini dan Fakta, Kayu Merbau. Jenis Niagawi Hutan Tropika Papua Primadona yang Dikhawatirkan Punah. WWF Indonesia dan Universitas Negeri Papua.

WCMC. (1991). Provision of data on rare and threatened tropical timber trees. Unpublished.

Yudohartono, T. (2008a). Variasi Genetik Beberapa Populasi Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) Berdasarkan Penanda Isozim, Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 2(3):243-251.

Yudohartono (2008b) Studi variasi genetic beberapa populasi Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) menggunakan penanda isoenzim dan pemanfaatannya dalam program konservasi genetic. Tesis. Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yuniarti, N, (2010). Merbau (Intsia spp). Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia. Jilid I. Cetakan ketiga: 4(3). Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.

Zobel,B. & Talbert, J. (1984). Applied Forest Tree Improvement. New York: Waveland Press Inc, John Wiley & Son, Inc.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.