KANDASNYA CITA-CITA KARTINI KE BELANDA – AMBIVALENSI PADA SURAT-SURAT KARTINI

Nur Wahid Hasan

Sari

Penelitian membatasi masalah pada surat-surat Kartini dengan wacana ambivalen pada periode 1989 - 1902. Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui latar sosial hubungan elit politik pribumi dengan kolonialisme di masa R.A. Kartini, (2) Mengetahui hubungannya dengan narasi ambivalen dalam surat-surat Kartini (3) Mengetahui alasan kemunculan narasi. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan dekonstruksi Jaquest Derrida. Data yang diambil adalah surat-surat Kartini dengan wacana ambivalensi pada periode 1989 - 1902. Teknik pengumpulan data menggunakan reduksi data. Teknik analisis menggunakan dekonstruksi Jacques Derrida dengan perspektif pascakolonial Homi K. Bhabha dengan langkah-langkah (1) Melakukan pembacaan surat-surat Kartini untuk menemukan wacana ambivalen, (2) Memunculkan oposisi biner dari wacana ambivalen, (3) Menganalisis hubungan subjek terjajah dengan subjek penjajah untuk menemukan wacana yang tersembunyi. Teknik penarikan simpulan menggunakan teknik induktif, yaitu melihat masalah dari data bersifat khusus untuk memperoleh data bersifat umum. Simpulan dalam penelitian ini adalah (1) Ambivalensi yang muncul disebabkan oleh sikap Kartini yang menghadapi resistensi tradisi jawa terhadap keinginan kartini yang ingin mendapatkan pendidikan tinggi di Belanda. (2) Batalnya keberangkatan Kartini dikarenakan posisi ayah Kartini dalam kancah perpolitikan Jawa dan bujukan pasangan Abendanon. (3) Kompromi Kartini untuk menghadapi pembatalan keberangkatannya ke Belanda ialah menggunakan status bangsawannya untuk membuka sekolah perempuan yang setelah kematiannya dilanjutkan oleh pasangan Abendanon.

Kata kunci: R.A. Kartini, wacana kolonial, ambivalensi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Ardanareswari, I. (2020). Kartini dan Pemikirannya yang Menginspirasi Kaum Pergerakan. Tirto.id (Online), https://tirto.id/kartini-dan-pemikirannya-yang-menginspirasi-kaum-pergerakan-ejuN/ diakses pada tanggal 9 Juli 2021 pukul 18:31 WIB.

Arivia, G. dan Subono, N. I. (2017). Seratus Tahun Feminisme di Indonesia: Analisis terhadap Para Aktor, Debat, dan Strategi. Jakarta. Friedrich-Ebert-Stiftung.

Chamami, M. R. (2016). Fakta Jawaban KH Sholeh Darat atas Kegelisahan Kartini. Nu Online (Online), https://www.nu.or.id/post/read/67554/fakta-jawaban-kh-sholeh-darat-atas-kegelisahan-kartini/ diakses pada tanggal 5 November 2020 pukul 10.10 WIB.

Faruk. (2008). Belenggu Pasca-Kolonial, Hegemoni & Resistensi dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harry, A. P. (2008). Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950. Jakarta: KGP.

Kartini. (2000). Kartini: Surat-surat kepada Ny.R.M. Abendanon-Mandri dan suaminya. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Kartini. (2014). Kartini: Emansipasi: Surat-surat kepada Bangsanya 1899-1904. Yogyakarta: Penerbit Jalasutra.

Marihandono, D. dkk. (2017). Sisi Lain Kartini. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Moleong, L. J. (2007). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja.

Rakhman, A. K. (2014). Ambivalensi Nasionalisme Dalam Cerpen "Clara Atawa Wanita Yang Diperkosa Karya Seno Gumira Ajidarma”. Jurnal Poetika, 2(2).

Robinson, K. (2018). Kartini and Kartini. Newmandala.org (Online), https://www.newmandala.org/kartini-and-kartini/ diakses pada tanggal 01 November 2020 pukul 21:19 WIB.

Susanto, D. (2014). Subjek Peranakan Tionghoa Yang Ambigu. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(2).

Soeroto, S. (1982). Kartini, Sebuah Biografi. Jakarta: Gunung Agung

Toer, P. A. (1962). Panggil Aku Kartini Sadja: Sebuah Pengantar pada Kartini, Jilid 1. Djakarta: Nusantara.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.