REPRESENTASI PERTOBATAN EKOLOGI PADA LAGU-LAGU RAHASIA BAND: SUATU TINJAUAN EKOKRITIK

Mahmud Zulfikar Rachman

Sari

Ekokritik merupakan telaah atas relasi antara sastra dan lingkungan hidup yang mempertanyakan sebab kerusakan alam akibat pembangunan yang dilakukan oleh manusia demi kepentingan ekonomi dan politik. Telaah tersebut sekaligus meninjau perspektif keterlibatan dan komitmen sastra dalam mencegah perusakan alam lebih lanjut oleh manusia. Penelitian ini bertujuan membuktikan bagaimana sastra mampu menjadi cermin pertobatan ekologi dalam arus besar produksi kebudayaan. Pembuktian tersebut ditempuh melalui penelusuran bentuk kritik ekologi yang menjadi manifesto artistik lagu-lagu Rahasia Band. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dalam bentuk deskripsi interpretasi data. Pemilihan lagu-lagu Rahasia Band diseleksi berdasarkan purposive sampling. Setelah diseleksi berdasarkan purposive sampling yang berkaitan erat dengan permasalahan ekologi dan sikap nyata sastra sebagai media kritik atas perusakan lingkungan hidup, terpilihlah tiga lagu Rahasia Band yang dijadikan objek penelitian. Pertama adalah lagu yang berjudul Nalar Elite Negeri Ini (2015), kedua Panggilan Tanah Air (2017), dan ketiga Pengusiran Pribumi secara Halus (2018). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa lagu-lagu Rahasia Band telah merepresentasikan dengan baik fakta-fakta objektif kerusakan lingkungan hidup yang pelik. Pembangunan yang bercorak kapitalistik bukan hanya melahirkan praktik manipulatif pembangunan, tetapi turut pula melanggengkan kemiskinan sistemik yang menimpa masyarakat.

Kata kunci: Ekokritik, lingkungan hidup, produksi kebudayaan, representasi, krisis ekologi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Apriando, T. (2017). Ketika Lahan Subur Warga Tergusur Demi Bandara Baru Yogyakarta

(Bagian 1). https://www.mongabay.co.id/2017/12/12/ketika-lahan-subur-warga-tergusur-demi-bandara-baru-yogyakarta-bagian-1/.

Ardianto, H. T. (2016). Mitos Tambang untuk Kesejahteraan: Pertarungan Wacana

Kesejahteraan dalam Kebijakan Pertambangan. Yogyakarta: Penerbit PolGov.

Dewi, N. (2016). Ekokritik Dalam Sastra Indonesia: Kajian Sastra yang Memihak.

Adabiyyat, 15(1), 19-37.

Dewi, S. (2018). Ekofenomenologi: Mengurai Disekuilibrium Relasi Manusia dengan Alam.

Yogyakarta: Marjin Kiri.

Endraswara, S. (2016). Metodologi Penelitian Ekologi Sastra: Konsep, Langkah, dan Penerapan.

Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Fauzi, A A. (2014). Kritik Ekologi dalam Kumpulan Cerpen Kayu Naga Karya Korrie Layun

Rampan Melalui Pendekatan Ekokritik. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Garrard, G. (2004). Ecocriticism: The New Critical Idiom. New York: Routledge

Jamaludin, A. N. (2016). Sosiologi Pembangunan. Bandung: Pustaka Setia.

Martodikromo, S. dkk. (2015). Seni dan Sastra untuk Kedaulatan Petani Urutsewu: Etnografi

Wilayah Konflik Agraria di Kebumen. Yogyakarta: Literasi Press.

Muhammad. (2014). Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Putsanra, D. V. (2017). Kronologi Pengosongan Lahan untuk Bandara Menurut Warga Kulon

Progo. https://tirto.id/kronologi-pengosongan-lahan-untuk-bandara-menurut-warga-kulon-progo-cAPH.

Setyowati. (2018). Problematika Lingkungan Hidup dalam Syair Lagu Populer

Indonesia (Studi Ekologi Sastra). Fonema, 1(1), 45-63.

Youtube.com. (2018). Nalar Elite Negeri Ini: Aksi Solidaritas untuk Korban Penggusuran. 9

September 2018. Diunggah Rahasia Official.

https://www.youtube.com/watch?v=t1jTCdnyFCO.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.