Gerakan Ekofeminisme Batik Tulis Sebagai Bentuk Upaya Pelestarian Seni Tradisi dan Lingkungan di Kota Surakarta

Badra Sugara

Abstract

Batik merupakan seni tradisi yang lestari hingga saat ini termasuk di Kota Surakarta yang terkenal dengan industri batik dan tak lepas dari peran para perempuan sebagai pekerja maupun pengusaha. Seiring dengan perkembangan zaman proses produksi batik juga menggunakan bahan kimia yang berdampak buruk bagi lingkungan dan ekosistemnya termasuk kesehatan masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif di bidang Ilmu Kajian Budaya dengan model pendekatan etnografi dan teori ekofeminisme. Lokus penelitian di Kota Surakarta dengan fokus pada Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Sumber data primer diperoleh dari hasil observasi lapangan serta wawancara kepada pelaku industri batik dan masyarakat. Sumber data sekunder merupakan sumber data tertulis seperti jurnal, artikel, buku, hasil penelitian terdahulu, serta studi dokumen cetak maupun online. Penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perempuan yang bertahan dengan batik tulis menjadi gerakan ekofeminisme melawan kapitalisme komodifikasi batik yang selalu menuruti kebutuhan pasar terlebih industri batik yang tidak ramah lingkungan dan membawa dampak buruk bagi masyarakat serta ekosistem yang ada. Penelitian ini sangat penting sebagai sarana untuk berbenah dengan melihat gerakan ekofeminisme para perempuan di industri batik tersebut guna menjaga ekosistem serta sebagai upaya melestarikan seni tradisi membatik sebagai khazanah budaya bangsa

Batik is a traditional art that has survived to this day, including in the city of Surakarta, which is famous for its batik industry and cannot be separated from the role of women as workers and entrepreneurs. As time goes by, the batik production process also uses chemicals which have a negative impact on the environment and its ecosystem, including public health. This research is a qualitative descriptive research in the field of Cultural Studies using an ethnographic approach model and ecofeminist theory. The research locus is in the city of Surakarta with a focus on Kampung Batik Laweyan and Kampung Batik Kauman. Primary data sources were obtained from field observations and interviews with batik industry players and the community. Secondary data sources are written data sources such as journals, articles, books, results of previous research, as well as studies of printed and online documents. This research uses the Miles and Huberman analysis model. The results of this research show that women who persist with hand-written batik become an ecofeminist movement against batik commodification capitalism which always obeys market needs, especially the batik industry which is not environmentally friendly and has a negative impact on society and the existing ecosystem. This research is very important as a means to improve by looking at the ecofeminist movement of women in the batik industry in order to protect the ecosystem and as an effort to preserve the traditional art of batik as a cultural treasure of the nation.

Full Text:

PDF

References

Barker, C. (2006). Cultural Studies, Teori & Praktik. Penerjemah, Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Detiknews. (2021, September 9). Bengawan Solo Tercemar, Gibran Sebut IPAL Kampung Batik Tak Optimal. Dikutip dari https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5716964/bengawan-solo-tercemar-gibran-sebut-ipal-kampung-batik-tak-optimal.

Marvasti, A.B. (2004). Qualitative Research in Sociology: An Introduction. Sage Publications Inc: Thousand Oaks.

Mashadi, W. (2015). Batik Indonesia : mahakarya penuh pesona. Jakarta: Kakilangit Kencana.

Prastiwi, R., B. (2017). Analisis Dampak Material Batik Cap Terhadap Lingkungan, Studi Kasus: Batik Supriyarso Kampung Batik Laweyan (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Primasasti, A. (2022, Oktober 2). Sejarah Batik di Kota Surakarta. Dikutip dari https://surakarta.go.id/?p=26780.

Shiva, V., dan Mies, M. (2005). Ecofeminism Perspektif Gerakan Perempuan dan Lingkungan. Terjemahan, Ismunanto, K. Yogyakarta: IRE Press.

Sinaga, R. M., dan Ali, M. M. (2013). Proses Inovasi Pada Klaster Kampoeng Batik Laweyan Kota Surakarta: Jurnal Teknik PWK 2(2), 198-207.

Soedarmono. (2006). Mbok Mase Pengusaha Batik di Laweyan Solo Awal Abad 20. Jakarta: Yayasan Warna Warni Indonesia.

Solopos. (2023, Mei 31). Limbah Industri Batik Cemari Sungai-Sungai di Solo. Dikutip dari https://www.solopos.com/limbah-industri-batik-cemari-sungai-sungai-di-solo-856479.

Suliantoro, B. W., dan Runggandini, C. W. M. (2019). Perjuangan Perempuan Mencari Keadilan & Menyelamatkan Lingkungan : Telaah Kritis Etika Ekofeminis Vandana Shiva. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Tong, R. P. (2006). Feminist Thought: A More Comprehensive Introduction. Terjemahan, Prabasmara, A. P. Bandung: Jalasutra.

Wahyono, T.T., Suwarno, Nurwanti, Y. H., dan Taryati. (2014). Perempuan Laweyan dalam Industri Batik di Surakarta. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB).

Wijaya, Y. R. M. (2016). Kawasan Kampung Batik Kauman Sebagai Sumber Pembelajaran IPS di SMP: Jurnal CANDI, 14(2), 98-119.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.