Analisis Simbol dalam Tradisi Gunungan Sewu Apem di Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar

Octaviano Dwiyan Putra, Prasetyo Adi W.W, Bani Sudardi

Abstract

Kebudayaan tradisional di Indonesia sangatlah beragam. Salah satu ragam kebudayaan tradisional adalah upacara adat. Upacara ini biasanya berkaitan dengan kepercayaan atau religi, hal ini merupakan salah satu unsur kebudayaan yang paling sulit berubah dibandingkan dengan unsur kebudayaan yang lain. Munculnya sebuah tradisi mengandung unsur nilai dan kearifan khas lokal. Kearifan lokal ini terdapat diberbagai tradisi upacara adat, salah satunya Tradisi Gunungan Sewu Apem yang berada di Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Tradisi ini sering dilakukan atau diperingati oleh masyarakat Karanganyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol  yang terkandung dalam upacara Gunungan Sewu Apem dan mengetahui konteks simbol yang bermakna pada kehidupan masyarakat Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan mengumpulkan data berupa observasi dan wawancara. Sedangkan metode analisis data dengan menggunakan metode kualitatif dan fenomenologi.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Gunungan Sewu Apem merupakan suatu ritual sakral yang menjadi tradisi bagi masyarakat Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, dengan membuat dua Gunungan Apem yang diarak dan nantinya diperebutkan masyarakat. Dan merupakan wujud dari simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan.

Traditional culture in Indonesia is very diverse. One variety of traditional culture is traditional ceremonies. This ceremony is usually related to belief or religion, this is one of the cultural elements that is most difficult to change compared to other cultural elements. The emergence of a tradition contains elements of unique local values and wisdom. This local wisdom is found in various traditional ceremony traditions, one of which is the Gunungan Sewu Apem Tradition in Gentungan Village, Mojogedang District, Karanganyar Regency. This tradition is often carried out or commemorated by the people of Karanganyar. This research aims to determine the symbols contained in the Gunungan Sewu Apem ceremony and determine the context of meaningful symbols in the lives of the people of Gentungan Village, Mojogedang District, Karanganyar Regency. The method used in this research is qualitative by collecting data in the form of observations and interviews. Meanwhile, the data analysis method uses qualitative and phenomenological methods. The results of this research show that the Gunungan Sewu Apem tradition is a sacred ritual which has become a tradition for the people of Gentungan Village, Mojogedang District, Karanganyar Regency, by making two Gunungan Apem which are paraded and later fought over by the community. And it is a symbol of people's gratitude to God.

Full Text:

PDF

References

Abdullah, Irwan. 2002. “Makna Simbolis Gunungan Kakung”, dalam Simbol, Makna dan Pandangan Hidup Jawa. Analisis Gunungan pada Upacara Garebeg. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Yogyakarta.

Dillistone, F.W. 2002. The Power of Symbols. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Pustaka Jaya. Jakarta.

Lombard, Denys. 2000. Nusa Jawa: Silang Budaya. Kajian Sejarah Terpadu. Bagian II: Jaringan Asia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. PT. Remaja Rosda Karya.

Nasikun. 2003. “Teori Interaksionisme Simbolik”. Makalah disampaikan pada Pelatihan penelitian Dosen STAIN seluruh Indonesia di Salatiga.

Suhardi. 2012. “Tafsir Kebudayaan/Teori Simbol”. Diktat kuliah Tafsir Kebudayaan/Teori Simbol.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.