Distorsi Nilai Keutamaan dalam Kasus Komodifikasi Tradisi Ngadi Sarira Putri Keraton

Roudhotul Munawaroh

Abstract

Penelitian ini berusaha mengklarifikasi serta mengkonfirmasikan adanya praktik komodifikasi standar selera kecantikan keraton yang merupakan perpaduan antara kecantikan fisik (outer beauty) dan kecantikan nonfisik (inner beauty). Komodifikasi merupakan permainan pemaknaan simbol-simbol kecantikan, tidak sebagai struktur melainkan tekstur. Simbol-simbol dipermainkan dengan mengubah orientasi selera kecantikan sebagai instrumen ekonomik. Untuk mendekati fenomena ini maka sudut pandang yang diajukan adalah tradisi keraton sebagai alasan yang masuk akal untuk menyebarkan nilai-nilai keraton kepada masyarakat luas. Penelitian ini berusaha menemukan epistemologi apa yang mendasari praktik komodifikasi tersebut, menemukan konteks, serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang meletakkan pilihannya kepada tradisi keraton sebagai gaya hidup yang memiliki sensibilitas tertentu. Masalah yang diajukan berkisar kronologi terjadinya pemaknaan baru terhadap tradisi kecantikan keraton dengan motif ekonomi. Data-data yang disajikan sebagai bahan analisis akan berupa kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi simbol-simbol kecantikan keraton. Sumber data triangulatif diperoleh melalui observasi, literer, dan pernyataan narasumber yang dianggap bertanggung jawab atas fenomena tersebut. Berdasarkan sajian data diketahui bahwa wacana kecantikan luar-dalam adalah bagian dari keutamaan seorang wanita. Komodifikasi adalah metode untuk “membumikan” keutamaan tersebut dalam kegiatan sehari-hari masyarakat.

.

Full Text:

PDF

References

Anonim. (1986, Januari 7). Kisah Putri Keraton (III): Sekar Kedaton Bebas Nonton. Tabloid Femina hal 38-40. (Kode H.398). Surakarta: Perpustakaan Rekso Pustoko.

Anonim. (1985, April 15). Jika Cinta Bergema: Menyingkap Tabir Kehidupan Putri-putri Keraton. Majalah Sarinah hal 12-14. (Kode H.400). Surakarta: Perpustakaan Rekso Pustoko.

Barker, Chirs. (2005). Cultural Studies, Teori dan Praktik (terjemahan). Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.

Irianto, A. M. (2016). Komodifikasi Budaya di Era Ekonomi Global Terhadap Kearifan Lokal: Studi Kasus Eksistensi Industri Pariwisata dan Kesenian Tradisional di Jawa Tengah. Jurnal THEOLOGIA, 27(1). https://doi.org/10.21580/teo.2016.27.1.935.

Mulder, Neils. (1996). Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar.

Piliang, Yasraf Amir. (2011). Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan Edisi ke-3. Bandung: Matahari.

Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Bausastra Jawa. Groningen & Batavia: J.B. Wolters.

Redfield, Robert. (1982). Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta: CV Rajawali.

Soedibjo, Moorjati. (1984). Seni Berhias Ngadi Saliro & Ngadi Busono Mustika Ratu oleh Nyonya Moorjati Soedibjo. Jakarta: Mustika Ratu.

Turner, Bryan S. (1992). Max Weber: From History to Modernity. London: Routledge.

Wardojo, K. (2013). Pergeseran Pandangan Terhadap Nilai Sosial Budaya dalam Masyarakat sebagai Akibat Pengaruh Kebudayaan. Equilibrium Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembelajarannya, 1(1). https://doi.org/10.25273/equilibrium.v1i1.553.

Widijanto, Thomas P. (1991, September 14). Yang Disimpan Rapat oleh Gusti Is.. . Koran Kompas. (Kode H.512). Surakarta: Perpustakaan Rekso Pustoko.

Narasumber

Yemmy, K.M.T. P. 50 Tahun. Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta. Tinggal di Surakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.