“Bukan Musik Biasa” Sebagai Diskursus Solutif Bagi Tegangan Antinomik Musik

Dolly Nofer

Abstract

Artikel ini merupakan sumbangan ide bagi kemunculan festival dwibulanan “Bukan Musik Biasa” (BMB) yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Surakarta. Tugas penelitian terhadap objek BMB ini dan sekaligus rumusan masalah yang diajukan adalah menemukan epistemologi yang mendadasari penubuhannya (embodied epistemology). Penelitian ini menyimpulkan BMB muncul dari situasi ketegangan – setidak-tidaknya apa yang dialami oleh penggagasnya – antinomik antara musik devosional dan musik ekspresi diri, antara musik tonal versus atonal, musik berbasis voice versus noise, dan antara musik formal versus fungsional. Seniman dipandang memerlukan ruang khusus untuk keluar dari semua tegangan itu, kemudian secara bebas menyajikan musik sesuai keinginan atau kebutuhannya sendiri. BMB menyediakan ruang untuk itu. BMB mengharapkan adanya pandangan-pandangan yang berbeda dari para pemusik tentang musik, bahwa keindahan itu kadang-kadang bukan soal objek (lagu yang indah) tetapi soal state of mind – jiwa yang melenyelamatkan atau sebaliknya: jiwa yang bebas.

Full Text:

PDF

References

Strydom, P. 2011. Contemporary Critical Theory and Methodology. London & New York: Routledge.

Suryajaya, Martin. 2016. Sejarah Estetika: Era Kalsik sampai Kontemporer. Jakarta: Gang Kabel.

Gombloh, J.S. ed. 2014. Bukan Musik Biasa: Khotbah Setengah Hari – Suka Hardjana, Slamet Abdul Sjukur, Rahayu Supanggah, Sutanto Mendut, Djaduk Ferianto, Memet Chairul Slamet. Surakarta: Sono Seni Ensamble dan Komunitas BMB – Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah.

Hardjana, S. 2018. Estetika Musik: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Art Music Today.

-----. 2003. Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: MSPI.

Mistortoify, Z. 2013. Yang Muda di Bukan Musik Biasa. Opini dalam majalah Gong edisi 112/X/2009. Diakses melalui: http://www.gong.tikar.or.id.

Suranto, J. 2009. Mendengarkan Suara Purba di Tengah Budaya: Telaah Musik atas Musik “Daily” Karya I Wayan Sadra. Yogyakarta: Univ. Sanata Dharma.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.