PENGARUH TIMBUNAN JALAN REL TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN AKTIVITAS KERETA API

Dewi Handayani, Ubaidillah Ubaidillah, Wafi Fajrul Adzim

Abstract

Kebutuhan akan transportasi cepat semakin bertambah berbanding lurus dengan mobilitas yang sangat tinggi. Masyarakat Indonesia memiliki minat yang tinggi pada kereta api sebagai moda transportasi. Kereta api memiliki keunggulan dibandingkan transportasi darat lainnya, yaitu: waktu tempuh yang cepat, fasilitas yang lengkap dan jadwal yang pasti. Namun demikian, kereta api masih memiliki kekurangan yaitu polusi udara atau kebisingan. Kebisingan yang terjadi akibat aktivitas kereta api sebagian besar berasal dari pertemuan antara roda kereta api dan jalan rel. Jalan rel kereta api memiliki timbunan untuk meyesuaikan ketinggian jejak rencana. Menurut Pedoman Konstruksi Bangunan Departemen Pekerjaan Umum Nomor Pd T-16-2005-B tentang Mitigasi Dampak Kebisingan Akibat Lalu Lintas Jalan, Timbunan tanah merupakan salah satu upaya dalam penanganan kebisingan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh timbunan terhadap tingkat kebisingan aktivitas kereta api. Metode penelitian yaitu pengambilan data survei lapangan dan analisis statistik dengan uji T. Hasil analisis hipotesis membuktikan bahwa timbunan pada jalan rel berpengaruh terhadap kebisingan akibat aktivitas kereta api.

Full Text:

PDF

References

Agustin, T. et al. (2022) Manajemen Transportasi. 1 ed. Diedit oleh RH Della. Pers Indie. Ahmad, F. dan Margiantono, A. (2021) “Analisis Kebisingan Lingkungan Pada Lintasan Kereta Api Double Track 'Stasiun Alastuo – Jamus,'” Dinamika Sosial Budaya, 23(1), hal. 43–55. Azis, MF, Aprisandi, D. dan Abadi, MK (2021) “Perancangan Struktur Jalan Rel Antara Stasiun Cigading - Stasiun Anyer Kidul,” Journal of Sustainable Civil Engineering (JOSCE), 3(02). doi:10.47080/josce.v3i02.1447. Departemen Pekerjaan Umum (2005) “Pedoman Konstruksi dan Bangunan (Pd T-16-2005-B) Terkait Mitigasi Dampak Kebisingan Akibat Lalu Lintas Jalan,” Departemen Pekerjaan Umum, hal. 39. Djalante, S. et al. (2015) “Simulasi Efektivitas Model Berbagai Peredam Kebisingan ( Studi Kasus : Kawasan Zona Bising di Kota Kendari ),” Infrastruktur, 5(1 Juni 2015), hal. 28–37. Hernikawati, D. (2021) “Analisa Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Jumlah Kunjungan Pada Situs E-Commerce Di Indonesia Menggunakan Uji T Berpasangan,” hal. 191–202. doi:10.31445/jskm.2021.4389. Ichsan, RN dan Karim, A. (2021) “Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah PT. Jasa Raharja Medan,” Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, 6(1), hal. 54–57. doi:10.32696/jp2sh.v6i1.729. Kementerian Lingkungan Hidup (1996) “Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/Menlh/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan,” hal. 37–72. Luo, YK dkk. (2022) “Evaluating Railway Noise Sources using Distributed Microphone Array and Graph Neural Networks,” Transportation Research Part D: Transport and Environment, 107(Mei), hal. 103315.doi:10.1016/j.trd.2022.103315. Margiantono, A. dan Setiawati, E. (2013) “Pengembangan Modeltingkat Kebisingan Didaerah Sepanjang Jalan Kereta Api,” Jurnal Fisika, 3(1), hal. 51–55. Montolalu, C. dan Langi, Y. (2018) “Pengaruh Pelatihan Dasar Komputer dan Teknologi Informasi bagi Guru-Guru dengan Uji-T Berpasangan (Paired Sample T-Test),” d'CARTESIAN, 7(1), hal. 44. doi:10.35799/dc.7.1.2018.20113. Utomo, SHT (2009) Jalan Rel. Sleman, Yogyakarta: Beta Offset Yogyakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.