Analisis Tarif dan Load Factor Bus Batik Solo Trans Koridor 4 pada Masa Pandemi Covid-19
Abstract
Kondisi pandemi Covid-19 telah merubah banyak pola kehidupan, diantaranya pada pemilihan moda transportasi, dimana adanya persepsi bahwa angkutan pribadi dianggap lebih aman terhadapat penyebaran virus daripada angkutan umum. Perubahan pada keadaaan ekonomi juga mempengaruhi besaran pendapatan pada masyarakat dan harga komponen pada biaya operasional kendaraan umum. Perubahan harga komponen dan pembatasan penumpang tentunya mempengaruhi besarnya tarif keekonomian pada sektor bisnis transportasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai load factor dan desain tarif BST koridor 4 saat pandemi Covid-19. Data diperoleh dari hasil wawancara kepada penumpang dan operator, yaitu PT. BST. Jumlah sampel ditentukan menggunakan Metode Slovin dengan nilai e 10%. Perhitungan ATP dilakukan dengan household budget yang didasarkan pada perhitungan alokasi biaya transportasi serta intensitas perjalanan. WTP dihitung berdasarkan persepsi kemauan penumpang untuk membayar terhadap pelayanan yang diberikan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan diperoleh nilai tarif per penumpang pada dua kelompok, yaitu umum dan mahasiswa/pelajar. Nilai ATP umum diperoleh Rp5.703,01 dan WTP umum yaitu Rp3.135,33. Pada kategori mahasiswa/pelajar diperoleh nilai ATP adalah Rp2.024,73 dan WTP sebesar Rp2.609,38. Load factor diperoleh dari hasil perhitungan dengan kapasitas 50% dari penumpang seharusnya adalah 114,19% untuk kemudian disubtitusikan pada perhitungan tarif dengan BOK. BOK dihitung dengan metode Departemen Perhubungan, sehingga diperoleh nilai tarif Rp12.809,89/penumpang-rit.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Breidert, C., 2007, "Estimation of willingness-to-pay: Theory, measurement, application". Springer Science & Business Media.
Departemen Perhubungan, 2002, "Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur"
Julien J & Mahalli K, 2014, "Analisis Ability To Pay Dan Willingness To Pay Pengguna Jasa Kereta Api Bandara Kualanamu (Airport Railink Service)", Jurnal Ekonomi Dan Keuangan. Vol. 2 No. 3, pp. 14784.
Pemerintah Indonesia, 2009, "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan". Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96.
Provinsi Jawa Tengah, 2016, "Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Tarif Batas dan Tarif Batas Bawah Angkutan Penumpang Antar Kota Dalam Provinsi Kelas Ekonomi dengan Mobil Bus di Provinsi Jawa Tengah". Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 2.
Saputra, A. B., 2020, "Analisa Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan, Ability to Pay, dan Willingness to Pay". Universitas Muhammadiyah Malang.
Tamin O. Z., Rahman H., Kusumawati A., Munandar A. S. & Setiadji B. H., 1999, "Studi Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisa Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di DKI Jakarta", Transportasi. Vol 1, pp. 122.
Utanaka, A. and Widyastuti, H., 2019, October. Traffic Accident Cost Analysis Using Willingness-to-pay Method in Surabaya. In 11th Asia Pacific Transportation and the Environment Conference (APTE 2018) (pp. 223-226). Atlantis Press.
Vanany, I., Ciptomulyono, U., Khoiri, M., Hartanto, D. and Imani, P.N., 2015. Willingness to pay for Surabaya mass rapid transit (SMART) options. Procedia Manufacturing, 4, pp.373-382.
Wulansari, D.N., Maulana, A.C. and Astari, M.D., 2017, November. Analysis of ability to pay and willingness to pay for Jakarta light rail transit in Jakarta, Indonesia. In 2017 International Conference on Computing, Engineering, and Design (ICCED) (pp. 1-4). IEEE.
Refbacks
- There are currently no refbacks.