Kajian Kuat Kejut dan Keuletan Pada Beton Mutu Tinggi Memadat Mandiri Menggunakan Bahan Tambah Metakaolin dengan Variasi Perbandingan Alkali Aktivator
Abstract
Inovasi campuran beton terus dilakukan seiring dengan kebutuhan akan kualitas konstruksi yang baik. Indonesia dengan kekayaan jenis material bahan konstruksi merupakan salah satu faktor pendukung untuk melakukan studi-studi akan potensi material tersebut sebagai pengganti semen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi perbandingan massa aktivator Na2SiO3:NaOH sebesar 0 (tanpa alkali), 1:2, 2:2, 3:2 dengan metakaolin 17,5% terhadap nilai kuat kejut dan keuletan beton mutu tinggi memadat mandiri (HSSCC). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental. Digunakan benda uji beton silinder diameter 15 cm dengan tinggi 6 cm untuk pengujian kuat kejut dan beton balok dengan ukuran 40 cm x 10 cm x 10 cm untuk pengujian keuletan. Pengujian kuat kejut dilakukan dengan metode drop weight test oleh beban kejut, kemudian dilakukan pencatatan jumlah pukulan sampai benda uji runtuh dan perhitungan energi serapan setiap variasi beton. Pengujian keuletan dilakukan dengan metode pembebanan bertambah pada satu titik pembebanan menggunakan mesin UTM. Nilai keuletan merupakan luasan yang dihasilkan dari regresi hubungan beban dan lendutan yang dapat diterima benda uji sebelum retak. Pengujian dilakukan pada saat benda uji memiliki umur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton dengan perbandingan massa aktivator Na2SiO3:NaOH sebesar 2:2 mempunyai kuat kejut dan keuletan paling tinggi, berturut-turut dengan nilai 33207,3 Joule dan 1,3026 kNmm. Untuk itu penggunaan aktivator Na2SiO3:NaOH yang disarankan adalah 2/2 atau sebanding.
Kata Kunci: HSSCC, metakaolin, Na2SiO3, NaOH, kuat kejut, keuletan.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anonim, 2000, “SNI 03-6468-2000 : Tata Cara Perencanaan Campuran Tinggi dengan Semen Portland Dengan Abu Terbang”, Badan Standardisasi Nasional. Jakarta
Anonim, 2002. “ASTM C293 : Standard Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using Simple Beam With Center-Point Loading)”, ASTM International. USA. Anonim, 2005, “EFNARC 2005 Specification and Guidelines For Self-Compacting Concrete”
Davidovits, J., 1991, “Geopolymers: Inorganic Polymeric New Materials”, Journal of Thermal Analysis, Vol. 37, pp. 1633-1656
Ekaputri, J. J., Triwulan, dan Damayanti, O., 2007, “Sifat Mekanik Beton Geopolimer Berbahan Dasar Fly Ash Jawa Power Paiton sebagai Material Alternatif”, Jurnal PONDASI. Vol. 13, No. 2, pp. 124-134
Ekaputri, J. J., dan Triwulan., 2013, “Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer”, Jurnal Teknik Sipil. Vol. 20, No.1 April 2013, pp. 1-9
Gere, J.M., dan Timoshenko, S.P., 2000, “Mekanika Bahan (Terjemahan)”. Erlangga. Jakarta
Hardjito, D., Wallah, S.E., Sumajouw, D.M.J., dan Rangan, B.V., 2004, “Factor Influencing The Compressive Strength of Fly Ash-based Geopolymer Concrete”, Civil Engineering Dimension. Vol. 6, No. 2
Hardjito, D., dan Rangan, B.V., 2005, “Development and Properties of Low-Calcium Fly Ash-Based Geoplymer Concrete”, Research Report GC 1. Perth: Curtin University of Technology
Provis, J.L., dan Deventer, J.S.J.V., 2009, “Activating Solution Chemistry For Geopolymers”, Woodhead Publishing. Abingdon
Putri, D., 2020, “Kajian Serapan CO2 dan Karbonasi pada Beton Mutu Tinggi Memadat Mandiri dengan Variasi Komposisi Metakaolin”, Skripsi. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret
Valentin, S., 2019, “Kajian Serapan dan Penetrasi Beton Mutu Tinggi Memadat Mandiri dengan Variasi Komposisi Metakaolin dengan Superplasticizer MasterEase 3029 Kadar 1,9% dari Berat Binder”, Skripsi. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.
Refbacks
- There are currently no refbacks.