EKSTRAKSI ASBUTON BUTIR DENGAN METODE ASBUTON EMULSI MENGGUNAKAN PENGEMULSI TEXAPON DITINJAU DARI KONSENTRASI AIR DAN WAKTU EKSTRAKSI
Abstract
Asbuton merupakan aspal alam yang terdapat di pulau Buton. Saat ini pemanfaatan asbuton butir belum optimal dikarenakan teknologi yang digunakan untuk mengolah asbuton butir kurang efisien, dan relatif sulit pada pelaksanaannya. Meningkatnya kesadaran manusia akan bahaya polusi udara, maka munculah suatu ide penggunaan aspal emulsi yang tidak membutuhkan proses pemanasan sehingga lebih ramah lingkungan. Bahan baku untuk pembuatan aspal emulsi yang dewasa ini masih terbatas berasal dari aspal minyak, sehingga perlu diadakan penelitian tentang pemanfaatan asbuton butir. Proses pembuatan asbuton butir emulsi terdiri dari dua fase yaitu fase padat dan fase cair. Fase padat yaitu pencampuran asbuton butir dengan kerosin sedangkan fase cair merupakan pencampuran HCL, air, dan texapon sebagai pengemulsi. Pencampuran kedua fase ini akan menjadi asbuton emulsi yang selanjutnya akan diekstraksi dengan mesin ekstraksi. Analisis asbuton emulsi hasil ekstraksi yaitu dengan uji kadar larutan bitumen, dan uji berat jenis. Berdasarkan hasil analisis data dengan regresi polynomial dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka kadar larutan bitumen meningkat sedangkan berat jenis asbuton emulsi menurun. Kadar larutan bitumen tertinggi yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu sebesar 44,84 % dengan komposisi asbuton butir 39.42% , kerosin 8.33%, texapon 1%, asam klorida (HCl) 1.25%, dan air 50% yang diekstraksi selama 25 menit.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.