KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 6 CM DAN 7 CM
Abstract
Dalam industri kontruksi, beton bertulang baja merupakan bahan konstruksi yang sering digunakan pada struktur bangunan, dimana kuat tekan pada beton dan kuat tarik pada baja merupakan kombinasi yang saling melengkapi. Namun demikian, penggunaan baja sebagai tulangan masih menimbulkan beberapa kendala diantara harga yang semakin tinggi dan merupakan produk hasil tambang yang tidak dapat diperbaharui dan suatu saat akan habis. Untuk mengatasi kendala tersebut, sebagai alternatif pengganti tulangan baja, maka dimamfaatkanlah bambu, dimana bambu merupakan produk alam yang renewable, diperoleh dengan mudah, murah, dan memiliki kuat tarik yang tinggi. Berdasarkan pemikiran diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik leleh bambu wulung yang digunakan untuk perhitungan secara analisis serta kapasitas lentur balok bertulangan bambu wulung, dengan membuat balok benda uji sebanyak 12 buah dengan ukuran 11 cm x 15 cm x 170 cm. Tiga balok benda uji pertama ditanam tulangan bambu wulung takikan tipe V dengan jarak takikan 6 cm dan 7 cm untuk 3 balok selanjutnya, selanjutnya tiga balok benda uji ditanam tulangan baja baja ø 8 mm dan tiga balok benda uji tanpa tulangan sebagai pembanding. Pengujian eksperimen ini dilakukan di Laboratorium Struktur, FT UNS, pada umur beton 28 hari dengan memberikan dua titik beban terpusat pada jarak 1/3 bentang balok dari tumpuan. Berdasarkan analisis dan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan, kuat tarik leleh bambu wulung sebesar 322,893 N/mm2 atau kuat tarik pada nodia, karena kuat tarik pada nodia lebih kecil dari kuat tarik internodia. Untuk kapasitas lentur hasil pengujian, balok bertulangan bambu wulung takikan jarak 6 cm setara 87,88% dari kapasitas lentur balok bertulangan baja ø 8 mm, sedangkan untuk balok bertulangan bambu wulung takikan 5 cm setara 71,72% dari kapasitas lentur balok bertulangan baja ø 8 mm. Dan kapasitas lentur hasil pengujian, balok bertulangan bambu wulung takikan jarak 6 cm setara 100,17% dari hasil analisis, sedangkan untuk balok bertulangan bambu wulung takikan 7 cm setara 122,75% dari hasil analisis. Karena hasil analisis lebih besar, maka kuat tarik leleh bambu wulung direduksi sebesar 10,6 % untuk menyeimbangkan dengan hasil pengujian. Dari 12 buah balok yang diuji, rata-rata keruntuhan terjadi pada daerah 1/3 bentang tengah balok dan dapat dikatakan sebagai keruntuhan lentur.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.