PENELUSURAN BANJIR DI DAS TEMON DENGAN METODE MUSKINGUM-CUNGE MENGGUNAKAN HYDROCAD

Dhiky Pediano, Rintis Hadiani, Suyanto Suyanto

Abstract

Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang seringkali terjadi. Banjir dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan penggunaan lahan yang salah. Oleh karena itu peranan penelusuran banjir (flood routing) yang merupakan bagian analisis hidrologi menjadi cukup tinggi. Penelusuran banjir merupakan metode penting dalam menangani prakiraan dan upaya pengendalian banjir. Sistem peringatan dini memberikan peringatan tentang waktu kejadian dimana banjir akan datang dengan waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi sebelum banjir datang. Metode ini merupakan metode yang murah dan efektif untuk mengurangi jumlah kerugian serta korban akibat banjir.

Banyak metode yang dapat digunakan untuk penelusuran banjir, pada penelitian ini digunakan metode Muskingum-Cunge menggunakan HydroCAD. HydroCAD merupakan salah satu dari banyak aplikasi komputer yang dapat digunakan untuk mengetahui berapa besar debit yang terjadi pada suatu DAS. Penelitian ini dilakukan di DAS Temon berdasarkan data hujan harian maksimum tahunan.

Pada penelitian ini didapatkan besar debit maksimum tiap kala ulang sebagai berikut : Q2 sebesar 0,5356 m3/dtk, Q5 sebesar 3,1488 m3/dtk, Q10 sebesar 6,6097 m3/dtk, Q25 sebesar 14,4799 m3/dtk, Q50 sebesar 23,1901 m3/dtk, Q100 sebesar 33,9149 m3/dtk, Q200 sebesar 45,2443 m3/dtk dan Q1000 sebesar 84,0819 m3/dtk. Dan didapatkan pias yang memiliki kemungkinan banjir paling tinggi yaitu pada pias 9 dengan tinggi muka air tiap kala ulang sebagai berikut : Q2 sebesar 8 cm, Q5 sebesar 23 cm, Q10 sebesar 37 cm, Q25 sebesar 61 cm, Q50 sebesar 83 cm, Q100 sebesar 106 cm, Q200 sebesar 126 cm dan Q1000 sebesar 184 cm.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.