EFEK SUSUT DAN RANGKAK TERHADAP REDISTRIBUSI TEGANGAN DAN LENDUTAN PADA ELEMEN BALOK PRATEGANG (STUDI KASUS HOTEL ALILA, SURAKARTA)
Abstract
Dalam perkembangan dunia kontruksi, banyak pembangunan yang di peruntukkan untuk bangunan dengan bentang yang sangat panjang seperti gedung pertemuan, gedung olahraga maupun gedung lain yang tidak memperbolehkan banyak kolom di sepanjang balok. Masalah utama pada perencanaan bangunan dengan bentang yang panjang adalah resiko keretakan pada struktur balok yang terjadi akibat rendahnya kemampuan beton untuk menerima gaya tarik. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, diberikan gaya ke arah longitudinal elemen struktural. Gaya yang dikenal dengan gaya prategang ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau mengurangi tegangan tarik dibagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban kerja. Namun tiap perencanaan beton prategang juga harus memperhitungkan efek jangka panjangnya. Salah satu tahapan perhitungan yang penting untuk perhitungan beton prategang adalah perhitungan besarnya kehilangan prategang akibat adanya susut dan rangkak pada beton, di mana akan berakibat pada perubahan tegangan dan lendutan pada baja pretagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana pengaruh jangka panjang dari rangkak dan susut pada perencanaan balok prategang.Metode yang digunakan saat memprediksi besarnya nilai susut dan rangkak adalah metode ACI 209R, CEB-FIP 1990, dan AS 3600-2001.Nilai susut dan rangkak tersebut digunakan untuk memprediksi besarnya perubahan tegangan yang terjadi di mana pengaruh perubahan tegangan tersebut digunakan juga untuk memprediksi besarnya perubahan lendutan pada daerah kritis pada kondisi beban kerja. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai ultimate untuk susut dengan metode ACI 209R, CEB-FIP 1990, dan AS 3600-2001 berturut-turut adalah adalah -1,062 x 10-4, -4,430 x 10-4, dan -2,735 x 10-4. Sedangkan nilai rangkak ultimate berturut-turut adalah 1,3197;1,8450;dan 1,6465. Efek susut dan rangkak pada elemen balok prategang berakibat pada pengurangan gaya prategang yang juga berakibat pada perubahan nilai tegangan dan lendutan pada beton tersebut dimana efek pengurangannya akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu hingga mencapai ultimate dan dianggap konstan. Nilai perubahan tegangan akhir maksimum pada layer baja prategang setelah umur penelitian selama 30 tahun adalah 179,1796 Mpa. Sedangkan hasil lendutan maksimum pada akhir masa penelitian adalah 14,0877 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa perencanaan balok prategang tersebut masih sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan. Dimana baja masih berada pada kondisi elastis dan lendutan tidak melebihi standar kenyamanan yang ditentukan (L/300).
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.