TRANSFORMASI HUJAN HARIAN KE HUJAN JAM-JAMAN MENGGUNAKAN METODE MONONOBE DAN PENGALIHRAGAMAN HUJAN ALIRAN (Studi Kasus di DAS Tirtomoyo)

Rosadana Nurir Rahmani, Sobriyah Sobriyah, Agus Hari Wahyudi

Abstract

Metode Rasional banyak digunakan untuk memperkirakan debit banjir dengan menggunakan intensitas hujan. Salah satu metode untuk menghitung intensitas hujan adalah metode Mononobe. Perhitungan debit banjir dengan metode Rasional memerlukan koefisien aliran (C). Nilai koefisien aliran (C) dapat diestimasikan berdasarkan pengalihragaman hujan menjadi aliran. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendapatkan hasil kalibrasi konstanta (m) Mononobe untuk mengubah hujan harian menjadi hujan jam-jaman, (2) Mendapatkan hasil kalibrasi koefisien C pada pengalihragaman hujan menjadi aliran menggunakan data ARR, (3) Mendapatkan hasil kalibrasi konstanta (m) Mononobe pada pengalihragaman hujan menjadi aliran menggunakan intensitas hujan Mononobe. Penentuan nilai konstanta (m) Mononobe dilakukan dengan cara mengubah hujan harian menjadi hujan jam-jaman menggunakan metode Mononobe dan ABM. Selanjutnya dilakukan kalibrasi koefisien (C) dan konstanta (m) Mononobe pada pengalihragaman hujan menjadi aliran. Hidrograf aliran hasil terhitung dibandingkan dengan hidrograf aliran hasil terukur. Jika hasil perbandingan nilainya tidak mendekati sama, maka perhitungan diulangi dengan mencoba-coba mengubah nilai koefisien C dan konstanta (m) Mononobe sampai hasilnya mendekati sama. Berdasarkan hasil kalibrasi konstanta (m) Mononobe untuk mengubah hujan harian menjadi hujan jam-jaman menunjukkan perbedaan selisih volume, debit puncak, dan waktu puncak yaitu antara 21,54% sampai dengan 13876,95%. Untuk hasil kalibrasi koefisien C pada pengalihragaman hujan aliran, perbedaan selisih volume, debit puncak, dan waktu puncak yaitu antara 24,67% sampai dengan 77,81%. Dan kalibrasi konstanta (m) Mononobe pada pengalihragaman hujan aliran menunjukkan perbedaan selisih volume, debit puncak, dan waktu puncak yaitu antara 33,33% sampai dengan 97,69%. Dari hasil perhitungan di atas, tidak bisa diterima karena menurut Sofyan dkk. (1995) kesalahan hidrograf banjir antara terukur dan terhitung sebesar 10-20% masih dapat diterima.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.