ANALISIS STABILITAS LERENG BERDASARKAN HUJAN 3 HARI BERURUTAN DI DAS TIRTOMOYO (Studi kasus Desa Damon, Hargorejo, Wonogiri)
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh hujan 3 hari berurutan terhadap kestabilan lereng pada kemiringan yang berbeda. Hujan 3 hari berurutan yaitu hujan yang terjadi pada tiga hari berturut-turut meskipun dengan durasi singkat. Analisis stabilitas lereng di lakukan untuk mengetahui keamanan dari suatu lereng. Perubahan tata guna lahan, infiltrasi air hujan akan berpengaruh terhadap kondisi hidrologi lereng karena perubahan tingkat kejenuhan dan tekanan air pori. Perubahan aspek tersebut akan berpengaruh terhadap sifat tanah penutup lereng, misalnya nilai berat isi tanah, kohesi dan sudut gesek. Selain kondisi hidrologi aspek yang sangat berpengaruh terhadap kestabilan lereng adalah kemiringan lereng dimana keadaan lereng semakin curam maka stabilitas lereng nilai keamanannya semakin kecil.
Lokasi penelitian terletak di Dusun Damon, Hargorejo, Wonogiri. Dari lokasi penelitian diambil sampel tanah untuk mengetahui data properties tanah (?, ?, dan c). Sampel tanah menunjukkan bahwa jenis tanah berupa pasir berlempung, campuran pasir-lempung. Stabilitas lereng dimodelkan dengan variasi kemiringan 30°, 40°, 45°, 50°, 60° dan 65°. Analisis stabilitas lereng menggunakan limit equilibrium method. Data hujan yang digunakan antara tahun 2004 sampai 2013 dengan menganalisis infiltrasi setiap bulan basah yaitu pada Bulan November, Desember, Januari, Februari, Maret dan April. Metode SCS CN digunakan untuk mengubah hujan menjadi beban lereng dengan menghitung infiltrasi yang terjadi sesuai tutupan lahan. Infiltrasi air hujan akan menyebabkan tanah menjadi jenuh dengan ketebalan tertentu.
Hasil analisis menunjukkan kondisi sebelum terjadi hujan di kemiringan 30°, 40°, 45° dan 50° safety factor aman, kemiringan 60° dan 65° safety factor kritis. Infiltrasi hujan tertingggi terjadi pada Bulan Maret Tahun 2010 dan 2012 dengan intensitas hujan sebesar 195,6 mm dan 189,9 mm. Adanya infiltrasi menyatakan sudut 30°, 40°, 45° dan 50° nilai safety factor tidak dalam keadaan kritis, sudut 60° dan 65° menyatakan nilai safety factor dalam keadaan kritis. Hal ini mengindikasikan bahwa hujan dan kemiringan lereng sangat mempengaruhi nilai stabilitas lereng.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.