ANALISIS FATIGUE PADA WEARING COURSE MENGGUNAKAN METODE CLASSICAL FATIGUE
Abstract
Permasalahan yang sering terjadi pada lapis atas perkerasan (wearing course) adalah retak yang disebabkan oleh repitisi beban yang berulang-ulang atau disebut dengan fatigue. Analisis tentang fatigue masih jarang dilakukan di Indonesia. Salah satu metode yang digunakan untuk analisis fatigue adalah metode Classical Fatigue. Dengan menggunakan metode ini akan didapatkan sebuah model persamaan untuk menganalisis fatigue. Selain itu dengan adanya permasalahan seperti ini, perlu ada inovasi baik dalam hal material dan perencanaan perkerasan wearing course yaitu dengan memodifikasi campuran aspal seperti penambahan polimer EVA atau menggunakan aspal modifikasi produksi pabrik seperti aspal SBS E-60. Penelitian menggunakan 3 jenis campuran aspal yaitu aspal penetrasi 60/70 (tanpa modifikasi), aspal SBS E-60, dan aspal modifikasi EVA. Campuran aspal terbaik (hasil uji Marshall) kemudian akan diuji untuk mendapatkan karaketristik fatigue nya. Untuk uji fatigue digunakan alat Indirect Tensile Fatigue Test (ITFT). Benda uji yang digunakan untuk pengujian ITFT berjumlah 3 buah dengan 3 variasi pembebanan yaitu 500 kPa, 600 kPa, dan 700 kPa. Suhu dan frekuensi pengujian masing masing 20oC dan 10 Hz. Hasil penelitian didapat aspal terbaik hasil uji Marshall adalah campuran aspal modifikasi EVA. Sedangkan hasil pengujian ITFT didapat nilai Nf (jumlah repetisi beban maksimal) pada pembebanan 500 kPa adalah 10401 cycle, pada pembebanan 600 kPa adalah 6841 cycle, dan pada pembebanan 700 kPa adalah 1371 cycle. Besar nilai initial strain, initial stiffness, dan Nf-50 berturut-turut pada pembebanan 500 kPa adalah sebesar 119 µ€, 20503.5, dan 8701 cycle. Pada pembebanan 600 kPa adalah sebesar 180 µ€, 22115, dan 5492 cycle. Pada pembebanan 700 kPa adalah sebesar 294 µ€, 18337, dan 1271 cycle. Model persamaan yang dihasilkan dari hasil pengamatan ini adalah
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.