ANALISIS BANJIR TAHUNAN KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN WATERSHED MODELLING SYSTEM (WMS)

Bagas Hendi Pratama, Raden Roro Rintis Hadiani, Setiono Setiono

Abstract

Kota Surakarta dilewati oleh beberapa sungai. Akibatnya di Kota Surakarta sering terjadi banjir di apabila terjadi curah hujan yang tinggi. Untuk mengetahui debit banjir yang terjadi perlu dilakukan analisis secara hidrologi pada DAS. Untuk mengetahui luasan dan kedalman banjir yang terjadi perlu dilakukan analisis hidrolika pada sungai atau saluran. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui nilai Curve Number (CN) DAS Kota Surakarta, puncak debit aliran, potensi luasan, dan potensi kedalaman banjir. Pada penelitian Analisis pada DAS digunakan Watershed Modelling System (WMS) dan simulasi aliran menggunakan HEC-RAS. Debit yang dihitung merupakan debit aliran periode ulang 5, 10, 25, dan 50 tahun. Metode perhitugan debit aliran menggunakan metode SCS. Sungai yang dianalisis adalah Brojo, Gajah Putih, Grenjeng, Krembyongan, Pepe Hulu, Pepe Hilir, Premulung dan Wingko. Berdasarkan penelitian didapatakan CN DAS Kota Surakarta adalah 67,86. Debit puncak pada DAS paling besar, yaitu DAS Pepe Hulu didapatkan Q5 = 74,468 m3/s, Q10 = 91,475 m3/s Q25 = 110,393 m3/s, dan Q50 = 122,816 m3/s. Potensi luasan total banjir periode ulang 5 tahun = 539871 m2, 10 tahun = 82535 m2, 25 tahun = 1032881 m2, dan 50 tahun = 1091835 m2. Potensi Kedalaman banjir periode ulang 5 tahun = 5,09 m, 10 tahun = 5,57 m, 25 tahun = 8,02 m, dan 50 tahun = 8,23 m. Kelurahan Banyuanyar berpotensi mengalami luasan banjir paling besar dan kedalaman banjir paling tinggi.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.