STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BAMBU PETUNG SEBAGAI FIBER TERHADAP KUAT LEKAT BETON SERAT PASCA BAKAR
Abstract
Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui pengaruh penambahan variasi panjang serat bambu terhadap kuat lekat beton pasca bakar; (2) mengetahui ukuran serat bambu dan suhu pembakaran optimal yang menghasilkan kuat lekat maksimal pada beton serat pasca bakar. Penelitian menggunakan metode kuantitatif eksperimen dan teknik analisa data secara deskriptif. Variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah (1) Variabel bebas : (a) variasi penambahan serat bambu yaitu 20 x 1 x 1mm, 30 x 1 x 1mm, dan 40 x 1 x 1mm, (b) variasi suhu pembakaran yaitu 200oC, 300oC, dan 400oC (2) Variabel terikat : kuat lekat beton serat pasca bakar akibat penambahan variasi serat bambu. Benda uji penelitian ini adalah silinder sebanyak 64 buah dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang ditengahnya diberi baja tulangan berdiameter 12 mm, untuk menguji kuat lekat beton serat bambu pasca bakar. Hasil penelitian sebagai berikut, (1) Adanya penambahan serat bambu berpengaruh kuat terhadap pada kuat lekat beton pasca bakar. (2) Penambahan serat bambu pada beton dengan panjang 3 cm yang dibakar pada suhu 200oC menghasilkan nilai kuat lekat tertinggi, yaitu 42,047 kg/cm2.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
______.(1989). Standar Nasional Indonesia S-04-1989-F. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Bahan Bangunan Bukan Logam. Badan Standardisasi Nasional.
______.(1990). Standar Nasional Indonesia 03-1970-1990. Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan. Air Agregat Halus. Badan Standarisasi Nasional.
______.(1991). Standar Nasional Indonesia 03-2417-1991. Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles. Badan Standarisasi Nasional.
______.(1998). Standar Nasional Indonesia 03–4809–1998. Metode Pengujian Untuk Membandingkan Berbagai Beton Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul Terhadap Lingkungan. Badan Standarisasi Nasional.
______.(2004). Standar Nasional Indonesia 15-7064-2004. Semen Portland Komposit. Badan Standardisasi Nasional.
______.(2012). Standar Nasional Indonesia 7656:2012. Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat dan beton massa. Badan Standarisasi Nasional.
Atmajaya, F.R. (2016). Struktur Beton Pasca Kebakaran Terhadap Kuat Tekan Dan Karakteristik Beton. Jurnal Penelitian. Universitas Serang Raya. Diperoleh pada 2 Oktober 2018.
Asroni , Ali. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Morisco. (1996). Bambu sebagai Bahan Rekayasa. Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala Madya Fakultas Teknik UGM. Yogyakarta.
Mulyono, Tri. (2005). Teknologi Beton. Yogyakarta : Naviri Offset.
Pedoman Penulisan Skripsi. (2016). Surakarta : FKIP Universitas Sebelas Maret.
Sari D.W. (2013). Kinerja Beton Berserat Karet Pada Suhu Tinggi. Jurnal Penelitian. Universitas Riau. Diperoleh pada 2 Oktober 2018.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suhardiman, Mudji. (2015). Kajian Pengaruh Penambahan Serat Bambu Ori Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton. Jurnal Penelitian. Universitas Janabadra. Diperoleh pada 25 April 2018.
Tjokrodimuljo, K.I., (2000). Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit.
Wahyuni, E., Anggraini, R. (2010). Pengaruh Perbedaan Proses Pendinginan Terhadap Perubahan Fisik Dan Kuat Tekan Beton Pasca Bakar. Jurnal Rekayasa Sipil / Volume 4, No.1– 2010 ISSN 1978 – 5658. Diperoleh pada 19 September 2018.
DOI: https://doi.org/10.20961/jiptek.v12i1.28250
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Aryanti Nurhidayati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.